💚4❤

3.8K 347 41
                                    

"Sekian untuk rapat hari ini, saya minta maaf, lain kali akan kita bahas lebih matang lagi dari hari ini"

Ohm memijat pelipisnya yang terasa berdenyut dan mendudukkan tubuhnya dengan kasar dikursinya.

Semua anggota rapat sudah bubar dan meninggalkan ruangan satu persatu dengan tampang kecewa atau mungkin jengkel, tapi tidak ada yang berani bersuara dan hanya memaksakan senyum saat Ohm tiba-tiba menyudahi rapat.

Ohm tidak peduli akan hal itu, harinya benar-benar kacau.

"Jangan terlalu dipikirkan"

Tepukan kecil dibahunya membuatnya mengangkat kepalanya dan melihat sang pelaku.

"Bright-"

Ohm sedikit terkejut, dia kira semua sudah meninggalkan ruangan rapat.

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu tidak pokus kali ini, tapi aku harap lain kali kau tidak mengecawakan lagi, kau tahu kan waktuku juga tidak kalah berharga dari kerja sama ini?"

Ohm menepis tangan Bright dari pundaknya.

"Terimakasih sudah memperhatikanku, tenang saja kerja sama ini kujamin akan berjalan lancar, tidak usah khawatir"

setelahnya Ohm meninggalkan rekan bisnis sekaligus musuh bebuyutannya yang sudah dari dulu itu.

.

.

.

.

Ohm melonggarkan dasi dan membuka dua kancing atas kemejanya saat memasuki rumahnya.

Rasanya mengurusi ketinggalan di perusahaan yang sudah menumpuk karena tidak masuk beberapa hari karena Nanon yang sakit benar-benar membuat harinya semakin buruk.

Mengingat Nanon, entah kenapa membuat Ohm sedikit semangat dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Rupanya Ohm sudah tidak sabar beretemu lelaki manis itu.

Dia sudah membayangkan wajah ketakutan dan sorot matanya yang memohon saat Ohm memasuki kamarnya nanti.

Entah sejak kapan Ohm berubah jadi psychopat begini.

Dengan seringaian yang tercetak jelas di bibirnya,
Ohm membuka pintu kamarnya dan langsung menguncinya setelah ia masuk.

Sedetik kemudian seringaian di bibirnya pudar, tempat tidurnya terlihat rapi dan tidak ada sosok yang ia cari disana atau mungkin tanpa sadar ia merindukan sosok itu.

"KEMANA DIA"

Ohm melepas dasinya dan membuangnya sembarangan.

Di kelilinginya kamarnya yang cukup luas itu untuk mencari Nanon, sampai ke balkon kamarnya namun nihil, Nanon tidak ada.

Seingatnya, dia mengunci kamarnya tadi, tidak mungkin Nanon bisa keluar.

"Tidak mungkin dia bertindak bodoh kan?"

entah kenapa Ohm langsung menolehkan kepalanya ke bawah dan segera mengelus dadanya karena Nanon tidak tergeletak dibawah sana seperti yang baru saja dia bayangkan.

"Hhh- kenapa aku takut dia mati, seharusnya aku senang kalaupun dia terjun dari sini jadi aku tidak perlu repot membunuhnya dengan tanganku sendiri"

Ohm memijat pelipisnya lagi, bibirnya memang berkata seperti itu tapi batinnya berkata lain dan kakinya segera melangkah menuju kamarnya dan tempat terakhir yang belum ia periksa adalah kamar mandi.

Dan Smirk menakutkan kembali tercetak dibibirnya saat mendengar samar suara gemercik air dari sana dan pintu kamar mandi itu sedikit terbuka.

Tanpa pikir panjang Ohm langsung membuka pintu kamar mandi tersebut.

◆Out Of Control◆ [OhmNanon🔞|BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang