💚7❤

4.1K 266 48
                                    

"Kau terlihat berantakan Man-"

Dew menepuk bahu bosnya yang kini melonggarkan dasinya dan memijat pelipisnya sendiri.

"Bright sialan itu memang brengsek! Bisa bisanya dia memanipulasi semua ini"

Ohm menepis tangan Dew dan menyandarkan punggungnya di kursi pimpinan rapat teresebut.

Rapat sudah bubar sekitar 15 menit yang lalu, tapi Ohm belum berniat beranjak dari ruangan itu, ingin rasanya ia menghajar wajah si lelaki bermarga Vachirawit itu.

"Kau tidak pernah kecolongan seperti ini sebelumnya, apa yang salah denganmu belakangan ini?"

Dew menatap Ohm yang masih memejamkan matanya, dia memijat keningnya yang terasa berdenyut.

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, ku pastikan itu, aku tidak pernah kalah"

Ohm menatap Dew sekilas lalu beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan yang membuatnya pusing itu.

.

.

.

"Hei, Aku pikir kau tidak akan datang"

"Itu, Pak Bright-"

Nanon menggaruk tengkuknya ketika melewati salah satu meja di kantin.

tidak, dia kesini bukan untuk makan siang tapi untuk mencari keberadaan seseorang.

"Duduklah, baru akan kita bicarakan soal hutangmu padaku"

Canda Bright sambil memamerkan senyumnya yang mau tidak mau membuat Nanon mendudukkan pantatnya sambil melirik sekeliling.

"Hei Non? Kau tidak lupa kan tujuan kita kesini?"

Bright mengikuti arah pandangan Nanon yang tidak pokus kesana kemari.

"Hm? Aku tidak lupa aku berhutang padamu pak, karena sudah menghancurkan Ipad-mu yang pasti harganya mahal beserta isinya yang sudah rusak yang seperti kau katakan lebih mahal lagi harganya bahkan dengan nyawaku pun tidak tergantikan"

Nanon menjelaskan panjang lebar dalam satu tarikan napas.

Sebenarnya ucapan Bright tadi pagi untuk menemuinya saat makan siang disini tidak didengar oleh Nanon dan dia kesini bukan untuk menemui lelaki yang memang dia akui tampan dan berkharisma ini.

Kebetulan saja dia harus bertemu Bright dan terjebak dalam satu masalah lagi disini sekarang.

"Lalu ka-"

Bright baru akan melanjutkan kalimatnya saat Nanon sudah berdiri dari kursinya.

"Maaf pak, sungguh aku tidak akan lari dari ini, aku akan bertanggung jawab semampuku, tapi tidak sekarang, aku sedang buru-buru"

Tanpa memperhatikan ekspresi Bright yang entah seperti apa, Nanon meninggalkan tempat itu dengan sedikit berlari.

'ini biasa dalam permulaan'

Bright pun tersenyum aneh dan segera beranjak dari sana membiarkan makanannya yang masih utuh.

.

.

.

"Ya tuhan cobaan apalagi ini"

Nanon mendudukkan tubuhnya di salah satu anak tangga yang baru saja ia turuni.

"Aku harus mencarinya kemana lagi?"

Nanon meletakkan berkas yang ia bawa dan menarik napas lalu menatap keluar jendela kaca yang ada dihadapannya dan menunjukkan hari sudah sore.

◆Out Of Control◆ [OhmNanon🔞|BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang