Aubrey 2

21.6K 1.5K 46
                                    

Peri Aubrey tampak berpikir, lalu menggeleng dengan senyum yang dipaksakan. "Aku tidak bisa masuk ke dalam hutan. Kekuatanku dan tenagaku hilang," katanya.

Albert mengerutkan kening. Ia memang melindungi hutan dengan mantra. Tapi hanya untuk berjaga-jaga saja dari serangan istana lawan. Kenapa Peri Aubrey bisa mendapatkan efek dari mantra itu?

"Aku akan membantumu jika kau mau," tawar Albert.

Peri Aubrey seperti ditawarkan sebuah kesempatan besar. Apakah benar Albert bisa membantunya? Bagaimana kalau nanti—

"Kau mau atau tidak?" tuntut Albert yang mulai jengah.

"Aku mau," jawab Peri Aubrey.

Albert mengulurkan tangan kanannya. Sedangkan Peri Aubrey segera mendekat, lalu memilih menarik ujung pakaian Albert saja ketimbang menggenggam tangan pria itu. Peri Aubrey tidak mau jika nanti ia malah jatuh hati pada kebaikan Albert dengan tangan yang saling bertautan,

"Menggenggam tanganku pun kau tidak mau?" sindir Albert mulai melangkah memasuki hutan.

Peri Aubrey hampir ambruk jika saja Albert tidak sigap menangkap tubuhnya. Tatapan Albert berubah cemas menatap wajah cantik Peri Aubrey yang sangat pucat. Ia mendekap tubuh Peri Aubrey, lalu sebelah telapak tangannya membelai lembut pipi wanita itu.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Kekuatanku hilang," gumam Peri Aubrey dengan lemah.

Albert melihat bola mata merah muda cantik milik Peri Aubrey berubah menjadi coklat. Albert mendapatkan bisikan di telinganya untuk menyentuh telapak tangan Peri Aubrey. Saat ia melakukannya, bola mata Peri Aubrey berubah kembali menjadi merah muda.

"Kenapa aneh sekali," gumam Albert.

Dengan yakin dan juga rasa penasaran yang besar, Albert menggenggam tangan Peri Aubrey. Kekuatan Peri Aubrey langsung pulih bersamaan dengan matanya yang kembali ke warna merah muda. Albert menyukai warna itu. Ia seperti mendapatkan kekuatan lain.

"Kenapa aneh sekali," kata Peri Aubrey meniru ucapan Albert barusan.

"Sebelum denganmu, aku bertemu pria juga. Namanya Hans. Aku sempat menggenggam tangannya saat ia menolongku. Tapi kekuatanku tidak pulih," jelas Peri Aubrey dengan heran.

Albert seketika ingat pesan ibunya sehari sebelum ia menikahi wanita pilihan sang ayah.

"Nanti, jika kau bertemu dengan wanita cantik dengan bola mata merah muda, kau harus melindunginya. Kekuatanmu akan sempurna jika bersatu dengannya."

Albert kira yang dimaksud sang ibu yang memiliki bola mata merah muda itu ialah manusia biasa. Ternyata ini jawabannya. Wanita yang dimaksud ibunya adalah seorang peri.

"Apa ibumu seorang manusia?" tanya Albert dengan penasaran.

Peri Aubrey mengerjap, lalu mengangguk pelan. Sejak dulu ia tidak pernah bisa jujur pada siapa pun tentang ia yang juga keturunan manusia. Tapi mau bagaimana pun, fakta itu tidak akan pernah bisa dipungkiri. Di dalam tubuh Aubrey terdapat darah manusia juga.

"Tapi ibuku dibunuh oleh saudari tiri ayahku."

"Aku pernah mendengarnya. Kau masih sangat kecil."

Peri Aubrey mengangguk. "Aku bahkan tidak tahu rasanya punya seorang ibu," katanya menatap Albert, "kau masih punya ibu?" tanyanya.

Albert mengangguk, "kau mau bertemu dengannya?"

"Apakah boleh?" Peri Aubrey tampak antusias mendengar tawaran itu.

"Tentu."

Peri Aubrey mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Albert. Pria itu juga melakukan hal yang sama. Lalu keduanya sama-sama tersenyum dan melangkah menyusuri hutan.

SHORT STORY NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang