Delapan Belas

1.9K 311 43
                                    

Eiji meronta kuat saat ia tau bahwa dua bawahan Haitani bersaudara menyeretnya menuju salah satu gudang terpencil di perbatasan kota.

Sampai di dalam, dua orang yang paling Eiji hindari berdiri dengan santai.

Ran yang asyik merokok sembari tersenyum manis ke arahnya, dan Rindou yang memasang tampang datar sembari menatap tajam Eiji.

"Ikat dia." Perintah Ran.

Eiji dipaksa duduk dan segera diikat dengan tali tambang.

"Ada apa ini, tuan? Selama ini aku tidak pernah gagal menuruti semua perkataan tuan!" Sentak Eiji.

"Santai sedikit, bisa gawat kalau kamu mati karena serangan jantung." Ran menghembuskan asap rokoknya.

"(Name) sudah menemuimu kan." Rindou buka suara. Eiji mematung. Ia diseret kemari karena (Name).

Kroco sialan itu.

"Dia benci sekali denganmu lho." Lanjut Rindou. "Namun memang dia itu malaikat. Dia memilih melupakan dendamnya padamu dan fokus denganku."

Rindou berdecak, senyumnya terkembang. "Benar benar gadis yang manis."

"Rin, ingat topik utamanya." Ran memutar bola matanya.

"Oh iya." Rindou lagi lagi teralihkan dan malah mengingat (Name).

"Intinya, kekasihku dan sahabatnya punya bukti kuat untuk menghancurkan karirmu. Dan kami punya bukti kuat juga untuk menghancurkan hidup putrimu."

Eiji mengepalkan tangannya. "Saya mengerti, saya akan lakukan apapun."

"Kamu cukup pintar ternyata." Rindou tersenyum meremehkan. "Keinginanku sederhana. Buat kasus kehilangan (Name) ditutup sepenuhnya. Buat seakan akan semua orang lupa bahwa (Name) pernah menjadi polisi."

"Saya bisa, tapi (Name) punya sahabat, dia-"

"Kalau maksudmu Kiel, dia sudah sepakat untuk setuju dengan keputusan (Name)." Potong Rindou.

Ia mengapit pipi Eiji dan memaksa Eiji menatapnya. "Cukup lakukan apa yang menjadi tugasmu."

Eiji merasa tubuhnya gemetar hebat. "Saya mengerti, tuan. Akan saya laksanakan."

"Bagus." Ucap Rindou angkuh.

Ikatan Eiji diepas danbpria itu diperbolehkan untuk pulang. Sialan, hidupnya benar benar sial.

Sesampainya di rumah Eiji dikejutkan dengan suara barang barang yang pecah. Dan sumbernya dari kamar putrinya. Buru buru Eiji membukanya.

Dan di sanalah putrinya meringkuk di pojok ruangan, menangis.

"Apa apaan ini?" Ucap Eiji menatap kamar yang sudah hancur berantakan. "Kamu sudah kehilangan akalmu?!"

"Ran tidak membalas pesanku. Dia juga tidak menjawab panggilan dariku." Putrinya berucap dengan suara gemetar.

"Aku sudah berikan semuanya. Mengapa dia mencampakanku?"

PLAK!

Eiji menampar putrinya. "Lihat! Kamu sudah seperti jalang tidak punya harga diri!"

"Itu karena aku sangat mengingkan Ran! Aku ingin dia bertekut lutut di kakiku."

Eiji menyeringai jahat. "Kalau mau Ran bertekut lutut padamu, serang yang menjadi titik lemahnya."

"Maksud ayah?"

"Hancurkan saja hidup adiknya seperti dia menghancurkan hidupmu." Jawab Eiji.

"Cukup bunuh kekasih Rindou Haitani. Dengarkan ucapan ayah ini. Ayah tau yang terbaik."

Captive (Rindou Haitani x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang