"Woi"
"Yaelah nyusahin banget sih"
Perlahan Rintarou merasakan tepukan kasar pada kepalanya, samar-samar ia mendengar suara yang sedikit familiar masuk pada indra pendengarannya
Membuka matanya perlahan-lahan, sinar bulan membuat Rintarou mudah menyesuaikan sinar yang masuk
"Woi anak pungut"
Rintarou langsung menegakkan kepalanya, ia pun menyadari bahwa posisi kepalanya sekarang berada di atas pangkuan..
Miya Osamu
"A-ah maaf Miya-san saya.. tidak sengaja..."
Sekarang ia berada di dalam kamar Miya bungsu, terlihat di nakas ada bekas piring kotor juga wadah berisikan air yang sudah mendingin
"Gw laper, ambilin makan" Titah Osamu sembari membenarkan posisi tubuhnya yang masih lemas di atas kasur
"B-baik Miya-san, tunggu sebentar saya akan segera menyiapkannya"
"Sana cepet jangan banyak bacot"
Rintarou menunduk sopan, ia segera keluar kamar
Namun latarnya sangat berbeda, ia merasakan mansion mewah keluarga Miya ini terlihat sangat tua dan tak terawat. Ia membalikan badannya untuk melihat Osamu kembali
Namun yang ia dapatkan hanyalah kamar gelap, tua dan berdebu. Ia tak melihat ada kehidupan sama sekali disana
Kasur pun kosong dengan sprey putih lusuh bernoda merah kecoklatan dengan tataan yang tak beraturan
"Miya-san...?" Ia hendak berbalik memasuki kembali kamar dimana Osamu berada sebelumnya namun sesuatu kencang menarik paksa Rintarou keluar pintu dan menyeretnya tepat berada di ruang keluarga
Debu dan kotoran dimana-mana, barang-barang rapuh dan rusak tak tertata ada dimana-mana, sangat tak terawat
Kepala Rintarou pusing akibat benturan-benturan kecil saat ia di seret ke ruang keluarga ini
Rintarou mulai putus asa, kali ini apa lagi yang ia hadapi? Ia memeluk erat lututnya, melihat kesekelilingnya dengan perlahan air mata membasahi pipinya
Ia merenung atas kejadian yang ia alami, memikirkan semua dosa yang ia lakukan hingga jatuh kedalam lubang gelap ini, berdoa untuk keselamatannya
"Rintarou...?"
Dengan cepat Rintarou menoleh ke sumber suara
"Mama?"
"Kenapa nangis sayang? Anak mama gaboleh cengen, Rintarou udah gede loh" Ibunda kandungnya duduk tepat di depannya, mengusap pelan air mata yang Rintarou keluarkan sembari tersenyum hangat
Rintarou diam menatap kosong pada sang ibu
"Hey kenapa? Kamu harus kuat sayang, mama tau kamu bisa lewatin semua masalah Rin"
Rintarou menyadari sesuatu mengganjal, ibunya tengah hamil
Sang ibu bangkit dari dari duduknya
"Mama hamil??" Guman Rintarou keheranan melihat perut ibunda yang tengah hamil tua, perlahan kepalanya pun tertunduk kembali, ntah apa yang ia rasakan yang pasti rasa aneh mengganjal dalam hatinya
"Yaaa begitu nak.. Andai adek kamu bisa lahir ya pasti mama seneng banget"
Ucap sang ibu membuat Rintarou menolehkan sempurna tatapannya pada sosok yang tengah mengajaknya berbicara
"Anak sialan harusnya di gugurkan saja daripada terikat kutukan"
"Lebih mending anak pertamaku mati daripada harus melahirkan kutukan"
Sosok cantik itu berganti dengan banyaknya luka pada permukaan tubuh putih nan mulus yang tertutup darah, darah menetes kemana-mana, mukanya yang kini hilang sebagian bahkan organ dalam kepala lainnya bisa di lihat jelas
Terutama pada perutnya, terlihat jelas perut besar itu terbelah dengan menggantung janin bayi yang ntah masih hidup atau tidak tentu saja dengan banyak darah yang menetes
Dengan cepat sosok itu mencekik kuat leher Rintarou, tangannya yang sedikit hangus dengan kuku panjang tajam menusuk leher Rintarou
"Sadar lah nak, kamu yang bunuh mama sama adik kamu.." Suaranya begitu lirih namun berbeda dengan tenaga tangannya meski hanya dengan satu tangan
Rintarou memberontak dan berusaha melepas cengkraman kuat itu, nafasnya sudah di ujung
"Oi anak pungut, kalo bukan karena lu gw ga akan koma di rumah sakit..." Suara familiar itu terdengar sangat pelan dan lemah
Rintarou bisa merasakan tangan lain yang ikut mencengkram lehernya bahkan dengan tenaga yang lebih besar dari tangan ibunya
"M-miya... San... Hkkkn.."
Lu cuma bisa ngerepotin gw sama keluarga gw doang
Rintarou.. Mama nyesel ngelahirin kamu
Lu cuma kutukan
Kutukan ga seharusnya di biarin buat berkeliaran di bumi
Balikin badan mama yang dulu nak..
Gw mau kehidupan gw normal tanpa penganggu yang bisa ngerusak keluarga gw
"Maaf.. Maaf.. Maaf..!"
MAAF
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard kok uke?
Teen Fictionハイキュー!! 𝘔𝘪𝘺𝘢 𝘖𝘴𝘢𝘮𝘶 And 𝘚𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳𝘰𝘶 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ "Samu bukan anak kecil ma" Ucap Osamu "Nurut kata mama, Sam" Tiimpal sang ayah "Liat Tsumu, gapapa tuh ga ada pengawal" Balas Osamu "Abang kamu u...