Saya mau survey dulu, untuk kalian para pembaca lebih suka cerita yang happy ending atau sad ending.....???
Tapi apapun endingnya dari cerita saya nanti, saya harap pembaca saya tidak kecewa, karena saya sudah menyiapkan ending dari cerita ini,,,,,
SELAMAT MEMBACA *_*
Author
"Assalamualaikum...." suara salam terdengar di luar, bik asih segera berlari melihat siapa tamu yang berkunjung soreh soreh begini."Waalaikum salam, nyonya..." bik asih mengambil alih barang barang yang di bawah perempuan paruh baya itu, luna yang penasaran dengan tamu mendadaknya mengintip ke ke depan, ini seperti di sambar petir di siang bolong luna kaku berdiri di balik tembok berkali kali ia menyadarkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi, benarkah tamu yang datang itu mamahnya.
Linda. terakhir luna melihatnya beberapa bulan yang lalu terbaring di rumah sakit dalam keadaan kritis tidak di sangka kini dia berdiri di hadapanya dengan keadaan sehat malah terlihat lebih gemuk sekarang dari pada waktu terakhir kali luna melihat mamahnya.
Ada perasaan haru saat luna melihat mamahnya, dengan langkah hati hati luna mendekati perempuan yang telah melahirkanya tersebut.
"Mah...." tegur luna lembut.
Linda memandang Luna dari ujung rambut sampai ujung kaki, di situ linda menilai bahawa badan luna sekarang menjadi kurus kedua pipinya sedikit datar dan matanya seperti mata panda, sepertinya luna juga tidak terlalu sehat terlihat sekali bahwa mukanya pucat...
"Nenekkkkk......" teriakan Daniel berhasil membuyarkan lamunan Linda, daniel langsung berhampur ke pelukan neneknya.
Luna yang dari tadi di hadapanya tidak di hiraukan lagi, kini nenek dan cucu itu tengah asyik membuka kotak bekal yang linda bawah dari rumah, sengaja memang linda membuat puding kesukaan Daniel.
Luna hanya menatap mereka berdua pandangannya beralih ke beberapa tahun silam di mana yang dipangku linda saat itu adalah Helena, sambil linda menyuapkan puding kemulut Helena sedangkan luna kecil sama persis berada di posisinya saat ini, berdiri mematung melihat kedekatan mereka.
Kepala luna terasa seperti dibukul dengan beribu ribu beton, sepertinya kepala itu menolak memori tempo dulu yang sama sekali tidak ingin ia ingat.
Tommy mencium tangan linda saat mengetahui mertuanya berkunjung ke rumah, tommy duduk di depan linda sambil memangku danika.
"Ohh yah selamat ulang tahun tommy, maaf mamah tidak membawa apa apa...." ucap mertuanya.
"Tidak apa apa mah, melihat mamah datang kesini saja tommy sudah senang...."
"Maaf juga karena akhir akhir ini mamah jarang datang kesini, mamah tau kesibukan kamu menjaga anak anak dan bekerja seharusnya mamah sering datang ke sinih...."
"Apa yang mamah ucapkan, tidak seharusnya mama meminta maaf, tommy lah yang harus meminta maaf karena tidak pernah menjenguk mamah sekarang...."
mereka tengah asyik berbincang sedangkan luna memilih menyendiri di taman belakang sambil melihat bunga bunganya bermekaran. Inilah ketenangan yang sesungguhnya memandangi hal yang dia sukai tanpa harus menemui mamahnya dan menatapnya terus menerus yang jelas hal itu akan mengingatkannya pada masa lalu dan membuatnya merasa bersalah seumur hidup dan hal inilah yang menjadikannya mimpi buruk selama bertahun tahun.
Tommy merasa bersalah karena tidak mengetahui kabar mertuanya belakangan ini, dia memang sangat sibuk sampai tidak tau bahwa linda pernah operasi karena penyakin leokimia yang dia derita.
Saat linda berpamitan pulang tommy mencegahnya, ia ingin mertuanya menginap di sini beberapa hari, lagi pula di rumah linda hanya sendiri dan suaminya pergi ke luar kota karena ada urusan bisnis.
Luna menarik nafas dalam dalam saat mendengar mamahnya akan menginap di sini dan dia harus pindah kamar ke kamar tommy karena kamar yang dia gunakan akan di gunakan mamahnya.
"Kenapa harus kamar kak tommy bik...???" Tanya luna seperti nada protes.
"Mau di kamar mana lagi non, di kamar anak anak penuh sudah ada mbak tina, Daniel sama Danika, lagian kalian kan suami istri mau sampai kapan seperti ini terus.....???" Ucap bik asih sambil mengemasi barang barang luna yang akan di pindah ke kamar tommy.
Luna tidak bisa berfikir lagi otaknya seperti kosong ia tidak siap mendengar pintu kamar di banting setiap malam seperi malam pertama mereka menikah dan luna jelas tidak siap lagi harus melihat ibunya setiapa hari.
Sudah jam delapan malam luna menghampiri kamar anak anak hanya untuk sekedar melihat apakah mereka sudah tidur apa belum, namun saat membuka pintu ia melihat mamahnya sedang bergurau dengan Daniel, luna tidak ingin menganggu mereka ia tutup kembali pintu kamar.
Luna sudah sangat mengantuk ia putuskan untuk masuk kamar, bukan kamarnya tapi kamar tommy jantungnya seperti berdetank lebih kencang dari biasanya ini aneh padahal dia tidak habis lari maraton kesehatnya hari ini juga stabil tapi jantung ini rasanya ingin keluar dari sarangnya.
Di ranjang sudah terdapat dua bantal yang tersusun rapi saling berdampingan luna menatap sekeliling tidak ada makhluk yang bergerak di dalamnya kemana tommy, tak berselang lama tommy keluar dari kamar mandi dengan memakai celana pendek tanpa mengenakan baju, ia mengeringkan rambutnya dengan handuk, luna yang sekilas menangkap pemandangan itu langsung memalingkan wajahnya.
Tommy paham bahwa luan sedang tersipu malu melihat keadaanya sekarang ini, karena tidak mau di kira lelaki penggoda tommy cepat cepat memakai bajunya.
"Ak... aku tidur di mana...???" Ucap luna sambil terbata bata, pemandangan malaikat tak bersayap tadi membuat dia kehilangan syaraf kontrolnya.
"Menurut mu...???" Luna membenci jawaban yang di keluarkan tommy, jawaban yang selalu berbelit belit "walaupun aku membencimu, tapi aku bukan lelaki pecundang yang membiarkan wanita tidur di sofa..." sambungnya.
"Itu artinya..."
"Tidur di ranjang..." sahut tommy
Luna tersenyum mendengar jawaban tommy yah walaupun terdengar sinis tapi dia senang tidak disuruh tidur di sofa ataupun di lantai.
"Bisakah aku meminta satu hal...???" Ucap luna, ia tidak mendengar jawaban dari mulut tommy namun di tau bahwa tommy mendengarkan ucapannya "aku mohon jangan banting pitu keras keras aku ada masalah dengan hal itu...!!
Tommy keluar dari kamar entah pergi kemana mungkin ke ruang kerjanya, selesai minum obat luna memejamkan matanya entah karena efek minum obat atau karena terlalu lelah, kini mata luna sudah benar benar terpejam dan syaraf otaknya membawanya ke dunia yang disebut bunga tidur.
Sorry part ini pendek, karena author y lebih suka yg pendek pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
my wedding storys (END VERSION)
RomansaHidupku terombang ambing seperti layang layang yang putus dari benangnya, tidak tahu arah dan tujuan. Namun semuanya berubah saat kakak ku Helena memintaku untuk mengantikakan posisinya sebagai seorang ibu dan seorang istri, ku kira semuanya akan ba...