Luna POV
Hari ini suamiku dan anak anak akan pergi ke thailand aku dan bik Asih telah menyiapkan semua barang dan keperluan yang akan mereka pakai di Thailand nanti, sebelum kak tommy pergi aku mencium tangan nya dan tidak lupa aku mengingatkan dia untuk memeberi kabar bila dia sampai nanati, kak tommy hanya mengiyakan ucapanku dan dia langsung bergegas masuk mobil, tidak adakah niat dia untuk mencium kening ku, ahh sudahlah untuk apa aku memikirkan itu...
Saatnya aku berangkat kuliah, aku jalan menuju halte bas tidak menunggu lama bas pun sudah di depan mata.
Perjalanan dari rumah kekampus hanya memebutuhkan waktu dua puluh menit saja itupun kalau jakarta tidak macet.
***
Aku membolak balikkan hpku berharap menunggu telfon dari kak tommy, kenapa belum ada kabar juga padahal ini sudah jam lima.
Akhirnya aku menyerah, aku mengirimi dia pesan singkat"Kak tommy aku menunggu kabar darimu apa kakak sudah sampai.....??"
Menunggu lama namun hp ku tetap membisu tidak ada balasan darinya, aku sudah lelah sekarang aku mengantuk sofa ini rasanya begitu nyaman tak lama pikiran ku melayang ke arah bawah sadarku.
Author
Helena kecil dan luna kecil berlari lari menghampiri mamanya mereka saling berebut untuk dapat sampai duluan,
"Mah lihat ini..." ucap luna sambil menyodorkan rapot hasil ujian
Dengan raut muka yang malas linda menerima rapot, dilihatnya nilai luna ternyata mendapat nilai teratas semu tapi raut mukanya biasa saja tidak ada espresi.
"Mamahhh lihat nilai helena mahhh......" teriak helena dari kejauhan sambil berlari lari.
Melihat itu raut muka linda berubah sumringah, rapot luna ditaruh dimeja begitu jasa tanpa ada penilaian dari linda, sedangkan linda yang mengetahui nilai Helena bagus langsung mengendong Helena kegirangan.
Luna merasa sakit hati dengan sifat mamanya yang lebih sayang Helena daripada dirinya, ia menangis sendiria ditaman tanpa ada yang mengetahui.
Luna POV
"Mimpi lagi" entah suda berapa kali aku memimpikan mama, kenapa mimpi itu selalu datang menghantui ku belakangan ini. Aku mengambil hp yang ada di laci, kubuka menu tidak ada pesan yang masuk dari Kak Tommy aku menghela nafas panjang.
Baru memejamkan mata lagi aku sudah digangu dengan nada telfon pribadi, dengan malas aku mengangkat telefon entah dari siapa, tanpa melihat nama aku meletakkan telfon ke telinga ku.
Sekarang aku sudah berada di rumah sakit tempat mamahku dirawat, yah telfon tadi adalah telfon dari mbok ija pembantu mamah, beliau memberitahukan bahwa mama pinsan di kamar mandi dan dilarikan kerumah sakit sedangkan dirumah tidak ada siapa siapa papa sedang dines diluarkota.
Aku kaget mendengar keadaan mamah, dokter bilang mama menderit leokimia sejak lama dan membutuhkan donor sum sum tulang belakang, karna belum ada pendonor mama bertahan hidup dengan melakukan cuci dara satu minggu tiga kali, ya'Allah apa yang harus kulakukan.
Aku melihat wajah mamahku, damai tenang itu yang kulihat dalam pandanganku, kupegang tanganya yang lemah dan kucium itu hal yang tidak pernah ku lakukan sejak enam tahun lalu sejak kejadian tragis yang disebabkan olehku, teringat masa kecilku saat aku sakit dan mamah merawatku.
Entah sejak kapan air mataku mengalir deras sedangkan tanganku masih mencium mamah, aku menaruh tangan mamah pelan pelan, aku pergi keluar menjumpai dokter kutanyakan apakah sum-sum tulang belakangku cocok denganya.
"Kemungkinan cocok, Luna mengingat kau adalah putrinya besok soreh kita akan melakukan serangkain tes jadi persiapkan dirimu..."
"Baik dokter..."
Allah dia adalah mamaku orang yang melahirkanku, ijinkan aku melakukan ini ya'Allah.
***
Dokter andre melalukan serangkaian test padaku, mulai dari test darah dan test sebagainya yang aku sendiri tidak paham.
Dan disinilah aku sekarang berbaring di tempat tidur rumah sakit, yah dokter bilang hasilya cocok, setelah melihat kondisiku sehat dokter menyarankan ku segera melakukan operasi.
Aku meraih hp ku di atas meja, karna dari tadi berdering ku tekan tombol yess
"Hallo....!!" Suaraku pasti terdengar jelek di dalam telfon karna aku dari tadi tidak berhenti menangis
"Hai, maaf aku baru menghubungi...!!" Aku merindukan suara ini, suara kak tommy
"Tidak papa aku tau kak tommy sangat sibuk" nada suara ku masih tidak berubah, aku berusa menormalkan suaraku tapi ini lah yang standart masi terdengar serak
"Apa kau baik baik saja"
Seorang suster datang padaku dan menyuruhku bersiap siap, mau tidak mau aku harus menutup telfon ini
"kabarku baik, maaf kak aku harus mematikan telefon kakak, aku sedang ada hal"
"Ohh yah baiklah" hanya itu yang di ucapkan aku harap dia tidak kecewa
"Hmm jaga dirimu dan anak anak jangan lupa makan" langsung ku matikan hp ku.
Seorang tim medis datang dan membawa ranjang yang kutiduri kearah ruangan operasi, dokter andre mengingatkanku agar aku jangan tegang semua akan berjalan dengan lancar.
Kulihat di seberang sana tim medis lainya sedang menangani mamahku' dalam hati aku terus berdoa aka mamahku bisa terselamatkan.
Lampu diatas kepalaku kini menyalah dengan terang hingga membuatku tidak bisa membuka mata, aku merasakan ada benda tajam yang menusuk anggota tubuhku. Perlahan lahan benda itu meguasaiku membuatku tidak sadar diri.#Sejahat jahatnya seorang ibu kandung, beliau adalah ibu yang baik karna mengijinkan kaki kita berpijak di bumi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
my wedding storys (END VERSION)
RomansaHidupku terombang ambing seperti layang layang yang putus dari benangnya, tidak tahu arah dan tujuan. Namun semuanya berubah saat kakak ku Helena memintaku untuk mengantikakan posisinya sebagai seorang ibu dan seorang istri, ku kira semuanya akan ba...