💚10❤

3.8K 221 20
                                    


"Apa kau marah?"

"..."

Tidak ada jawaban dari lelaki tampan yang sedang mengendarai mobilnya dengan menatap lurus kedepan, seolah jalanan didepannya akan beku hanya karena tatapan dinginnya.

"Aku tidak bermaksud membuatmu menunggu dan terlambat mengantarkan kopi yang kau minta"

Nanon meremas celana dibagian pahanya dengan sangat kuat saat Ohm malah menambah kecepatan mengemudinya.

"Tadi aku tidak sengaja bertemu pak Bright dan-"

CKIITT!!!

Suara gesekan antara ban mobil dengan aspal jalan terdengar jelas saat Ohm membanting setirnya kesamping dan menghentikan mobilnya secara mendadak.

"Kau- sedang menguji emosiku?"
Dengan gerakan cepat tangan kekar itu sudah berpindah ke leher kecil Nanon dan mencekiknya dengan kuat.

"Uhuk- a-aku-"

Nanon mencoba melepaskan tangan Ohm dari lehernya namun sia-sia, pada akhirnya Nanon hanya pasrah dan memejamkan matanya.

"Mungkin kita harus mengulang kejadian semalam di dalam mobil ini agar kau bisa mematuhiku"

Nanon meraup udara sebanyak banyaknya tepat setelah dia pikir dia akan mati namun Ohm melepaskan tangannya dari leher Nanon, akan tetapi sedetik kemudian tangan tersebut sudah berpindah kebagian kancing kemejanya.

"Ampun Ohm- jangan lagi"

Nanon menggeleng kuat, tanpa aba-aba pipinya sudah basah dengan genangan air mata saat Ohm sudah membuka tiga kancing kemeja atasnya.
Nanon masih trauma.

"Sst- bukankah tadi kau sengat senang saat bajingan itu menyentuhmu?"
Ohm tidak mengindahkannya,
lelaki itu malah menyingkirkan bagian kemeja Nanon yang menutupi dua tonjolan pink di dada mulus itu.

Ohm langsung menjilatinya secara bergantian

"Jangan- tolong hentikan"

Nanon gemetar saat lidah Ohm membasahi bagian dadanya.
Kejadian semalam tergambar lagi dengan jelas di kepalanya membuat tubuhnya bergetar.

Sementara Ohm semakin menjadi mengerjai puting Nanon, dan menggigitnya dengan sengaja saat mendengar isakan Nanon mulai keluar.

"Argghh- sakit"

Nanon menggigit kuat bibir bawahnya saat dia merasa perih di dadanya, Ohm menggigitnya dengan sangat kuat.

"Sshh- perih"

Air mata lolos dari manik matanya saat Ohm sengaja merobek sedikit kulit dada Nanon dengan giginya sampai mengluarkan darah.

"Itu akibatnya kalau kau tidak mendengarkanku, apa perlu kita teruskan ke tahap selanjutnya?"

Ohm mencengkram dagu Nanon hingga pipinya menirus.

Mengingat wajah Nanon saat seedang bersama Bright tadi sangatlah berbeda dengan sekarang saat dirinya yang menjamah lelaki ini membuat Ohm merasa terbakar amarah.

"Tidak, ku mohon jangan lagi, maafkan aku"
Nanon menatap Ohm dengan memohon

"Baiklah, tapi kau harus membalasnya dua kali lipat saat dikamar nanti"

Ohm memamerkan smirknya dan melepaskan cengkramannya dari dagu Nanon.
Kemudian melanjutkan acara mengemudinya tanpa memperdulikan Nanon yang kembali memperbaiki kemejanya sambil menahan tangis dan perih sekaligus.

Nanon tidak tahu apa yang sudah ia lakukan yang membuat Ohm marah -lagi.

Yang dia ingat Ohm mengajaknya rapat diluar bersama Dew.
Sedangkan dirinya tidak ikut dalam rapat dan Ohm menyuruh Nanon membelikan kopi yang tempatnya lumayan jauh dengan berjalan kaki.

◆Out Of Control◆ [OhmNanon🔞|BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang