Tujuh

1.8K 338 9
                                    

Kiel mengepalkan tangannya, tatapannya menghunus pria yang duduk di hadapannya.

"Maaf. Bukannya saya tidak hormat. Tapi sudah hampir seminggu dan belum ada perkembangan sama sekali tentang kasus (Name)." Protes Kiel.

"Saya rasa kepolisian mulai harus fokus pada kasus ini. Terutama ini menyangkut salah satu kriminal yang sudah sejak lama diincar oleh kita!"

Eiji masih memasang wajah datar. "Kiel, kita semua berusaha. Namun kamu tau kan, hal yang harus polisi tangani bukan ini saja."

"Lagipula (Name) itu kuat, aku yakin dia bisa bertahan." Ucap Eiji.

"Tapi tetap saja kondisinya terakhirnya cukup memprihatinkan!" Protes Kiel.

"Itu salah kalian. Kalau aku boleh berkata jujur, kalian bahkan tidak bisa melindungi satu rekan kalian kan." Balas Eiji.

Kiel menggertakan giginya. Pria itu berdiri dan menggebrak meja kerja Eiji.

"Saya akan ucapkan untuk kesekian kalinya. Di tempat ini ada polisi kotor yang berkhianat dan membocorkan rencana kami." Geram Kiel.

"Lihat saja! Saya akan mencari orangnya. Dan saat ketemu." Kiel maju mendekat dengan tatapan menghunus tajam Eiji.

"Saya pastikan dia akan membayar atas apa yang ia lakukan pada (Name)." Desis Kiel dan beranjak meninggalkan ruang kerja Eiji.

Eiji duduk dengan gusar di kursinya. Pria tua itu menggigit jarinya. Sejauh ini dapat ia pastikan bahwa Kiel tidak sekuat (Name). Namun tetap saja, ini menyangkut sahabat pria itu.

Eiji harus waspada.

Jika (Name) berhasil lolos dan selamat, semuanya akan terancam hancur. Jabatannya, nama baiknya, dan putrinya juga.

Haitani tidak akan pernah mengampuninya. Jika bukan masuk penjara, maka ganjarannya adalah dibunuh oleh eksekutif organisasi kriminal paling sadis.

Keduanya sama sama buruk.

Eiji merongoh ponselnya dan mencari kontak Rindou. Buru buru ia menghubunginya.

"Halo Tuan Rindou. Ada sesuatu yang harus saya infokan."
........

(Name) mengaduk makan siangnya tanpa selera. Wajahnya menunjukkan bahwa saat ini ia sedang berpikir keras.

Sejak kemarin ia tidak ada bertemu Rindou, dan itu merupakan berkat bagi (Name). Namun ada sesuatu yang janggal.

Ia bermimpi bertemu seorang pria. Dalam mimpi itu ia mengenakan seragam sekolahnya.

Pria itu berdiri di jalan yang dulunya sering (Name) lewati untuk pulang ke rumah. Wajahnya tidak terlihat jelas. Namun (Name) tau pria itu tersenyum tipis ke arahnya.

Lalu warna matanya mengingatkan pada Rindou. Warna lilac yang cantik. Namun tatapan itu meneduhkan dan terasa menenangkan. Berbeda dengan tatapan Rindou yang selalu membuatnya muak.

"Kapan kamu akan mengingatku?"

Hanya mengatakan itu dan sosok itu lalu menghilang begitu saja. Dan (Name) terbangun dari mimpinya.

"Aku tidak mengerti." Gumam (Name) sembari bertopang dagu.

(Name) melempar tatapannya ke arah luar jendela yang menunjukan pemandangan gedung gedung tinggi.

"Dia itu siapa ya? Mengapa aku harus mengingatnya?" Gumam (Name).
.....

Rindou membereskan barang barangnya. Hari ini ia akan kembali ke Roppongi. Ia merindukan tawanannya. Ia ingin melihat wajah cantik itu.

Captive (Rindou Haitani x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang