Gwen Khawla Zayeda

15.3K 1.3K 53
                                    

Aku datang lagiiiiii💅🏻

***

Kadang suka lucu sama hidup. Ketika kecil, ingin cepat-cepat beranjak besar. Ketika besar, ingin kembali ke masa kecil. Alasannya simple. Karena masa kecil lebih menyenangkan, katanya. Tidak ada beban pikiran dan beban hidup.

Sama halnya dengan gadis bernama Gwen. Ia sering kali mengeluh ingin kembali menjadi bocah kecil saja setiap kepalanya pusing dengan tugas-tugas sekolah.

Bagi Gwen, hidupnya waktu kecil lebih santai dan tidak perlu memikirkan apa pun selain bermain. Tapi ketika umurnya kian bertambah hingga menginjak di angka 17 tahun, Gwen merasa hidup terlalu cepat berlalu. Waktu begitu singkat terasa.

"Apa lagi sih, Gwen?" kesal ibunya yang sejak tadi melihat gadis itu mondar-mandir seperti setrikaan.

"Aku gak mau sekolah pokoknya. Aku pusing!"

"Kamu tuh ya. Ada tugas tuh dikerjain. Bukan ditumpuk. Sekarang malah ngeluh pusing."

"Masalahnya... aku gak mau satu kelompok sama Gandi! Mama tahu, tadi di UKS dia gangguin aku! Dia mesum! Bayangin aja kalau aku cuma berdua sama dia, bisa-bisa anak gadis Mama yang cantik aduhai ini diapa-apain," jelas Gwen dengan menggebu.

"Mana mungkin Gandi begitu. Mama kenal Gandi dari kecil loh. Dia anak yang kalem dan gak neko-neko. Apalagi sama kamu. Mana berani dia. Yang ada hidungnya mimisan duluan karena kamu hajar," balas ibu Gwen sembari menggelengkan kepala.

"Astagfirullah. Kenapa Mama gak percaya sih? Gandi gak sepolos itu. Aku bakal buktiin ke Mama kalau Gandi itu mesum!"

Gwen berlalu begitu saja meninggalkan ruang tengah di mana ibunya sedang menonton tivi. Wanita yang melahirkan Gwen itu hanya menghela napas dan tersenyum geli. Mana mungkin lelaki bernama Gandi yang dikenal baik olehnya itu berbuat kurang ajar pada putrinya.

Di dalam kamar, Gwen mengernyit kesal saat layar ponselnya menampilkan nama Gandi, lelaki yang beberapa menit lalu ia bahas dengan ibunya. Lelaki mesum yang mencuri ciuman pertamanya. Sialan.

Sejak sekolah menengah pertama, Gwen memang banyak dekat dengan lawan jenis. Bahkan banyak rumor yang mengatakan gadis itu playgirl karena setiap hari jalan dengan lelaki yang berbeda.

Tapi orang-orang tidak tahu pribadi Gwen yang sebenarnya. Ia mudah bergaul dan berteman dengan siapa saja. Tapi untuk meluluhkan hatinya, tidak ada yang berhasil sampai saat ini. Boro-boro playgirl, mantan saja Gwen tidak punya.

Gandi: Tugas Bu Meli udah gue kerjain. Lo berhutang sama gue, Babe.

Gwen memutar bola mata kesal. Apalagi pesan kedua yang Gandi kirim adalah stiker menjijikkan. Sial. Kalau saja tadi siang ia tidak menyuruh Greta masuk kelas dan meninggalkannya di UKS sendirian, mungkin Gandi tidak akan berani mendekatinya.

Ingatan Gwen kembali terlempar pada kejadian di sekolah.

"Lo yakin gak papa gue tinggal?" tanya Greta memastikan.

"Iya. Gue mau tidur. Lo masuk kelas aja. Masa bolos gara-gara gue," jawab Gwen.

Greta mengangguk pelan, lalu meraih ponselnya dari atas meja kecil di sebelah ranjang yang Gwen tiduri, kemudian pergi meninggalkan UKS.

Gwen memejamkan mata dan bergerak mencari posisi nyaman. Ia menghela napas berulang kali agar bisa tertidur. Apalagi suasana hening dan dinginnya AC juga membantu matanya kian memberat.

"Gwen," panggil seseorang.

Gwen sontak membuka mata dan menoleh. Gandi berdiri dengan kedua tangan yang masuk di dalam saku celana. Kemaja lelaki itu tidak dikancing sehingga memperlihatkan kaus putih polos di sana.

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang