Drama kehidupanku yang penuh air mata telah berakhir, benar kata kakakku semua akan indah pada waktunya.
Sekembalinya aku dari rumah sakit kehidupanku mulai berubah, sekarang semua ada di sekelilingku ayah, ibu, mertua, anak anak, dan yang paling penting suami yang mencintaiku.
Aku menceritakan semua padanya saat aku tidak pulang ke rumah dan saat aku kecelakaan karena menyelamatkan Daniel hingga mengakibatkan komplikasi, malam itu aku melihat raut wajahnya begitu sedih bahkan air matanya membanjiri kedua pipinya.
Kak Tommy juga bercerita tentang surat cinta dari putri yang kusimpan, ia meyakinkanku bahwa antara dia dan Putri tidak ada hubungan apa apa hanya partner kerja biasa, yah walaupun aku tau bahwa Putri sangat menyukainya.
Malam ini hujannya sangat lebat setelah melihat anak anak, aku kembali ke kamar untuk mengistirahatkan badanku, karena suatu kerjaan suamiku pergi ke Bandung tidak bisa membayangkan betapa kesepianya aku bukan.
Ini seperti mimpi sebuah tangan yang kekar memelukku dengan erat ciuman yang lembut mendarat di pipiku sesekali ciuman itu singgah di leherku, keadaan mulai membuatku tidak nyaman saat tangan itu meraba bagian sensitif di tubuhku.
Ku buka mataku, dengan sigap tanganku langsung menekan tombol lampu yang terletak di samping ranjang.
"Aku kedinginan...."ucapnya sambil terus memelukku, suara itu aku sangat mengenalinya.
Kubalikkan badanku memastikan ini hukan mimpi, mata kami saling bertemu pandanganya dalam menembus sanubariku, ku sentuh rahangnya yang perkasa terasa seperti memegang bongkahan es dingin.
"Akan ku buatkan teh jahe..." ucapkau sambil mengambil langkah menuruni ranjang, namun belum sempat aku berdiri Kak Tommy sudah menarik tubuhku dan menguncinya di bawah badanya yang perkasa.
"Aku tidak butuh teh jahe..." ucapnya tanganya yang dingin mengusap usap pipiku "tapi kamu" sambungnya lagi, tak berselang lama usapan itu turun di leherku ada sensasi geli di sana jempolya sedikit bermain main di belakang telingaku aku makin gelisah mana kalah dia mulai membuka bajunya.
Sekarang aku juga baru sadar bahwa suamiku sangat gagah walau tidak terlalu ketara namun perutnya tercetak kotak kotak apakah dia sering pergi GYM.
Aku tersipu malu saat menyadari dia melihatku memperhatikan perutnya, ku palingkan wajahku berharap dia tidak melihat raut muka ku yang seperti udang rebus.
Kak tommy mendekatkan wajahnya ke arahku beberapa detik tidak ada yang terjadi di antara kami ia hanya memperhatikan wajahku dengan mendetail.
Aku melihat senyum malaikatnya tersingung di bibirnya aku tidak mengerti apa yang dia pikirkan namun setelah itu Dia mulai mendekatkan bibirnya ke arah bibirku.
Aku tidak pintar dalam hal ini mulanya aku menutup rapat mulutku namun ia mengigit bibir bawahku hingga berhasil membuka bibirku, benda asing itu mulai bermain main di dalam ronga ronga mulutku, mulanya aku kaget namun aku berusaha menikmatinya.
Kak tommy mengangkat kepalanya ia menatapku lagi jempol tanganya kini bermain main di bibir ku mengisap usap dengan lembut.
Beberapa detik kemudian ia mulai menempelkan bibirnya lagi ke arah bibirku namun ini sedikit kasar dan lama.
Wajahku memerah seperti udang rebus saat ia mulai melucuti pakaianku satu persatu kini di antara kita sudah tidak ada jarak lagi, sangat terasa saat tubuh kita saling bersentuhan satu sama lain, dingin yang kurasakan di tubuhnya tadi, kini sudah berganti dengan hangat atau mungkin juga panas.
"Auuu....." tidak sengaja mulutku merintih saat merasakan bendah asing itu memasuki bagian bawah tubuhku.
"Sakit..." tanyanya lirih sambil mengusap pipiku dengan lembut.
Aku menganguk pelan, namun tidak kurasakan benda itu di cabut ia malah beralih menciumi seluruh tubuhku, aku merasakan sensasi aneh di sekujur tubuhku apakah ini yang di sebut terangsang.
"Ahhhh....." benda keras itu kini mulai memasuki ku lagi, rasanya sangat sakit.
"Tahan ya sayang sakitnya nanti akan hilang....." pelan pelan bendah itu mulai bergerak maju mundur, aku melihat ekspresi dia seperti menahan sesuatu aku juga merasakan hal yang sama antara geli dan nikmat.
"Ahhh...." rintiha itu keluar begitu saja dari mulutku saat benda besar memasuki ku semakin dalam.
Ia tersenyum melihatku mendesah, semakin lama aku tidak bisa membendung perasaan ini.
"Lepaskan sayang...." bisiknya di telingaku aku tidak paham apa yang dia maksud.
"Ahhhhhh...." desahan itu bukan keluar dari mulutku melainkan dari bibir manis suamiku.
"Trimakasih kamu telah menjaganya untukku...." bisiknya sambil berbaring di sampingku, aku mendengar nafasnya berderu ku rasakan tangannya merangkul pingangku.
Ku rasa aku anak tidur dengan lelap malam ini.
*****Tommy POV
Perjalanan dari Bandung ke jakarta tidak bisa di bilang lancar, hujan deras menemani perjalananku di tambah lagi ban mobil ku bocor di tengah jalan tidak terbayangkan aku harus keluar dari mobilku menerjang hujan demi mencari bengkel terdekat.Jarum jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjukkan pukul satu lebih, aku sudah sampai rumah, badanku mengigil kedinginan.
Niatku ingin menyalakan lampu tapi pandanganku beralaih pada sosok perempuan yang tidur pulas di ranjang.
Bahkan saat tidurpun dia terlihat sangat cantik, pandanganku menjalar si seluruh tubuhnya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Entah melihat gaun tidur bagian bawahnya tersingkap ke atas membuat sesuatu di bagian tubuhku terbangun.
Ku tarik slimut dan ku tutupkan di bagian tubuhnya, langsung aku bergegas ke kamar mandi, dari pada menerjangnya di tengah malam seperti ini aku lebih memilih merendam badanku di air dingin, berharap air dingin akan menurunkan nafsu syahwatku.
Berendam di air dingin di tengah malam adalah tindakan yang salah, badanku justru makin mengigil gigiku sampai memainkan dram.
Ku cari ke hangatan di balik selimut, tanganku berhasil mengapai sesuatu yang hangat sesuatu yang membuatku kecanduan dan memeluknya semakin erat.
"Aku kedinginan...." ucapku saat menyadari dia mulai membuka matanya, sambil terus memeluk tubuh hangatnya.
Tangannya meraih tombol lampu yang berada di dekat ranjang, sejenak matanya melihat ku apakah dia kaget karena aku tiba tiba di rumah.
"Aku buatkan teh jahe....." ucapnya sambil bergerak turun dari ranjang, aku tidak mau kehilangan momen ini aku ingin Luna yang menghangatkanku dengan tubuhnya bukah teh jahe arak ataupun alkohol.
Sebelum dia berhasil turun ku tarik tubuh mungilnya dan berhasil ku kunci di bawahku "Aku tidak butuh teh jahe...." ucapku sambil mengusap usap pipinya yang lembut ku harap dia paham maksudku "tapi kamu..." sambungku laus, memepertegas.
Aku sedikit mengodanya tanganku yang nakal berjalan jalan mengelilingi tubuhnya yang lembut bak kapas kualitas nomer satu.
Badanku yang tadinya dingin kini mulai memanas, baju yang tadi ku pakai ku lepas dan ku campakkan di sembarang tempat, ku lihat dia memandangi perutku apakah dia tertarik melihat perut ku yang sedikit tercetak.
"Auuu...." rintihnya saat aku mulai melakukan penyatuan dengannya, saat aku melihat ke bawah bercak merah terlihat di ujung tombakku.
Mengetahui dia masih darah aku lembutkan permainanku, saat dia merintih untuk yang ke dua kalinya aku menenangkannya bahwa rasanya tidak akan sakit lagi.
Aku terkulai lemas saat mendapatkan kepuasan yang ku inginkan nafasku berderuh kencang seperti atlit lari maraton.
"Trimakasih telah menjaganya untukku...." kubisikkan kata kata itu padanya sesaat sebelum dia terlelap karena kelelahan.
*****The End.
Trimakasih buat sahabat MWS yg udah mau membaca critaku yang tidak seberapa ini, soryy jg krna crita ngak sesuai dgn alur judul yg bertema sad ending krna banyak request dr readers yg minta crita y happy ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
my wedding storys (END VERSION)
RomanceHidupku terombang ambing seperti layang layang yang putus dari benangnya, tidak tahu arah dan tujuan. Namun semuanya berubah saat kakak ku Helena memintaku untuk mengantikakan posisinya sebagai seorang ibu dan seorang istri, ku kira semuanya akan ba...