Memori of you

55.3K 2.7K 5
                                    

Pagi
Di kaca toilet Luna melihat luka bekas kuku di lengan belakangnya yang sudah kering, ia menghela nafas panjang ini bukan saatnya mengeluh, batinya, ia mengusap usap wajahnya yang kusut bahkan matanya masih sembab karena menangis.

Ia melihat ada cairan mereh di wastafel, saat di pegangnya ternyata itu adalah darah, darimana datangnya darah ini saat dilihat dari kaca ternyata hidungnya yang mengeluarkan darah, buruh buruh ia ambil tisu di usapkan pada bagian bawah hidungnya, namun darah yang mengalir makin banyak, tisyu Toilet yang ia punya sampai habis.

Kampus
Kepala luna rasanya sakit, sejak kejadian mimisan tadi badannya terasa tidak menentu, ohh tuhan kuatkan aku sebentar lagi aku sidang skripsi jangan ambil kesehatan ku tuhan. Batinya dalam hati

"Lun elo ngak papa.....??" Luna sekarang bersama ghea menyusuri koridor kampus "muka loe pucat kayak gitu....??"

Ohh astaga kayaknya aku akan sakit betul "ngak papa kok, cuma pusing aja"

"Mending elo pulang deh, takut gue liat muka elo yang uda kayak mayat, nanti kalo elo kenapa napa gimana...??

"Jangan lebay deh ini cuma pusing, ngak lebih kok....."

"Yah nanti klo elo knapa napa jangan panggil gue ya....."

Suara dua nak muda itu lama lama menghilang dari keramaian kampus.
***

Tommy sedang duduk di meja kerjanya sambil memeriksa beberapa file,

"Permisi pak...." ucap salah satu karyawan perempuan

"Hmmm...." karena tidak ada balasan kata kata dari tommy perempuan itu langsung memberikan sebuah surat dia atas meja tommy, Tommy melirik sejanak perempua yang ada di depanya lalu dia membaca surat yang diberikan karyawanya.

"Kenapa kamu ingin mengundurkan diri putri...." ucapnya kalem

"Saya sudah tidak bisa bekerja disini lagi pak....." ucap putri dengan nada sopan

"Kring..... kring....." belum selesai putri berucap telfon meja tommy berdering, tommy mengisyaratkan putri agar tidak bicara dulu.

"Ok... ok... pak... saya akan kesana...!!!" hanya itu ucapan singkat yang di ucapkan tommy sebelum sambungan telfon terputus

"Maaf putri saya tidak bisa lama lama berbincang dengan kamu, saya akan mengurusi surat pengunduran diri kamu...." ucap tommy sambil mengemasi barang barangnya.

Putri mengangguk mendengar ucapan bosnya ia lantas segera keluar dari ruangan itu.

Tommy meninjau lokasi kecelakaan kerja yang dialami karyawannya, dia harus benar benar memastikan kalau karyawannya mendapat asuransi dan fasilitas perawatan yang sesuai, hari ini pasti akan menjadi hari yang sibuk baginya karena harus bolak balik kantor rumah sakit.

Tommy mengistirahatkan badanya di kursi kerja, baru saja ia mengangkat kakinya keatas meja namun sudah di kagetkan dengan seseorang yang membuka pintu tanpa permisi "sudah mendengar sejumlah karyawan yang mengundurkan diri...." ucap rio, tommy langsung menurunkan kakinya dari atas meja. Rio mengambil remot tv dan menyalakan, di tv terdapat berita mengenai perusahaahya.

"Pemirsa M.L seorang karyawan perempuan telah melaporkan atasanya, atas tidakan pelecehan seksual dan kekerasan, korban mengaku kerap dilecehkan oleh atasanya, kejadian ini diketahui saat ada salah satu karyawan yang mengalami pendarahan saat mengugurkan kandunganya isu punya isu ternyata......." di saat bersamaan terpampang foto karyawanya rusdi, rusdi disini memang mempunyai peran yang penting bahkan dia juga mempunyai saham di perusahaan ini.

Tommy mengacak acak rambutnya "masalah apa lagi ini...." teriak tommy frustasi.

"Sebenarnya korban tidak sedikit tom sudah ada tuju orang yang mengadu padaku, tapi untungnya mereka tidak bernasib sama seperti mita, dan putri juga termasuk dalam korban" tommy kaget mendengar penjelasan dari Rio "aku menyayangkan jika kamu menyetujui surat pengunduran dirinya"

"Pecat rusdi sekarang juga...."

"Dia menanam saham yang besar di perusahaan ini..." mendengar itu tommy tampak diam, ia berfikir bagaimana menyelesaikan masalah ini tanpa merugikan perusahaanya.

"Lalu aku harus bagaimana, membiarkan dia terus di perusahaan ini, pasti masyarakan akan menghakimiku Yo....." tommy menutup muka dengan tanganya "aku setres hari ini"

Rio mengusap usap pungung tommy dia tau akhir akhir ini tommy terlalu banyak beban "yah sudah masalah ini biar aku yang tanganin".

Ini saatnya aku pulang kerja, namun saat sampai lantai satu seorang resepsionis menghentikan aku "Pak tommy sebaiknya bapak jangan lewat depan, karena di depan sedang banyak wartawan" ucap seorang resepsionis itu, memang terlihat dari kaca depan terdapat segerumbulan orang yang membawa kamera.

"Tom... Tommy...." aku seperti mendengar suara Rio, ternyata benar waktu aku menoleh ternyata dia, dia melambaikan tangganya padaku, aku langsung mengikutinya dari belakang.

hari ini aku pulang naik mobil Rio tentu saja dia yang menyetir, dia takut bila aku yang menyetir nanti kita berdua tidak akan sampai rumah.

Aku melihat pemandangan dari luar cendela mobil, jakarta malam di lihat akan indah bila kita tidak mempunyai beban, tapi bila ada beban semuanya akan hambar tidak lagi indah "jangan bawa aku ke rumah Rio....." ucapku lirih

"Ke apartemen.....!! sahabatku yang satu ini memang tau tempat dimana tempat bila aku sedang setres, setelah mengantarku Rio langsung pamitan pulang di berpesan bila ada apa apa yang aku butuhkan, aku harus menghubunginya, Rio memang temanku yang baik aku bersyukur mempunyai teman seperti Rio.

Ku baringkan badanku dikasur, aku memandang langit langit kamar, langit itu kini berubah menjadi layar yang menampilkan wajah Helenaku, saat di pesta saat itu aku tersenyum memandangnya namun dia mengacuhkanku memori berganti saat aku mengucapkan ijab kobul pernikahan ku dengan Helena ia menangis disampingku, bayangan Heleni kini benar benar menghantuiku sampai tidak terasa kini aku sudah terisak dalam tangisan.

Malam ini malam yang hujan lebat, aku tidak memungkiri bahwa aku sangat merindukan dia, aku sangat sangat merindukan dia biasanya bila keadaanku sedang terpuruk dia yang menyemangatiku, dia mengelus kepalaku sampai aku tertidur sekarang aku membutuhkan dia, aku tidak mau di gantikan dengan yang lainya. Ohh tuhan dengarlah jeritan ku saat ini aku ingin dia kembali tuhan.

Luna POV
Jakarta malam ini hujan lagi bahkan hujannya sangat lebat ditamba dengan suara petir mengelegar, sengaja aku pulang lambat agar tidak bertemu dengan kak Tommy, aku masih sakit hati dengan perlakuan dia kemarin malam, ku lihat kamar anak anak ternyata Daniel belum tidur sedangkan mbak tina dan Danika sudah tertidur lelap, kuhampiri daniel ku elus elus rambutnya dengan lembut "kenapa belum tidur....??? Ucapku pelan pelan takut menggangu Danika dan mbk tina.

"Daniel rindu sama mamah Helena..." aku terkejut dengan ucapan Daniel, detik itu juga air mataku jatuh Daniel yang melihatku meneteskan air mata memelukku.

Aku sadar aku tidak boleh menangis di depan Daniel aku harus menjadi ibu yang kuat, yah walaupun ku tau Daniel belum menerimaku sebagai seorang ibu "Daniel mau tidur di kamarku..." aku mengusap air mataku, ia menjawab dengan anggukan pertanda setuju.

Di kamarku aku tidur sambil memeluk Daniel, ku usap rambutnya agar ia tidur dengan tenang "sedekat apa kamu dengan mamah....???" Ucap Daniel lirih

"Dekat..... sangat dekat...!!"

Kedekatanku dengan kak Helena tidak akan bisa di ungkapkan dengan seribu kata, dia adalah kakaku dia adalah pahlawanku dia yang menyadarkanku bahwa didunia ini masih ada seseorang yang menyayangiku, ucapan yang paling ku ingat dari dia adalah jika sekarang tidak ada yang menyayangimu, suatu saat nanti pasti ada dan kamu harus menemukannya.....

my wedding storys (END VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang