💚9❤

4.7K 246 11
                                    

Merasa sudah tidak ada pergerakan, Nanon memperhatikan lelaki yang sudah tertidur disampingnya, napasnya terlihat teratur.

Cairan bening kembali lolos dari sudut matanya.
Ohm memang sama sekali tidak merasa bersalah setelah melakukan hal barusan padanya.
Dia tertidur dengan tenang. Harusnya Nanon menyadari lebih awal kalau Ohm memang hanya akan menyakitinya.

"Ugh-"
mencoba bangun dan mendudukkan dirinya, membuat Nanon harus membekap mulutnya sendiri guna menahan sakit di bagian bawahnya.

Dengan sangat pelan dan menahan sakit di tubuhnya dengan sekuat tenaga, Nanon turun dari ranjang Ohm, memungut bathrobe yang tadi ia kenakan.

Terserah Ohm akan membunuhnya setelah ini, Nanon hanya tidak tahu harus mengenakan apa.
Dadanya terlalu sesak untuk tetap berada disebelah Ohm.

Nanon berjalan dengan pelan sambil sesekali berhenti berpegangan pada tembok, guna menetralkan sakit dibagian bawahnya.

Kenapa bisa sesakit ini? beginikah pengalaman pertama melakukan hal tersebut, apalagi Ohm memperlakukannya dengan sangat kasar.

Sebelum benar benar menuruni tangga, Nanon manatap sekilas ke arah ranjang memastikan kalau Ohm masih tertidur.
Lalu Nanon menggigit bibirnya sepanjang menuruni tangga balkon kamar Ohm guna manahan rintihannya.

Nanon akan kabur?
Tidak, dia tidak akan kabur. kalaupun dia ingin itu tidak akan berhasil.
Penjagaan rumah ini sangat ketat.

Nanon hanya berjalan ke arah taman yang tepat berhadapan dengan balkon kamar Ohm, dan di sebelahnya ada kolam renang yang cukup besar, yang memang sengaja dihubungkan dengan kamar pribadi Ohm.

Nanon mengetahui tempat ini saat tanpa sengaja ia berkeliling ketika Ohm sedang mandi di hari sebelumnya.

"U-ugh"
Nanon dengan perlahan mendudukkan pantatnya pada kursi taman tersebut.

"Ini sakit sekali"
Nanon akhirnya mebiarkan ringisannya lolos.

Udara malam yang dingin langsung menusuk kulitnya yang hanya mengenakan bathrobe selutut yang bagian dadanya terekspos karena kebesaran.

Nanon tidak memperdulikannya, bayang bayang Ohm yang menggagahinya tadi kembali melintas di kepalanya, membuatnya menekuk lututnya dan memeluk tubuhnya sendiri, mulai gemetar dan kembali meneteskan air matanya.

"Bunda, maafkan aku tidak bisa menjaga diriku, betapa kotornya aku ini hiks"
Nanon mengusap tubuhnya dengan kasar, melupakan sebentar rasa sakitnya, dia merasa kotor pada dirinya sendiri.

"Sebenarnya apa dosa yang sudah kuperbuat sampai tuhan menghukumku seperti ini?"

Nanon mendongakkan wajahnya menatap langit malam, yang terlihat banyak bintang berkedip disana, sangat berbeda dengan suasana hatinya sekarang.

Nanon sendiri tidak tahu apa yg membuat Ohm sangat membencinya. yang dia tahu papa mereka, meninggalkan Mamanya dan Ohm demi menemui bundanya dan Nanon di China dulu.

Dan setalahnya ia mendengar mamanya Ohm meninggal.

Tapi sampai saat ini dia tidak paham betul apa hubungan semua itu dengan dirinya, dengan mamanya, dengan perasaan benci Ohm yang mendalam pada dirinya sampai saat ini. Nanon yakin itu bukan sekedar kebencian karena mungkin mereka berbagi ayah.

Nanon menetralkan napasnya sambil sesegukan sesekali setelah tangisnya mulai reda.

Nanon memejamkan matanya dan mebayangkan wajah bundanya, masa masa bahagia ketika dirinya masih dibangku SMP di china dulu bersama dengan sosok yang paling dia sayangi itu.

◆Out Of Control◆ [OhmNanon🔞|BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang