💚24❤

3.4K 260 56
                                    

"Ohm tenangkan dirimu"

Dew menarik Ohm yang kembali menggedor kasar pintu ruang operasi di depannya.

"Apa yang mereka lakukan di dalam sana, ini terlalu lama"

Ohm kini bahkan berniat mendobrak pintu bercat putih tersebut

"TENANGKAN DIRIMU OHM PAWAT!"
Dew menariknya dengan paksa hingga menjauh dari pintu tersebut.

"Dokter macam apa yang tidak bisa menyelesaikan operasinya tepat waktu!"

Ohm menatap menyala pada Dew tapi tidak menghajarnya, justru kini lelaki dengan penampilan yang berantakan itu menghantam tinjunya pada dinding rumah sakit ini dengan tangannya yang di perban.

Sudah enam jam mereka menunggu dengan Nanon yang sedang ditangani di dalam sana.
Padahal tadi perkiraan empat jam saja sudah selesai.

Tapi sampai sekarang belum ada tanda pintu itu akan terbuka.

"Kau harus tenangkan dirimu, dengan mangacau seperti ini juga tidak akan membantu menyelamatkan Nanon"
Dew menpuk bahu sahabatnya yang mulai bergetar

"Kenapa Nanon? kenapa Nanon yang harus menanggung semua ini?"
Ohm meremas dadanya
wajah Nanon sebelum kehilangan kesadarannya di pangkuan Ohm terlintas kembali.

Beruntung Dew langsung menelpon ambulan walaupun memakan waktu cukup lama karena ternyata tempat Bright berada di pedalaman yang lumayan susah dijangkau.

Mereka langsung melarikan Nanon ke rumah sakit dengan Ohm yang tidak berhenti berteriak agar laju ambulan tersebut lebih cepat lagi.
Sungguh siapa saja ingin dia bunuh rasanya.

Polisi juga sudah mngamankan Bright dan anggotanya.
ada beberapa anggota Ohm juga yang ikut dibawa tapi Dew sudah mengurusnya.

Ohm sudah tidak perduli dengan yang lainnya, pikirannya hanya terus mengkhawatirkan Nanon.

Jelas lelaki itu meregang nyawa tepat di hadapannya, dan itu semua juga karena dirinya.

Niat ingin menyelamatkan sosok yang ia sayangi itu tapi justru dirinyalah yang jadi boomerang membuat Nanon terluka parah.

"Sial!! brengsek!!"
Ohm membenturkan dahinya dengan keras berkali kali

"Kau brengsek!! hentikan!"
Dew mencoba menahannya tapi Ohm terus membenturkan kepalanya disana berharap rasa bersalahnya dapat terlampiaskan.

Kepalanya yang sudah diperban terlihat kembali berdarah.

Ohm tidak mau di rawat tadi,
lelaki itu tidak beranjak sediki pun dari depan ruang operasi Nanon.
padahal tubuhnya saja sudah penuh luka, kepalanya bocor.

Tapi seolah dirinya mati rasa dan masih bisa berdiri dengan mulut yang terus mengeluarkan sumpah serapah akan ketidak becusan rumah sakit ini menangani Nanon.

Yang dengan terpaksa perawat disini datang dan mengobatinya dengan seadanya disini.

"Ini semua salahku, kenapa Nanon yang harus menanggungnya!"

"Sadarlah bajingan, Nanon sudah mengorbankan dirinya untukmu, tapi kalau kau sendiri menyakiti dirimu begini apa yang akan kau katakan pada Nanon nanti!?"

Dew menarik bahu tegapnya membuat mereka berhadapan.
Semenjak Nanon dibawa masuk ke dalam sana, Ohm tidak bisa tenang.
Melampiaskan rasa khawatir dan rasa bersalahnya dengan menyakiti tubuhnya sendiri.

Ohm terdiam sebentar
sebelum lututnya terasa lemas dan membiarkan dirinya jatuh dengan lututnya yang ia jadikan tumpuan di lantai rumah sakit yang dingin.

◆Out Of Control◆ [OhmNanon🔞|BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang