......

53.1K 2.5K 45
                                    

Part ini ngebosenin bangett, soal'y wkt nulis otak lg ngebleng......

Sorry yah....

Pagi ini badanku terasa tidak enak bahkan aku sempat muntah muntah, namun tidak menyurutkan niatku untuk berangkant kuliah aku duduk di meja makan bersama Daniel hari ini ada yang kurang aku tidak melihat kak tommy duduk di kursinya, kemana dia

"Nak tommy semalam telfon, dia tidak bisa pulang karena perusahaanya mengalami masalah" ucap bik asih sepertinya beliau tau pertanyaan yang menganggu batinku.

Kak tommy benarkah perusahaanya mengalami masalah atau dia sengaja tidak pulang untuk menghindariku, astaga aku tidak boleh berfikiran buruk seperti itu.

Karena kak tommy tidak ada, aku yang menggantikan pekerjaanya mengantarkan Daniel kesekolah, hanya mengantar ke sekolah pekerjaan yang tidak berat bukan..? Sampai di sekolah Daniel dia mencium tanganku dan kedua pipiku aku tersenyum melihat tingkahnya, Daniel sekarang menjadi anak yang manis tidak seperti dulu yang suka memberontak, setelah kupastikan dia memasuki gerbang sekolahnya aku lalu melanjutkan perjalanan ke kampus.

Tommy POV
Hari ini aku memenuhi panggilan polisi terkait kasus Rusdi, ternyata tidak aku saja yang ada di kantor polisi sejumlah karyawan juga berada di sini baik mereka yang bersetatus sebagi saksi ataupun korban, aku melihat wajah yang tidak asing Putri dia tersenyum ke arahku aku balas senyum balik ke arahnya.

Setelah berjam jam akhirya aku dan sejumlah saksi lainya diperbolehkan pulang.

"Putri...!!" Orang yang kupangil lantas menghentikan langkahnya

"Bapak memanggil saya...." walaupun dia bukan karyawanku lagi aku masih mendengarkan nada sopan yang diucapkan padaku.

Kini aku dan dia berjalan berdampingan "ayo kita makan siang bersama...." tawarku

"Bapak serius.... nanti binik marah lohh..."candaya sambil tertawa, jujur senyum dia sangat manis.

"Enggak..... ayolah aku yang traktir" kini nadaku seperti memaksa, dan akhirnya dia menganguk setuju, kita pergi menaiki mobilku setelah berdiskusi lama dengan putri akhirnya kita memutuskan makan di restoran dekat suatu universitas, di restoran ini memang terkenal menu makan siangnya yang enak.

"Rencananya kamu mau kerja dimana...??" Ucapku sambil melahap nasi.

"Belum tau pak, tapi saya masih fokus dengan perusahaan perusahaan yang ada di jakarta agar tidak jau dari keluarga"

"Kalau begitu kembalilah ke perusahaan saya, perusahaan masih membutuhkanmu put...."

"Tapi saya sudah mengirim surat pengunduran diri saya pak..."

"Dan saya belum menyetujuinya" mendengar itu di tertawa "mulai besok kamu sudah bisa kerja"

"Idih bapak saya kan belum menyatakan setuju.."

"Kalau begitu saya memaksa..." putri tertawa mendengar ucapanku, aku melihat dia wajahnya manis make upnya tidak terlalu tebal dan badanya yang mungil menjadikan dia sosok yang mengemaskan.

"Kenapa bapak lihatin saya seperti itu nanti naksir lohhh..." godanya sambil tertawa

Aku tersadar dari lamunanku malu juga bila ketahuan sedang mengamatinya "ngak papakan naksir, kamu juga belum ada yang punya...." kulihat mukanya bersemu merah, aku baru tau kalau dia sosok yang pemalu.

"Bapak bisa saja nanti saya laporkan polisi atas tuduhan membuat anak gadis GR, baru tau rasa....." mendengar ucapanya aku lantas tertawa denganya, aku suka gadis ini dia lucu.

Pembicaraan kami melebar sampai tentang kehidupannya ternyata dia dulu dari orang tidak mampu, ia pernah disuruh keluarganya berhenti sekolah saat SMK dan menyuruhnya bekerja namun putri tidak mau, karena keluarganya tidak membiyayai sekolah putri dia mendapat beasiswa murid berprestasi maka dari itu ia tidak ingin menyia nyiakan kesempatan ini. Namun melihat keluarganya yang kesusahan tidak membuat dia berdiam diri dirumah ia bekerja paruh waktu di restoran restoran kadang ia juga mencucikan pakaian tetangganya di berkata tidak apa apa bekerja susah yang penting halal, saat mendengar dia bercerita aku melihat ada butiran bening di matanya yang dia tahan, aku mengambil sapu tangan dalam saku celanaku dan kuberikan pada putri.

"Menangislah sepuas hatimu, jangan di tahan...." ia lalu mengambil saputangan dari tanganku, dan mengusap air matanya yang mulai jatuh "kamu sudah berjuang terlalu keras, dan tuhan menjawab semua doa doamu, hingga jadi kamu yang sekarang"

Jujur aku salut dengan putri dia telah merasakan pahit dan manisnya hidup dan menjadikannya dia yang sekarang, tidak seperti aku yang lahir kedunia langsung diberi fasilitas wah oleh kedua orang tuaku.
***

Luna POV
Aku melihatnya dengan jelas dia duduk bersama dengan seorang gadis cantik yang entah siapa aku tidak kenal, dia tertawa bersama hingga tertawanya terdengar jelas di telingaku, fikiran negatif mulai memenuhi kepalaku, mulai dari sipa wanita itu....?? kenapa semalam kak tommy tidak pulang...?? apakah kak tommy bersama wanita itu....?? jika benar apa yang mereka lakukan....?? astaga pikiranku sekarang tidak ada yang positif.

aku mencoba mengabaikan mereka namun tidak bisa kepalaku selalau menoleh kebelakang, apa yang harus ku lakukan. Tanda tanya ini semakin banyak di kepalaku, hingga aku tidak bisa konsen mengerjakan tugas, ku putuskan untuk pergi dari restauran ini makanan yang kupesan, kubatalkan.

Entah melihat suamiku berdua dengan perempuan lain perasaanku jadi tidak menentu, apakah aku cemburu...??

Author
Jakarta, malam ini hujan lagi, setelah memarkirkan mobilnya kegarasi Tommy memasuki rumah kepalanya terasa sedikit pusing karena terkena rintikan hujan, dia hari ini pulang karena semua urusan kantor sudah clear. Daniel yang melihat papanya pulang langsung menerjangnya dengan pelukan hangat.

"Aku rindu papa....!!" Ucapnya sambil mencium kedua pipi tommy.

"Papa juga rindu, sama Daniel....." tommy mengangkat Daniel dalam gendonganya ia membawa Daniel naik ke kamarnya.

Luna dan bik asih telah selesai menyiapkan makan malam, tommy dan Daniel tanpa dipanggil sudah duduk di meja makan masing masing setelah mengambilkan nasi untuk Daniel dan Tommy Luna langsung kedapaur melanjutkan cuci piringnya ia tidak ikut bergabung di meja makan karena napsu makannya akhir akhir ini menghilang.

"Biar saya yang cuci non, non luna makan saja..." ucap bik asih sambil mengambil piring kotor yang dibawa majikanya itu.

"Tidak usah bik, saya saja...." ia mengambil lagi piring kotor yang diminta bik asih, luna menyalakan keran dan mulai mencuci piring satu persatu "bibik istirahat saja.. biar saya saja nanti yang membersihkan meja makan..."

"Baik non..." bik asih lalu berlalu pergi.

my wedding storys (END VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang