Mengehelas nafas panjang, mataku terpejam menyisir rambut dengan sela sela jemariku.
"Haaaahhh.."
Bukan cuma sekali, sudah hampir dua jam aku disini. Duduk merenung memandangi lautan lampu dari atap rumahku.
"Apa aku sudah melakukannya dengan baik?"
Aku bergumam lantas menarik satu rokok dari kotaknya, lagi.
Entah sudah berapa banyak batang yg kuhisap malam ini. Hingga aku tak menyadari rokokku yg mulai habis."Tinggal satu?" Tanyaku pada diri sendiri.
"Disini lagi?"
Mendadak menoleh, suara tidak asing menyapa pendengaranku kala seorang gadis tiba tiba saja berdiri dibelakangku.
"Eoh.."
Menyesap kembali nikotine yg membuatku candu. Menerawang jauh kedepan, masa depanku seakan terbawa terbang bersama kepulan asap yg membumbung dan perlahan menghilang.
Masa mudaku sudah kugadaikan. Pikirku.
"Berhentilah merokok"
Suara lembut namun tegas itu kembali terdengar, aku tau dan hapal betul siapa pelakunya.
Nam Sera, Gadis yg hampir seluruh hidupnya ia gunakan untuk menggangguku.
"Semua yg terjadi memang harus terjadi, Kau sudah melakukan yg terbaik dan itu bukan salahmu" Cicitnya.
Aku lantas tersenyum lalu bangkit, mendengar itu kemudian aku berjalan pada tembok pembatas rooftop dan Sera mengikutiku.
"Jika bukan rokok, apa lagi yg harus kuhisap?" Aku menoleh padanya "Bibirmu?" Tanyaku menaikan satu alisku.
Sera bergeming, pandangannya ikut jauh terlempar kedepan. Awan berjalan diatas kepala kami perlahan, angin musim panas yg terasa sejuk membuat ia memejamkan mata lentiknya menikmati belaian demi belain dipermukaan kulitnya.
Dia cantik. Gadis dengan dagu terbelah dan tulang hidung setinggi sudut segitiga itu terlihat 2 x lebih cantik dari samping.
"Kau mau?"
Aku diam, Tak mengerti dengan apa yg Ia tawarkan.
"Kau mau bibirku?" Lanjutnya memperjelas.
Pandanganku belum beralih dari wajah cantiknya. Dia bertanya atau menawarkan sebenarnya aku tidak begitu paham, tapi jika ditawari aku juga tidak akan menolak bibir itu kendati dia adalah sahabat sekaligus tetanggaku.
"Boleh?" Tanyaku.
Matanya perlahan terbuka, tak langsung menoleh kepadaku. Kemudian menggeram pelan.
"Ckk, jangan bertanya kalau tidak mau menjawab" cibikku karena tak mendapatkan jawaban dan kembali menatap kosong kedepan.
Kurasakan dari ekor mataku dia bergerak mendekat kearahku dan meraih sisi pundak kananku.
"Kenapa?" Aku menoleh.
Pandangan kami bertemu seolah menyapa. Kuamati mata indah hitam legam itu tanpa jeda seakan tak rela jika harus kubuang waktuku hanya untuk berkedip.
Nam Sera. Nama yg indah tersemat pada gadis yg lebih indah.
Aku sadar, hati ini selalu bergetar tidak diambang kewajaran saat tengah bersama dirinya. Menggenggam tangannya adalah salah satu hal yg membuat Taman bunga dihatiku bermekaran.Sera terdiam, menjawab bukan dengan kata pertanyaanku tadi melainkan dengan sebuah tindakan.
Dia menciumku. Dibibirku
Mata indahnya terpejam dengan bibir yg ia bawa menpel pada milikku. Dia bahkan rela berjinjit untuk menggapai dan menyatukan kedua bongkahan lembab milik kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS ONESHOOT (18+)
RomanceDisini semua akan terungkap. Semua sisi yg bahkan belum kita ketahui. Perselingkuhan, kesetian, tawa, airmata dan bercinta 💦 Happy reading 💜