Nafas keduanya naik turun saling bersaut-sautan mengiringi kegiatan mereka.
Ara, gadis yg memulai semua kejadian penuh gairah itu sudah berada tepat diatas pangkuan sang pria.
Cecapan silih berganti dari kedua bibir sejoli itu terdengar begitu intens dan terkesan tidak sabaran.
Ahhh
Lidah basah Jin beralih pada leher bebas milik Ara, membuat dada Ara sedikit membusung menikmati sensasi geli dan nikmat yg bersamaan.
"Haruskan aku pesan kamar?" Jin berhenti namun lengannya masih ia bawa melingkar pada tubuh mungil dipangkuannya.
"Haruskah??" Ara mengerlingkan mata menggoda dengan nafas terengah.
Jin meraih handphone pada dasbor mobilnya.
Tolong siapkan 1 kamar vip untuk ku malam ini.
Jin menekan tombol merah dan meletakan kembali ponselnya.
"Kamu mau terus duduk seperti ini?" Tangan Jin mengelus punggu Ara dari dalam pakaian yg ia kenakan.
"Apa bisa??"
Jin tersenyum sebelum mencium bibir a
Ara sekilas."Bisa, tapi sepertinya setelah itu kita akan menginap dikantor polisi alih - alih hotel"
Ara sedikit tertawa dan perlahan berpindah duduk dengan bantuan Jin.
●●●
"Saat di klub tadi kamu terlihat seperti tidak menyukai ku tuan Jin"
Ara meletakkan tasnya pada meja nakas tempat tidur, ia melihat sekeliling kamar yg Jin pesan untuk menghabiskan malam mereka.
Kasur berukuran besar menghadap pada jendela kaca lebar yg langsung menyuguhkan pemandangan malam kota dari ketinggian lantai 8 hotel mewah tersebut menambah kesan eksotis.
Jin menoleh sembari melepas kancing pada lengan bajunya.
"Siapa yg bilang?" Jawabnya "Jung membawamu karena memang aku yg minta" Jawab lelaki itu sambil berjalan mendekati Ara yg berdiri kagum didekat jendela.
Ara memandang Jin dengan tatapan bingung "Untuk apa?"
"Nothing, aku hanya tertarik saja padamu" Jin berhenti tepat dihadapan Ara yg masih mematung.
Perbedaan tinggi yg cukup signifikan membuat Jin sedikit menundukan kepalanya.
"Apa bisa kita mulai?"
Sejurus kemudian Jin memutar tubuh Ara untuk menghadap pada jendela dan membelakanginya.
Jin merapat hingga Ara dapat merasakan tubuh mereka saling menempel dan hanya tersekat oleh pakaian yg masih mereka kenakan.
Ahhh
Jin mencium tengkuk Ara lembut, mata Ara terpejam menikmati sensasi baru saat bibir tebal prianya mulai mengeksplor setiap inci kulitnya.
Tangan kekar Jin ia bawa bertumpu pada sisi kiri Ara sedang tangan lainnya mengusap wajah Ara secara sensual setelah berhasil membalik tubuh Ara agar menghadapnya.
"Aku sudah lama tertarik pada mu Kim Ara"
Ara hanya diam saja saat Jin membisikan kalimat tersebut. Rasanya seperti tidak dapat ia percaya, laki - laki berwajah tampan dan mapan ini (kelihatannya) tertarik pada gadis biasa saja sepertinya.
"Kita bisa mulai dari awal, anggap saja kita baru kenalan dan pdkt, kita bisa jadian kapan saja saat kamu sudah mulai menyukai ku" lanjut Jin
"Kamu belum pernah pacaran kah sebelumnya?" Balas Ara "Tidur bersama itu bukan urutan pertama untuk pdkt tahu"
Jin terkekeh, melihat bibir Ara yg mengerucut namun tidak juga menolak, membuat laki - laki itu yakin sepertinya akan mudah mendapatkan hati gadis ini.
Jemari Jin kembali bergerilya, perlahan ia membelai sisi wajah Ara dengan lembut.
Dari rahang kemudian ia berhenti sejenak mengusap bibir kemerahan Ara.
Jin memasukan jari telunjuknya kedalam mulut Ara dengan hati - hati.Ara menyambutnya kemudian dengan perlahan ia menghisap jari itu dengan sensual, mata keduanya bertemu.
Jin merasa ada sensasi geli saat lidah basah Ara mengenai jemarinya, rasanya seakan ada sesuatu yg menggelitik kala Ara menghisapnya perlahan.
Aahhh
Jin bergerak dengan pasti, usai puas bermain dengan bibir sang wanita ia kemudian mengangkat satu kaki Ara untuk mengait pada pinggangnya.
Mereka kembali berciuman, lebih dalam dan membara dibanding saat mereka melakukannya dimobil tadi.
Kedua tangan Ara mengalung pada leher menahan keseimbangan tubuhnya pada sang pria.
Aahh
Desahan kembali terdengar kala bibir Jin berjalan menyusuri tubuh Ara, kening pipi hidung mata bibir dan leher tak luput dari kecupan Jin yg menggairahkan.
Berciuman cukup lama membuat Jin seakan tak pernah puas, lembut dan manis bibir Ara akibat jejak alkohol yg tertinggal beberapa waktu lalu membuat laki - laki itu semakin hilang akal.
Satu gerakan saja Jin membalik tubuh Ara untuk memunggunginya lagi.
Tangannya dengan cepat membuka pengait pada rok pendek yg Ara kenakan.
Srekk
Semua pakaian Ara sudah tanggal, kemudian dengan inisiatif sendiri Ara ikut menelanjangi Jin yg masih berpakaian dengan lengkap.
"Bukankah tidak sopan jika hanya aku yg telanjang" Ara tersenyum mengoda dan satu persatu melucuti pakaian Jin.
"Yah baby, terushh"
Jin mendongak kala merasakan permainnya bibir Ara pada penisnya.
Ara berlutut didepan Jin yg menahan tangannya pada kaca jendela. Jin meringis, pemandangan dibawahnya sungguh indah, mulut kecil yg tersumpal benda tumpul miliknya sangat amat menggoda dimatanya.
Seakan tanpa beban, Jin yg sudah tidak sanggup menahan diri dengan mudahnya menarik dan mengangkat Ara kearah ranjang.
Bruk
Dengan perlahan Jin meletakan tubuh mungil Ara.
"Boleh kita mulai?" Jin bertanya tanpa mengalihkan matanya pada wajah cantik Ara, Ara mengangguk.
Jin bangkit dan menarik sisi laci pada nakas, disana sudah tersedia beberapa macam kondom dengan varian banyak rasa dan jenisnya.
Mata Ara tak bisa lepas dari gerak gerik Jin kala lelaki itu membuka bungkus kondom dengan giginya, jakunnya yg naik turun, hidungnya yg macung serta matanya yg terlehat sayu membuat Ara terpesona kesekian kalinya.
"Aku mulai ya?" Jin merangkak keatas tubuh Ara yg terkulai tak berdaya seakan pasrah dengan apapun yg akan Jin lakukan padanya.
Ara menganguk.
"Kalau kamu tidak nyaman, katakan padaku maka aku akan berhenti" Pinta Jin lembut sebelum kepala penis itu masuk kedalam milik Ara.
Aahhh
Desahan Jin lolos pertama saat benda tumpul itu berhasil masuk seluruhnya.
"Tahan dulu aku akan bergerak" Ara menggigit bibir bawahnya merasakan benda asing masuk kedalam dirinya setelah sekian lama.
Ia cukup ingat, seks terakhirnya kira - kira 11 bulan yg lalu bersama mantan pacaranya.
"Pelan - pelan, hampir 1 tahun aku tidak melakukan ini" Jin tersenyum senang mendengar permintaan Ara. Setidaknya ia yg pertama yg memasukinnya setelah sekian lama, mulai sekarang dan seterusnya hanya dia yg bisa menyentuh Ara selamanya.
"Aku akan bergerak sepelan mungkin tapi aku tidak janji akan bertahan berapa lama kelembutan ku itu"
Ara menelan ludahnya payah, ia tidak menyangka malam ini akan menjadi malam yg panjang untuk mereka berdua.
"Bisa kau pelan? Aku merasa akan terbelah jadi dua jika kamu mengoyakku seperti harimau, Jin"
Dasar buas
Raarww
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS ONESHOOT (18+)
RomanceDisini semua akan terungkap. Semua sisi yg bahkan belum kita ketahui. Perselingkuhan, kesetian, tawa, airmata dan bercinta 💦 Happy reading 💜