Lima

1.9K 346 6
                                    

"Mikey, kamu tidak mungkin setuju begitu saja kan!?" Protes keras Sanzu utarakan beberapa detik setelah ia tau Rindou menawan seorang anggota polisi.

Iris Sanzu tidak lepas dari pria bersurai putih yang sibuk menikmati jajanan berbentuk ikan di tangannya.

"Mengapa tidak?" Sahut Mikey santai. "Rindou bilang dia bisa bertanggung jawab atas gadis itu."

"Tidak mungkin." Sanzu bergumam tak percaya. Sementara Rindou sudah menyeringai penuh kemenangan.

"Sanzu, kamu menggangguku menikmati makananku." Mikey menatap dingin Sanzu. "Rindou sudah bilang dia akan menanggung semua resikonya. Jika gadis itu mengacau, dia akan mati ditanganku sendiri."

"Kalau kamu sudah puas, enyah dari hadapanku." Ucap Mikey dingin.

"Dan Rindou, pastikan mainanmu tidak berbuat kericuhan." Peringat Mikey.

Rindou tersenyum penuh kemenangan, "Tenang saja, Boss."

Sanzu dan Rindou berjalan keluar dari ruangan Mikey. Rindou ingin pulang dan memastikan mainan barunya baik baik saja.

"Mau kemana? Kita ada janji dengan gadis gadis di diskotik." Tahan Sanzu.

"Urus saja mereka sendiri. Aku muak, mereka tidak menyenangkan." Ketus Rindou.

Pria itu beranjak sembari bersiul pelan membuat Sanzu mengernyit kesal dan mengumpat keras.
.......

Rindou tiba di unit apartemen bintang limanya yang berada di Roppongi. Itu adalah unit pribadinya. Beberapa pelayan segera menyambutnya.

"Boss." Pria yang merupakan salah satu bawahan Rindou mendekat. "Polisi wanita yang anda bawa sudah sadar. Namun sejak tadi ia menolak semua makanan dan minuman yang pelayan berikan."

"Aku akan mengurusnya sendiri." Jawab Rindou.

Rindou berjalan menuju sebuah ruangan dan membuka pintunya. Ruangan luas yang kosong dengan jendela besar yang menampilkan pemandangan kota Roppongi.

Di tengah ruangan itu terduduk wanita dengan penampilan yang sudah kacau. Tangan dan kakinya dirantai. Sebuah rantai juga melingkar di lehernya.

"Kamu seperti peliharaanku dengan benda di lehermu itu." Rindou mendekat dan mengapit pipi (Name).

"Peliharaanku yang manis." Bisik Rindou dan menghembuskan angin di telinga (Name).

(Name) sendiri tidak berniat menjawab. Tatapannya lurus ke depan.

"Kamu pendiam sekali. Setidaknya hibur aku sedikit." Keluh Rindou.

"Enyahlah ke neraka." Ucap (Name).

"Peliharaan yang manis tidak boleh berkata jahat pada tuannya." Rindou mendekatkan bibirnya dengan bibir (Name).

Buru buru (Name) membuang muka membuat bibir Rindou hanya menempel di pipinya.

"Aku ini penolongmu." Ucap Rindou. "Aku meminta pelayanku mengobati luka tembakmu, aku melepaskan rekan rekanmu, bahkan tadi aku membelamu di depan bosku agar kamu boleh hidup sebagai peliharaanku."

"Bukannya kamu harus tunjukkan sedikit rasa terima kasihmu?" Rindou melepas sarung tangannya hingga ia bisa langsung bersentuhan dengan kulit lembut (Name).

"Bunuh saja aku." Ucap (Name).

"Sayang, jika begitu tidak akan menyenangkan." Balas Rindou.

"Berhenti memanggilku sayang!" Teriak (Name) akhirnya habis kesabaran. "Asal kamu tau keparat, jika rantai di tanganku ini lepas, aku akan terjun dari sini agar aku tidak perlu melihat wajahmu yang membuatku muak!"

Captive (Rindou Haitani x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang