₊˚T W E N T Y T W O ⊹

489 72 6
                                    

Rintarou duduk dikursi yang sudah di sediakan, memandang ayahnya dengan sendu sembari mengusap pelan tangan sang ayah dimana jarum infus ditusukkan disitu

Bagaimana pun itu pria yang telah menjualnya saat kecil adalah ayahnya ia tetap harus menyayanginya

Memakai kembali maskernya dan pergi keluar ruangan, jujur saja ia sangat merasa jenuh berada di dalam ruangan itu selama hampir 3 jam

Karena sang ayah tak kunjung datang ia memutuskan untuk berkeliling sebentar 

Waktu makan malam pun tiba, Rintarou melangkah kearah kantin rumah sakit

Berjalan pelan sembari melihat sekeliling rumah sakit diselimuti kabut tipis mengingat lokasi rumah sakit masih berada di pegunungan

Suasana sangat sunyi juga dingin membuat hawa rumah sakit ini sedikit tidak enak

Sesampainya dikantin ia memesan menu yang ia suka dan menunggu di salah satu tempat yang telah di sediakan, suasana rumah sakit kini sedang sepi, mungkin karena sudah malam sehingga mereka beristirahat? Bisa jadi

Karena suasana sedang sepi dan hanya ada beberapa orang saja itu pun sudah menghabiskan makanan mereka. Pesanan Rintarou tiba lebih cepat dari biasanya, perlahan Rintarou melahap makanannya sembari menikmati pemandangan langit malam dengan bulan dan bintang

"Kira-kira bisa pake marga Miya lagi ga yah.." Gumannya pelan sembari mengaduk susu hangat yang ia pesan tadi

Walau belum seminggu ia tinggal bersama keluarga Miya tetapi ia sudah merasakan nyaman berada disana, sungguh keluarga yang ber aura positif

Rintarou pun tau sebenarnya Osamu adalah orang yang baik

"Pasti ada alasan dibalik perbuatan" Gumannya pelan

Menurut Rintarou, Osamu adalah sosok orang yang menarik dan unik namun ia belum bisa melihat sisi yang menurutnya ada pada diri Osamu

"Miya-san lagi apa ya.. Udah sehat belum.." Rintarou mulai melanturkan kata-kata tak jelasnya

"Duh ngapain mikirin Miya-san sih.. Rin dia jahat" Rintarou sedikit menepuk kepalanya untuk menepis pikirannya

Tak lama kemudia Rintarou pun selesai menyantap semua pesanan dan segera bangun dari tempat duduknya

Ia berniat untuk kembali ke ruangan ayahnya, mungkin saja ia sudah sadar

Rintarou membayar makanannya lalu berjalan pelan melewati koridor rumah sakit yang sepi dan di lalui oleh beberapa suster disana

Sebelum menuju ke ruangan sang ayah, Rintarou memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu

Saat perjalanan menuju kamar mandi terdekat ia tak sengaja berpas-pasan dengan dengan seorang wanita yang berlari dari arah yang berlawanan

Brak

"M-maaf nak saya buru-buru" Wanita itu langsung melanjutkan jalannya tanpa memperhatikan bahwa ia menjatuhkan handphone-nya

"T-tapi ini--"

Setelah Rintarou mengambil handphone yang jatuh itu ia sudah melihat sang wanita berada di ujung koridor

Rintarou pun mengejar orang tersebut tersebut, apa hanya pandangannya saja? Tetapi wanita itu terlihat sakit, tetapi tidak menggunakan baju pasien dan berkeliling bebas tanpa pendamping ditambah lagi ia berjalan dengan tergesa-gesa

Wanita itu menggunakan dress simpel berwarna abu-abu muda dengan rembut sepundah berwarna coklat tetapi wajah dan pucuk kepalanya ditutupi kain

Rintarou tepis semua pikiran itu dan fokus mengejarnya

Tanpa ia sadar Rintarou telah mengejar wanita itu cukup jauh sampai ia melihat wanita itu masuk ke salah satu ruangan rawat inap

Rintarou menghampiri pintu itu dan melirik sedikit kedalam ruangan itu

Matanya sungguh terkejut dengan apa yang ia dapatkan 

Bodyguard kok uke?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang