Selalu seperti ini.
Pagi selalu saja datang terlalu cepat. Seingatku baru pukul 4 tadi aku memejamkan mata tiba-tiba matahari sudah mulai meninggi.
Apa tidak bisa waktu berjalan lebih lambat lagi?
Aku masih ingin begini, seperti ini.
Memeluk dari belakang sesosok gadis yg baru saja kugagahi beberapa jam yg lalu.
Dengan tubuh polos dibalik selimut rupanya Hanna masih terpejam. Tidurnya sepertinya nyeyak dan nikmat aku jadi ingin menganggunya. Lagi
"Noona.."
"Noonaaa.."
Tubuh mungil itu menggeliat. Perlahan aroma camomile menguar menyapa penciuamanku.
"Noona, sayang.."
Kurapatakan pelukanku dan sesekali mendusal pada tengkuk Hanna mencoba mencuri semua aroma-aroma candu bak nikotine yg keluar dari tubuh nya dan menghirupnya dalam-dalam.
"Sudah pukul 10 pagi"
Ucapan terakhirku nyatanya cukup membuat Hanna membuka matanya terpaksa. Badannya bergerak kecil tanpa ada niat untuk bangun dari tempat tidurku.
"Aku masih punya waktu 1 jam, kumohon jangan ganggu aku. Yoon"
Hanna memelas mencoba menarik selimut yg tersingkap untuk kembali menghangatkan tubuh bagian atasnya.
"Aku tidak mengganggu mu"
"Bagus. Lalu biarkan aku tidur"
Aku tersenyum, Suara parau Hanna membuatku terlena. Sepertinya akan sangat merdu jika itu adalah sebuah desahan layaknya yg kudengar tadi malam.
Sepertinya akan seru jika aku mendapatkan sarapanku diatas tempat tidur ini, sekali lagi aku ingin mengganggunya.
Tangan ku kembali memeluk Hanna.
Dengan pelan kuusap perut rata itu dengan gerakan acak dan kadang melingkar. Bibirku tak tinggal diam mengecup seluruh tubuh bagian belakang Hanna yg terexpose menggoda.
Merasa tidak mendapatkan respon yg signifikan aku kembali menjalankan aksiku lebih giat lagi. Gerakanku patah-patah dan sesekali kubelai perutnya dengan jari jemariku perlahan.
Naik naik, perlahan semakin naik kearah gundukan kenyal yg amat sangat aku sukai.
Gumpalan daging itu sungguh sangat lembut dan juga kenyal, hampir mirip dengan squsi namun ini lembih padat dan berisi.
Aku menggilai kedua sisi gumpalan daging ini.
Dengan gerakan sedikit meremas kurasakan nipple itu mulai mengeras. Sesekali kiputar dan ku pilin perlahan memainkan keduannya.
Walau terlihat biasa saja tapi respon tubuh Hanna tidak bisa berbohong. Aku yakin dibawah sana juga sudah sangat basah
"'Yoon.." panggilannya lirih
"Ya?" Jawabku masih sibuk mengusak lembut kedua payudara Hanna.
"Aku lelah, kamu mengertikan?"
"Aku tau" kuputar tubuh Hanna dengan mudah hingga dia berbalik menghadap padaku.
"Kamu diam saja biar aku yg berkerja jika kamu lelah, Noona"
Senyum asimetris kusuguhkan ketika mendapati Hanna tidak menolak apa yang perlahan aku lakukan pada tubuh mungilnya.
Kini wajah kami sudah saling berhadapan. Kuamati sesaat wajah sayu dengan mata yg menyipit ini dengan seksama.
Hanna begitu cantik dengan wajah kecil dan pipi yang penuh. Wanita yg sudah hampir 1 tahun menjadi obat bagiku ini begitu indah disetiap sisi aku melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS ONESHOOT (18+)
RomanceDisini semua akan terungkap. Semua sisi yg bahkan belum kita ketahui. Perselingkuhan, kesetian, tawa, airmata dan bercinta 💦 Happy reading 💜