Tommy telah selesai mengerjakan pekerjaanya badanya mengeliat pertanda bahwa dia sudah lelah, ini waktunya meninggalkan ruang kerja dan kembali ke kamar, dengan malas malas tommy membuka pintu kamar saat melihat ke arah ranjang baru dia menyadari sekarang Luna tidur dikamar ini denganya, tommy menarik selimut dan di tutupkan ke badan luna, sejenak ia memandang wajah gadis manis itu, belakangan ini luna berhasil membuat emosi tommy naik turun hingga luna mendapat cacian dan makian darinya tommy sadar hal yang ia lakukan pada luna adalah salah, tak sepatutnya dia berbuat seperti itu namun tommy benci bila mendengar dari bik Asih bahwa luna tidak tidur di rumah emosinya langsung meledak, dan membuat pikiranya bertanya tanya dimana luna? Apa yang sedang dia kerjakan? Dan dia menginap di rumah siapa? Kadang kadang pertanyaan itu membuatnya tidak bisa tidur dan pertanyaan itu pulah yang membuat tommy berfikir negatif sehingga membenci luna.
Ia berbalik memunggungi luna, matanya terpejam namun tidak tidur ia sedang mengingat saat pertama dia berkenalan dengan luna, Helena yang memperkenalkan mereka waktu itu, saat itu luna sangatlah pendiam dia akan berbicara bila ada yang memberinya pertanyaan selebihnya dia akan diam, sehingga membuat tommy bosan bila berhadapan dengan luna, seringkali bila luna datang ke rumah, tommy abaikan.
Namun tak di sangka takdir memang tidak ada yang tau kecuali Allah yang maha pencipta, luna kini telah menjadi istrinya namun dia jelas berbeda dari yang dulu walaupun tommy jarang berbicara dengannya tapi luna sekarang menjadi wanita yang bersosialisasi berbicara dengan semua orang tidak seperti dulu.
Luna merasakan kepalanya berat seperti mendapat beban berton ton ia berusaha untuk bangkit dari kasur nyamannya, diliriknya jam weker yang ada di meja menunjukkan pukul empat pagi, dengan hati hati luna berjalan ke kamar mandi agar tidak jatuh , ia menghadap ke arah cermin melihat bayangannya sendiri jelas wajah ini jauh berbeda dengan wajah yang dulu waktu pertamakali menginjak rumah ini, waktu belum ada penyakit leokimia bersarang di tubuhnya sehingga kesegaran tubuhnya berkurang wajahnya kini terlihat pucat.
Ia membasuh mukanya dengan air berkali kali, kemudian meminum obat hanya ini yang bisa dia lalukan saat sakitnya kambuh, minum obat dan minum obat.
Luna memasak makanan untuk sarapan nanti, ia tau ini terlalu awal untuk beraktifitas namun apa yang bisa dia lalukan serangan mendadak di kepalanya membuatnya tidak bisa kembali tidur, jam lima makanan sudah siap kini tinggal beres beres kamar dilihatnya tommy masih tidur lelap nafasnya bergerak teratur, saat membersihkan barang barangnya sendiri luna mendapat sebuah kotak kecil yang berisi Dasi beserta penjepitnya disitu terdapat tulisan happy bday luna baru ingat ini kado yang dibelinya kemarin lusa untuk tommy, tanpa berfikir panjang luan membuang kado itu di tong sampah.
Linda keluar dari kamarnya pukul enam pagi niatnya ingin membuatkan anak anak sarapan namun tidak jadi karena ia melihat meja makan sudah di penuhi dengan menu sarapan yang berbeda beda, linda sempat bertanya pada bik asih, siapa yang menyiapkan sarapan ini, bik asih berkata jujur bahwa yang membuat Luna, sedikit tidak percara dalam benak linda apalagi saat dicicipinya masakan luna rasanya enak membuatnya tidak yakin bahwa ini semua masakan Luna.
Karena luna sudah satu kamar dengan tommy dia menyiapkan semua pakaian tommy dulu sebelum tommy pergi kerja ia menaruhnya di ranjang agar tommy nanti bisa melihat dan langsung memakainya.
pukul sepuluh siang luna kedatangan tamu, yah Aditya teman kulianya yang sudah beberapa minggu ini tidak bertemu ia datang sendiri tidak di temani ghea.
"Rumah mu sepi semuanya kemana...???" Tanya Aditya sambil meminum kopi yang di sajikan luna untukknya.
"Udah pada kerja.... mamah mungkin pergi jalan jalan dengan Danika"
"Bagaimana ke adaan mu...???"
"Seperti yang kau lihat sekarang...."
Kedatangan aditya membuat Luna bahagia karena dapat engusir kebosannanya satu hari ini, tak terasa sudah empat jam Aditya di rumah ini waktunya dia pamitan sebelum berpamitan dia menyerahkan gulungan kertas yang sudah di bungkus dengan rapi pada Luna, luna tidak diperbolekan aditya membukanya duluan.Saat mengantar Tamunya keluar Luna berpapasan dengan Tommy, namun tommy tidak menunjukan ekspresi apa apa dia hanya berlalu begitau saja seperti orang asing.
Sampainya di dalam Luna langsung membuka gulungan kertas itu, luna melonjak lonjak kegirangan saat selesai membaca kertas tersebut, kertas itu berisi pengumuman kelulusannya.
Tommy yang baru turun dari tangga melihat tingkah aneh Luna menjadi geram bukan geram melihat tingkahnya tapi karena laki laki yang berkunjung kerumahnya dan menemuai istrinya apalagi mendapati luna yang terlihat sangat bahagia membuat tommy berfikir negatif.
Tommy POV
Proposal dan file pentingku tertinggal di rumah hal itu yang mengakibatkan aku pulang untuk mengambilnya, sebenarnya aku benci situasi seperti ini kadang aku mengutuk sifat pelupaku sendiri, sampainya di halaman rumah aku heran melihat mobil avanza terparkir di depan, aku turun dari mobilku saat melangkahkan kaki ke dalam rumah, di depan pintu aku berpapasan dengan Luna dan salah satu pemuda yang tidak ku kenal, namun aku memilih tidak mengubrisnya, dengan cueknya aku tetap memasuki rumah tanpa menoleh ke arah mereka.Proposal yang ku cari telah ku dapatkan saat menuruni tangga aku melihat luna yang bertingakah aneh, dia melompat lompat ku lihat sekilas ekspresinya sangat bahagia, sebahagia itukah dia saat kekasihnya datang, apakah dia tidak menyadari aku ini siapa.
Sampainya di kantor aku melempar map yang ku pegang di meja kerjaku, aku kesal entah kesal pada siapa aku sendiripun tidak tau padahal satu jam yang lalu mood ku tidak seperti ini.
"Tom lima menit lagi meeting di mulai...." suara rio terdengar dari balik pintu.
"Kamu gantikan aku yo..." Rio langsung memasuki runaganku, saat aku menyuruhnya mengatikan aku di acara meeting bulanan.
"Kenapa...???" Tanyanya singkat meminta penjelasan dariku.
"Ngak enak badan..." hanya itu alasan yang dapat ku pakai.
"Wajahmu bukan seperti orang yang tidak enak badan, tapi waja orang yang sedang emosi... naik darah..." rio berjalan mendekati meja ku dan mengambil map yang ku lempar di meja tadi "aku butuh penjelasan mu nanti tom..." sambungnya sambil berlalu meninggalkan ruangan kerjaku.
Sudah ku tebak Rio akan datang keruanganku selesai mengikuti rapat, dia menuntutku untuk menjelaskan padanya kenapa mood ku dalam sedetik bisa berubah jelek, tanpa basah basih aku menjelaskan semuanya tentang Luna padanya tanpa ada yang di tutup tutupi.
"Jelaskan dulu padaku tentang perasaan mu padanya..." tanya rio
"Biasa saja..." jawabku singkat
"Kau menyukainya...???"
"Aku membencinya..." sahutku
"Apa alasanya..." aku bungkam mendengar pertanyaan rio, " berikan satu alasan yang tepat mengapa kamu membenci dia..."
"Dia suka tidak pulang ke rumah...???"
"Kau merindukannya...." sahutnya, yang membuatku kesal "maka dari itu kau kesal saat dia tidak pulang ke rumah...."
"Aku benci semuanya tentang dia... semua yang dia kerjakan semua yang dia lakukan... ku anggap semuanya itu salah di mataku...." tuturku penuh dengan emosi
"Kau mencintainya... di hatimu kau mencintainya... tapi di isi kepalamu kau membencinya... itu yang membuatmu membenci setiap hal yang dia lakukan, sampai sampai kau mengangap dia bernafas bagimu itu salah... karena kau tidak pernah mempunyai alasan tepat untuk menyalahkan dia..."
"DIAMM....!!" Aku tidak terima dengan apa yang di ucapkan rio, jelas yang dia ucapkan itu salah.
Disinilah aku sekarang sebuah musik yang keras dengan wanita wanita sexy di dalamnya tak lupa juga dengan minuman yang bisa membuatku ngeflay sampai ke surga, namun hal ini juga tidak dapat membuat moodku membaik.
Hey reader gimana menurut kalian dgn part yang ini...???
Tak terasa cerita ini sudah lumayan panjang, sebentar lg MWS akn sampai pd ending y' jd bagi para readers yg ska cerita melow baca juga RAIN TEAR dari Q y'...
Love you....
KAMU SEDANG MEMBACA
my wedding storys (END VERSION)
عاطفيةHidupku terombang ambing seperti layang layang yang putus dari benangnya, tidak tahu arah dan tujuan. Namun semuanya berubah saat kakak ku Helena memintaku untuk mengantikakan posisinya sebagai seorang ibu dan seorang istri, ku kira semuanya akan ba...