4. I love you, Park

948 96 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.

"Aku mencintaimu,"

"Aku sudah jatuh padamu,"

"Dengan alasan yang aku sendiri tidak mengerti, aku tidak pernah bahagia berada di dekatmu, namun saat bersamamu aku merasa seperti pulang—"

"— ayah tidak mungkin salah menjodohkan aku, ayah sayang padaku, tidak mungkin ia menitipkan aku kepada sembarang orang , hiks, meskipun kau telah membunuh bayiku! Tapi entah mengapa aku tidak bisa membencimu Park!,"

"YAAAK PARK JISUNG SIALAN! HIKS,"

Sungchan segera memeluk tubuh chenle yang ringkih, ya, sekarang chenle sedang berada di apartemen Sungchan. Tadinya chenle tidak ingin pergi, namun ia harus bilang ke sungchan bahwa ia membutuhkan tempat tinggal segara.

Melihat keadaan chenle yang kacau, sungchan mengajak namja manis itu ke rooftop, menampilkan jalanan kota yang ramai, sungchan meminta chenle untuk jujur akan yang ia rasakan.

"Chenle-ya, ini sudah sangat larut, ayok kedalam," ajak sungchan, kini jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, sangat dingin.

"Sebentar lagi Chan, Langitnya indah, persis saat aku menikah dengan Jisung, biarkan aku menatapnya lebih lama lagi sebelum menghilang."

"Hm, baiklah." Sungchan memasangkan jaket tebal ketubuh chenle, mendekap tubuh chenle agar tidak kedinginan.

"Mengapa kau tidak melihat ku yang selalu ada di sisimu le? Apa karena aku bukan si pemilik hatimu?," Sungchan memejamkan matanya, kebahagiaan chenle adalah kebahagiaannya.

Beberapa menit berlalu, sungchan merasa kalau mata chenle sudah hampir terpejam di pelukannya, dengan senyuman dan gerakan yang perlahan, sungchan menggendong tubuh chenle untuk membawa kembali namja manis itu masuk kedalam apartment-nya.

Dengan perlahan sungchan merebahkan tubuh chenle di kasur miliknya, melihat wajah chenle yang teduh membuat sungchan tidak dapat membendung kesedihan nya.

"Kalau kita bersama, kalau kau tidak di jodohkan, apakah kita akan bahagia le?,"

"Tapi bukankah jika kau milikku, mau kau menikah dengan siapapun kau akan tetap kembali kepadaku?,"

Sungchan tersenyum getir,menatap wajah chenle yang memejamkan matanya.

"Lihat, kini kau bersama ku,"

"Sungchan dan Chenle akan selalu bersama, hum? Itu yang pernah kau katakan,"

Sungchan menidurkan tubuhnya di samping chenle, menyeka rambut yang menutupi wajah chenle, sungchan mendekatkan wajahnya ke chenle, membisikan sesuatu...

"Iya le, kita akan selalu bersama, selalu—

—selamanya, Sayang." Setelah membisikan hal itu, sungchan menatap bibir chenle, terlihat bahwa bibir chenle sedikit kering.

Chup

Sungchan mengecup bibir itu, tidak. Lebih dari sekedar kecupan, bahkan sungchan memberikan lumatan-lumatan lembut, semakin lama semakin memperdalam ciumannya.

"Umhh" desis chenle, mendengar itu, sungchan melepaskan tautan bibir mereka karena tidak mau chenle Bangun.

"Tidur yang nyenyak, kita akan menjadi pemilik satu sama lain, hidup bersama— selamanya, seperti yang kita impikan dulu."






•••VIOLET••••













"Jisung," panggil wanita yang baru saja memasuki kamar Jisung.

VIOLET [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang