In The Spotligh (End)

3.5K 495 9
                                    

Hugo mengangguk saat pelayan undur diri sambil menutup kembali pintu ruangan itu. Kini hanya ada Hugo dan Zehra di sana.

Hugo menelisik penampilan Zehra. Keningnya mengerut saat menatap bagian paha gadis itu yang terekspos bebas.

"Gini cara kamu balas dendam?"

"Kenapa? Ada yang salah?"

Zehra menunduk memperhatikan penampilannya malam ini. Menurutnya tidak ada yang salah dengan apa yang ia kenakan.

"Kalau pak Bagas tau apa yang kamu pakai malam ini—"

"Kalau papa tau berita panas tentang calon menantu pilihannya yang—"

"Harus berapa kali saya jelaskan kalau anak itu bukan darah daging saya?"

Zehra menggeleng. "Pokoknya aku gak mau terima perjodohan bodoh itu."

"Kamu benar-benar menguji kesabaran saya, Zehra."

Hugo beranjak tergesa, lalu mengangkat tubuh Zehra dan memikulnya di pundak. Zehra memberontak karena bisa merasakan ujung gaun di bokongnya terangkat sehingga bagian tubuhnya terkespos.

Hugo meraih jas yang tadi ia lepaska. Ia jadikan jasnya sebagai penutup bokong Zehra. Kakinya meninggalkan ruangan itu, lalu menuju lift yang akan membawanya menuju lantai paling atas dari kelab tersebut.

"HUGO! TURUNIN!"

Hugo menulikan telinganya. Ia semakin memeluk erat kedua paha Zehra. Bahkan ia mengabaikan keluhan pusing yang gadis itu suarakan.

Sesampainya di lantai paling atas, Hugo mengangguk pada pelayan yang menunggu di sana. Sebuah pintu terbuka dan Hugo masuk ke dalamnya. Masih dengan memikul tubuh Zehra di atas pundaknya.

"HUGO!"

Zehra memukul punggung Hugo sebagai bentuk pemberontakannya. Ia berharap Hugo peka dan melepaskannya. Tapi harap Zehra berujung sia-sia.

Tubuhnya terhempas ke atas kasur empuk. Zehra memegangi kepalanya yang benar-benar terasa pusing. Beberapa menit menunduk sambil memegangi kepala, ia kembali menaikkan pandangannya.

"BRENGSEK!" makinya dengan kesal kepada Hugo.

Bukannya marah, Hugo malah tersenyum miring. Matanya menatap tubuh Zehra yang begitu seksi malam ini. Ia menelan ludah. Tangannya mulai membuka kancing-kancing kemeja yang ia kenakan.

Zehra menatap apa yang Hugo lakukan dan berdecak. Ia tahu apa yang akan pria itu lakukan padanya. Ia mengenal Hugo bukan sehari dua hari. Tapi sudah 1 tahun.

Zehra melompat dari kasur. Ia berlari menuju pintu tapi sialnya benda itu terkunci rapat tidak bisa dibuka. Zehra memekik sambil memukul pintu di depannya membuat Hugo malah tertawa.

"Kamu gak akan bisa keluar malam ini, Zehra."

Zehra semakin memekik saat Hugo berjalan ke arahnya. Ia menggeleng kuat kepada Hugo. Bukannya berhenti, Hugo malah semakin mempercepat langkahnya.

Hugo mendekap pinggang Zehra. Dengan mudah pria itu mengangkat Zehra, lalu membawanya kembali ke kasur. Ia tindih tubuh gadis itu, kemudian mengendus kulit wajahnya.

Zehra menggeliat bak cacing kepanasan. Ia berusaha untuk melepaskan diri. Apalagi saat merasakan hembusan hangat napas Hugo, ia semakin gelisah.

"Saya ingin kamu menikmati hukuman malam ini," bisik Hugo.

Zehra memohon dengan nada memelas. Bukannya merasa kasihan, Hugo malah semakin terhibur dan bergairah. Memang agak lain pria satu itu.

"Lepasin, Hugo!"

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang