sedikit lebih dekat

53.9K 2.8K 12
                                    

Dalam taksi Daniel terus menanyakan kabarku apakah aku baik baik saja, aku harus pergi kedokter, itu yang diucapkan Daniel berulang ulang, aku meyakinkan dia bahwa aku tidak apa apa tidak ada yang terluka.

Sejak kejadian itu Daniel menjadi perhatian padaku dia tidak nakal lagi dan tidak bicara kasar lagi, aku menyukai perubahanya.

***

Tommy POV

Hari ini kepalaku serasa mau pecah, Migren ini selaluh muncul disaat yang tidak tepat, aku menunduk di meja kerja sambil memijit kepala ku sendiri namun rasanya masi tetap sakit.

"Bapak tidak papa...??" Putri, sekertarisku yang ini memang perhatian

"Bapak istirahat saja dulu, biar Rio nanti yang memimpin rapat pak tommy sudah bekerja keras mungkin kecapaian" aku menyiakan ucapan putri, kondisiku sekarang memang tidak memungkinkan melanjutkan pekerjaan.

Putri datang mendekati ku, ia mengulurkan tanganya dan memijit kepalaku, sadar dengan apa yang dia lakukan aku langsung menepiskan tangnnya "apa yang kamu lakukan, ini kantor"

"Eh.... ma... maaf pak" kini dia menjadi salah tingkah,

"Tolong tinggalkan saya sendiri" mendengar ucapan ku dia langsung pergi, ada raut ketakutan dalam mukanya.
Ahh masa bodoh lagi pula aku atasanya tidak sepatutnya dia melakukan itu padaku.

Apakah hal tadi bisa dikatakan pelecehan terhadap pria, dia tadi menyentuhku.

Kini aku dalam perjalanan pulang, masa pulang kerja sudah kutunggu sejak beberapa jam yang lalu sebenarnya aku boleh keluar masuk kantor sesukaku toh perusahaan ini milikku sendiri, tapi aku bukan bos yang seperti itu aku lebih memikirkan karyawanku, aku tidak ingin karna ketidak disiplinan ku dalam bekerja karyawanku harus menanggung pekerjaan ku apalagi Rio dia sudah bekerja keras, aku tidak mau menambah bebannya lagi.

Sampai rumah suasana sepi yang kulihat hanya Bik Asih sedang memanaskan makanan,

"Kamu tidak papa nak tommy, mukamu pucat lohh...." ucap Bik Asih padaku, apakah benar mukaku pucat entahlah aku tidak sempat bercermin tadi.

"cuma sakit kepala Bik, mungkin karna kecapekan, apa anak anak sudah tidur....?

"Sudah nak, nak tommy mau kubuatkan wedang jahe..??"

" Boleh bik tapi jangan terlalu manis, saya mau mandi dulu bik"

Aku berlalu meninggalkan Bik Asih, saat menaiki tangga aku berpapasan dengan Luna aku sempat meliriknya sebentar dia berjalan sambil mengikat rambutnya, menyadari aku ada didepanya dia berhenti, aku tidak mau situasi canggung ini menyelimuti kami maka ku acuhkan dia aku berjalan lurus menaiki anak tangga.

Luna POV
Dia tidak melihatku, dia berlalu begitu saja, ingin rasanya air mata ini jatuh tapi kutahan karna di situ ada Bik Asih yang memperhatikan kami, aku kuat hanya karna dia tidak melihatku saat berpapasan apa aku harus menangis, ini masalah sepele bukan, ku kuatkan sendiri hatiku.

"Bibik sedang buat apa....?

"Wedang jahe, buat nak tommy kasian dia sedang sakit.."

Ada yang aneh dalam diriku saat aku mendengar bahwa kak Tommy sakit, "sakit apa bik...?"

"Kalau kamu memang mencemaskanya lihat sendiri di atas ndok, nih sambil bawa ini buat saumimu..." bik asih menyerahkan cangkir yang berisi wedang jahe padaku.

"Ahhhh ngk mau lah bik, bibik saja yang naik" aku mengeser cangkir ke arah bik Asih pertanda tidak mau.

"Nak luna, bibi tau kamu mengharapkan keluarga yang harmonis, dan mendapatkan keluarga yang harmonis itu butuh perjuangan, nah anggap saja secangkir wedang jahe ini awal perjuangan kamu....." bik Asih memberikan cangkir lagi padaku.

Akhirnya dengan malas aku mengambil nampan menaruh wedang diatas nampan, aku sempat ragu untuk naik ke atas kulihat sejenak Bik Asih sepertinya beliau menyembunyikan tertawanya, senang sekali Bik asih mengerjai orang.

Ku ketuk pintu kamar kak tommy pelan, namun tidak ada respon aku putar knop pintu ternyata tidak di kunci, masuk tidak masuk tidak hatiku slalu berkata demikian
Ini sepertinya babak yang mendebarkan dalam hidupku, cahaya dikamar ini memang tidak terlalu terang hanya beberapa lampu yang di nyalakan namun aku dapat melihat jelas kak tommy yang duduk di tepi ranjang sambil memijat pelipisnya dia sudah berganti pakaian sepertinya baru selesai mandi.

"Per... per misi...." ya ampun kenapa sekarang aku jadi azis gagap, "aku membawakan wedang jahe untuk kak tommy" akhirnya aku berhasil menormalkan ucapanku

Yang ku dengarkan hanyalah bunyi gumahan tak jelas, aku taruh cangkir di meja mungil dekat ranjangnya, aku tidak tega melihatnya memijit mijit pelipisnya pasti sakit sekali kepalanya.

Tanganku tanpa sadar bergerak ke arah kepalanya, memijit disana, ku lihat dia mulai tenang tangannya sudah tidak memijit pelipisnya lagi, apakah dia menikmati pijatanku ini.

Dia mendongak keatas kearahku seperti mendapat hujaman seribu panah mataku dan matanya bertemu, bunyi apa ini, apa ini bunyi detak jantungku, ya'allah jangan sampai kak tommy mendengar detak jantungku ini.

Tommy POV
Rasany nyaman sekali bila kepalaku di pijat seperti ini, ini tidak dosakan lagipula yang menyentuku istriku sendiri.

aku mendongak ke atas, ku temukan mata Luna mata yang hitam bening, aku terus memandang mata itu mata yang indah aku seperti mendapat kepuasan tersendiri saat melihat matanya.

my wedding storys (END VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang