Dua

2.1K 341 15
                                    

"(Name), kamu diminta untuk menghadap ke ruangan atasan!"

Perkataan dari rekannya membuat (Name) yang awalnya sibuk dengan dokumennya mendongak. Ia mengangguk sekali dan beranjak dari bangkunya.

Atasan (Name) adalah seorang yang ia kagumi. Pria paruh baya yang masuh bisa diandalkan dan sudah menyelesaikan puluhan kasus. Selain itu dia juga adalah atasan yang hangat dan selalu merangkul semua bawahannya.

Mengingatkan (Name) pada sosok ayahnya yang sudah lama tiada.

Setelah mengetuk pintu dan diijinkan masuk, (Name) tiba di ruangan atasannya itu.

"(Name). Kemari, duduk." Eiji-atasan (Name)-menyambut dengan senyuman hangat.

(Name) menurut dan duduk di kursi yang sudah disediakan.

"Jadi kamu adalah salah satu yang menyelidiki masalah kematian tiga orang kemarin, benar?"

"Itu benar." (Name) mengangguk.

Eiji berdeham kecil, "Aku mendapatkan petunjuk baru bahwa tersangkanya mungkin adalah Rindou Haitani bersama rekannya."

Ah, nama itu. (Name) mengenalnya, semua orang di kantor kepolisian ini juga. Pria itu kriminal kelas atas dan buronan yang paling dicari.

Entah bagaimana caranya keparat itu bisa lolos terus dan belum mendapat hukuman mati.

"Aku ingin kamu menyelidiki dia. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin." Ucap Eiji.

"Aku?" Tanya (Name)  terkejut. 

Eiji tersenyum, "Kamu itu sangat bisa diandalkan, (Name). Aku rasa kamu paling cocok."

"Baik, akan aku laksanakan!"

"Dan oh, penyelidikan ini masih dirahasiakan dari anggota lainnya. Jadi bisa kamu tetap diam selama kamu melakukan tugas ini?" Tanya Eiji.

Untuk sesaat dahi (Name) mengernyit. Padahal awalnya ia ingin meminta bantuan Kiel. Tingkah Eiji juga sedikit aneh. Tapi (Name) enggan ambil pusing.

Ia segera berpamitan.

"(Name)-san!" Pekikan antusias itu terdengar diikuti pelukan di kakinya.

(Name) menunduk dan tersenyum cerah. "Wah, ada tuan putri. Apa yang dilakukan putri cantik ini di sini?"

(Name) mengangkat tubuh gadis kecil itu tinggi tinggi hingga sang gadis tertawa semakin keras.

"Hayo Elzy, mengganggu (Name) lagi ya?" Suara lembut itu membuat (Name) menoleh.

"Kaguya!" Sapa (Name).

Kaguya tersenyum sembari melambai kecil. "Aku baru mengajak Elzy pergi ke supermarket dekat sini. Jadi aku memutuskan mampir."

Kaguya adalah sahabat masa SMA (Name). Lucu mengingat dulu ia dan Kaguya bersaing mendapatkan Kiel. Kaguya lha yang menang.

Itu cerita lama, saat ini tidak ada perasaan lagi untuk Kiel di hati (Name). Baginya Kaguya memang yang paling cocok mendampingi Kiel.

"(Name), apa yang kamu bicarakan di dalam?" Kiel datang dan menepuk bahu (Name).

"Oh, itu bukan hal yang penting." Jawab (Name) teringat ia tidak boleh memberitahu hal ini pada siapapun.

(Name) mengecup gemas pipi gembil anak Kaguya dan Kiel membuat gadis kecil itu memekik girang.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Dokumen di meja kerjaku masih menumpuk." (Name) tersenyum sembari menepuk sekali punggung Kaguya.

(Name) menyempatkan menoleh dan melihat raut bahagia Kiel dan Kaguya. Ia tersenyum tulus. Ia harap suatu saat nanti tiba gilirannya untuk membangun keluarga kecil seperti itu.
........

Captive (Rindou Haitani x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang