.....

53.7K 2.5K 57
                                    

Lelahnya badanku tidak membuat mataku terpejam, apa yang salah dengan ini, aku merubah arah tidurku berharap bisa memejamkan mataku yang kelelahan ini, namun aku balik beribu kali tetap saja sama, mataku seolah di casjer ulang, aku melihat wajah Daniel yang tidur dengan tenang entah sejak kapan tangan ku sudah mendarat di pipi tembemnya, aku mengelusya dengan lembut saat tangan ku mencoba meraih pinggang Daniel aku menyentuh kulit lain, seperti jari jari lembut tapi ukurannya terlalu besar untuk ukuran jari Daniel aku mentuh jari jari itu lebih luas lagi, semakin jari jari itu ku genggaman semakin berdebar jantungku.

Apa yang salah dengan ini ini hanya sentuhan tangan tidak lebih, namun jujur ada rasa nyaman di jari ini.

Author
Tommy bangun dari tidurnya tangan kanannya terasa hangat saat dilihat ternyata tanganya dari semalam memegang tangan luna, tangan lembut yang mengantarnya dalam mimpi indah.

Tommy bangkit dari ranjangnya sebelum beranjak ia mencium kening Daniel yang masih terlelap, saat mengangkat kepalanya ia juga melihat wajah luna ingin rasanya ia mencium kening perempuan itu namun otaknya berkata lain, tak ingin berlamam lama melihat wajah luna tommy pun langsung pergi dari kamar itu.

Masih jam setengah lima terlalu awal untuk berangkat kerja, lagipun dia masih malas menyatukan badanku dengan air.

Rasanya enak juga kalau pagi pagi begini minum teh hangat, di dapur tommy tidak menemukan siapa siapa mungkin bik asih masih sholat terpaksa dia membuat tehnya sendiri.

Luna heran melihat tommy yang pagi pagi sekali sudah bangun, tidak seperti biasanya "kak tommy sedang buat apa...??"

"Teh...." jawaban tommy terlalu singkat, hingga membuat hati luna menciut, luna sadar berbicara panjang lebar dengan orang ini suaminya adalah sebuah mimpi yang mungkin tidak akan pernah kesampaian.

Tommy telah selesai meracik tehnya tanpa berbicara panjang lebar dia pergi dan memilih menikmati tehnya di sofa sambil nonton tv, luna mempersiapkan bahan bahan untuk membuat sarapan sejenak dia melihat ke arah tommy yang di lihat kini sedang asyik menganti chanel tv.

Seharusya luna sudah terbiasa dengan situasi sepeti ini, tapi mengapa hatinya masih tidak terima melihat sikap dingin tommy padanya, jujur dalam hatinya yang paling dalam dia menginginkan keluarga yang normal seperti orang lainnya, diam diam ia berdoa semoga mimpinya menjadi kenyataan.

Semua telah siap dengan ritunitas masing masing, entah sejak kapan putri kini menjadi semakin dekat dengan tommy, putri sadar dia mempunyai perasaan pada tommy, bukan perasaan bawahan pada atasan bukan pula perasaan teman pada teman melainkan perasaan perempuan pada laki laki yaitu cinta.

Berulang kali purti memungkiri tentang perasaannya namun hatinya berkata lain, ia senang bila makan bersama tommy ia senang bila pergi Meeting bersama tommy bahkan ia senang bila direpotkan oleh tommy kini semua hidupnya tentang tommy.

Sedih bila dia menyadari bahwa tommy sudah mempunyai pendamping hidup, bahkan dia hampir frustasi menyadari hal itu.

"Putri apa yang kamu lakukan di ruangan saya...??" Putri yang mendengar suara tommy di depan pintu langsung gelagapan.

"Ehh... itu pak... saya ingin mengingatkan bapak nanti jam setengah dua ada Meeting dengan Mr.Juan....." putri lega dapat menemukan alasan yang tepat untuk menutupi niatnya.

"Hmmm, ada yang perlu di bicarakan lagi..."

"Tidak ada pak, kalau begitu saya permisi...." putri berjalan keluar, jantungnya terus berdetak kencang entah ini karena dia berhadapan dengan tommy atau karena dia telah melakukan tindakan yang menurutnya konyol, namun ia tidak perduli yang ingin dia lakukan hanyalah tommy mengerti tentang perasaanya walau dia tau jawabanya nanti tidak akan manis.
***

Luna harus bekerja sendiri dirumah karena bik asih sedang balik kampung, biasanya ia hanya menyiapkan makanan saat sarapan saja, namun sekarang pekerjaannya bertambah sarapan makan siang dan makan malam dia yang menyiapkan, ia tidak mungkin menyuruh mbk tina karena pekerjaan mabk tina hanya mengurus Danika.

Luna memasuki kamar Tommy ia membawa timba dan kain pel, kamar ini tidak terlalu berantakan hanya sedikit kertas dan file file yang tidak tersusun rapi.

Disusunnya barang barang yang ada dikamar tersebut hingga rapi, ia juga mengganti sprei dengan yang baru, baju yang tergantung dia ambil semua dan dimasukkan kedalam bak khusus baju kotor.

Saat bersih bersih dia melihat deretan foto yang di pajang dalam kamar baik di dinding maupun dimeja. Tidak dapat di pungkiri bahwa luna iri melihat foto besar yang menempel di dinding, foto mesra Tommy dan Helena sedang mengenakan gaun pengantin, beralih ke foto yang ada di meja, Tommy sedang mengendong Daniel yang masih kecil dan Helena berbaring di ranjang latar tempat itu adalah kamar rumah sakit, pandangan luna berganti ke foto lainnya lagi dimana difoto tersebut ada Helena dan Tommy sedang memamerkan cincin yang sama sama melingkar di jari keduanya, Luna melihat jari jarinya yang kosong di jari jari miliknya tidak ada cincin manis yang melingkar.

my wedding storys (END VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang