Duapuluh satuuu...

1.2K 118 1
                                    

Sebentar lagi cerita ini bakal tamat jadi... mohon bersabar karena aku juga gak mau digantung cerita yang aku buat.

Terimakasih Untuk dukungan kalian yang ngasih vote dan komen.

Abaikan Typo.

⏳⏳⏳⏳

Rumah sakit tempat Dong Wook
Dirawat.

Menjelang malam keadaan rumah
sakit nampak sepi, jarang terlihat
orang berlalu lalang keluar masuk
rumah sakit.

Di beberapa sudut bangunan
rumah sakit, nampak puluhan
orang yang sengaja menyembunyikan keberadaan mereka.

Di rooftop bangunan rumah sakit, Benedict dan Won Geun terus
mengamati pergerakan puluhan
orang, yang perlahan mendekati
rumah sakit.

Dari rooftop, keduanya dapat
melihat senjata di tangan puluhan
orang yang merangsek maju,
dan sekarang jarak mereka hanya belasan meter dari gedung rumah
sakit.

Benedict memberi perintah pada
anak buahnya untuk menembak di
tempat orang-orang yang memaksa masuk kedalam rumah sakit.

Mendengar perintahnya, semua
orang di tempat persembunyian mengarahkan senjata di tangan
mereka, ke arah puluhan orang
yang mengendap-endap masuk
ke halaman rumah sakit.

"Sisakan satu orang dari mereka!"
Suara Benedict terdengar di alat telekomunikasi yang melekat di
telinga semua anggotanya.

Won Geun yang mencari pemimpin mereka, dengan sangat mudah menemukan keberadaan Jaewook dan Elijah, di area parkir gedung tak jauh dari bangunan rumah sakit.

Nampak keduanya sedang mengamati pergerakan orang-orang mereka.

Mengarahkan senapan runduk di
tangannya, Won Geun mengunci keberadaan mereka, dan cukup
dengan dua peluru dia yakin
dapat menghancurkan isi kepala
kedua orang itu.

Benedict yang sudah mengatur
posisi anak buahnya, langsung mengabari Limario yang berada
di dalam kamar rawat Dong Wook tentang keberadaan orang-orang
sisa organisasi Red Joker, yang
datang mengincar ayahnya.

Limario memberi perintah sapu
bersih organisasi Red Joker, dan
semua orang yang terlibat di
dalam organisasi itu.

Benedict tersenyum lebar
mendengar perintah yang
diberikan Tuan Mudanya.

...

Sepuluh menit berlalu.

Anak buah Benedict telah memasang peredam di senjata, dan mulai menembak ke titik yang
mempercepat kematian musuh.

Bagian kepala dan dada menjadi dua titik yang menjadi sasaran tembakan mereka.

Benedict tidak lagi terlihat keberadaannya di rooftop,
yang saat ini hanya ditempati
Won Geun, tapi dari teleskop
yang terpasang di senjatanya,
Won Geun dengan jelas melihat pergerakan Benedict, yang
hampir sampai di tempat
berdirinya Jaewook dan Elijah.

"Apakah aku boleh meledakkan
isi kepalanya?" Won Geun
berkomunikasi dengan
Benedict menggunakan alat
komunikasi jarak jauh.

"Tentu kau boleh membunuhnya."

"Baiklah, aku akan
mempertemukan orang itu
dengan kakaknya!"

Dor!!

Sebutir peluru melesat memecah
angin dan dengan kecepatan tinggi ujung tajamnya menghantam kepala Jaewook.

Bruk!!

Pria itu roboh dengan darah segar mengalir keluar dari mulut, hidung, telinga, serta luka di bagian
keningnya.

Aku Kembali Untuk Balas Dendam [JL]✔️.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang