Dua Puluh Tiga

2K 325 48
                                    

Sudah seminggu sejak (Name) keluar dari rumah sakit dan hubungan (Name) dan Rindou juga berjalan semakin lancar.

Malam ini Rindou mengirim pesan bahwa ia akan pulang terlamat karena ada urusan. (Name) belum bisa tidur hingga akhirnya menunggu sembari menonton televisi.

Pintu apartemen terbuka membuat (Name) menoleh. Rindou masuk dengan kondisi sudah acak acakan.

"Rin, kamu pulang lumayan malam." Sambut (Name). "Kamu mau aku bantu siapkan air panas? Atau aku perlu hangatkan menu makan malam hari ini?"

Rindou hanya menatap (Name) dengan raut wajah datar. Pria itu berlalu begitu saja tanpa membalas ucapan (Name).

"Rin?" (Name) memasang wajah bingung.

"Bisa kamu diam?" Tanya Rindou ketus. "Sial, suaramu bikin aku pusing saja."

(Name) mematung dengan wajah luar biasa terkejut. Mengapa Rindou berkata seketus dan sedingin itu padanya?

"Apa kamu marah padaku? Aku ada salah ya?" (Name) belum menyerah. Ia mendekati Rindou.

"Ada, salahmu karena berisik padahal aku baru pulang." Ketus Rindou. "Hari ini tidur di kamarmu sendiri, aku malas mendengar suaramu."

Rindou masuk ke dalam kamarnya sembari membanting pintu dengan keras.

(Name) mengambil ponselnya dan menekan kontak seseorang dengan cepat.

"Halo, (Name)." Suara maskulin pria menyambut.

"Umm, maaf mengganggu nyaris tengah malam seperti ini, Ran." (Name) buka suara. "Aku hanya ingin tau apa Rin ada masalah di tempat kerjanya?"

"Tidak ada. Dia bahkan pulang sejak sore dan bilang ada urusan. Kalian pergi berkencan ya?"

(Name) semakin mematung dengan wajah tak percaya. Rindou pulang dari sore? Kencan?

"Habis Rin bilang tadi dia mau sekalian mampir membeli buket bunga ukuran besar. Kupikir kalian pasti kencan." Lanjut Ran.

"Y-ya. Kalau begitu aku tutup dulu ya." (Name) buru buru memutus panggilan.

Kencan? Buket bunga? Apa maksudnya?
.......

Pagi ini (Name) sibuk memasak sarapan saat Rindou keluar dari kamarnya dalam kondisi rapi.

"Rin, sarapannya sudah siap." Ucap (Name).

"Aku sarapan di tempat lain." Ucap Rindou dingin.

(Name) segera menoleh. "Dengan siapa?"

"Bukan urusan kamu. Berhenti ingin tahu soal semuanya." Rindou lagi lagi berkata dengan nada ketus.

(Name) mengepalkan tangannya. Urat kesabarannya mulai putus. "Aku kekasihmu kalau kamu lupa!"

"Ya. Statusmu hanya kekasihku." Balas Rindou penuh penekanan.

"Hanya!?" Sentak (Name) marah. "Kemarin juga kakakmu bilang kamu pulang sejak sore. Kamu ke mana?"

"Bukan urusanmu, (Name)!" Bentak Rindou.

Pria itu mendengus dan bergegas keluar dari apartemen dengan langkah lebar.

(Name) masih tidak percaya. Pria itu membentaknya?

"Ada apa sih dengannya!?" Umpat (Name) sembari mengarsir surainya.

Ponsel (Name) berdering membuat (Name) mengangkatnya dengan ogah ogahan.

"Hmm!?" Tanggap (Name) ketus.

"Wow, ada apa denganmu?" Suara Kaguya terdengar membuat (Name) menghembuskan nafas pelan.

"Ada apa?" Tanya (Name) enggan menjawab pertanyaan Kaguya yang sebelumnya.

Captive (Rindou Haitani x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang