Hai!
Enaknya ff ini dibuat cepat atau lambat ya alurnya, aku maunya si cepet tapi adegan manisnya baru dikit ya? T_TYaudah manis-manis dulu deh, maaf ya kalau typo, kasih tau aja Oky? Thank youuuw-!
••••••
Taman. Menjadi tempat yang mereka tuju, alasan mereka memilih taman kota adalah Chenle ingin berjalan kaki, dan taman adalah tempat yang paling dekat. Taman yang berisikan daun daun berguguran itu terletak di luar perumahan yang mereka singgahi.
Chenle memasukkan satu tangannya ke saku jaket yang ia pakai, sementara satu tangannya lagi di gandeng oleh Jisung. Chenle tetap memakai baju hangat karena jisung khawatir bahwa udara bisa saja berubah.
"Mau beli roti lagi?," Tanya Jisung kepada chenle, ya mereka sudah membeli roti isi sebelum berjalan kemari.
"Tidak, aku sudah kenyang, Jisung nanti kita pergi ke supermarket ya, aku mau belanja bahan masakan."
Jisung menghentikan langkahnya, "Supermarket lumayan jauh, biar Bi Jeena aja yang beli, atau nanti kita pulang dulu terus aku antar naik mobil?,"
"Tidak, aku mau jalan kesana, tidak terlalu jauh jisung."
"Nanti kamu capek..."
"Enggak, ya ya, aku mau kesana,"
"Kita naik sepeda, gimana?," Tawar jisung, chenle sedikit memikir, ya memang ada tempat penyewaan sepeda di taman itu, dan akhirnya Chenle menyetujui Karen atau jika ia menolak jisung pasti akan melarang.
"Ok fine,"
Setelah itu mereka kembali melanjutkan langkahnya, bedanya tangan mereka kini tidak bergandengan, jisung mengeluarkan ponselnya untuk sesekali memotret sang istri. Matahari pagi menyinari wajah putih nan cerah milik chenle membuat lelaki itu tersenyum hangat.
Chenle terus berjalan di depan jisung dengan tangan yang sesekali ia tekuk ke depan dan belakang.
"Jisung jisung!," Panggil Chenle membuat jisung segera menyimpan ponselnya dan menghampiri pria manis itu.
"Ada apa hm?,"
Chenle menunjuk langit yang putih bertabur biru itu, tidak menyilaukan mata. "Ada awan berbentuk bayi, lihat gak? Itu.." ujar chenle membuat jisung menelisir pandangannya ke atas.
Jisung menemukannya, jika di lihat sekilas awan itu memang berbentuk seperti bayi, namun pandangan jisung langsung teralihkan ke chenle, sungguh wajah istrinya itu sangat cantik.
"Aku suruh liat awan bukan liat akunya,"
"Iya awannya bentuk bayi, lucu banget, tapi lebih lucu kamu,"
Chenle menekuk bibirnya kebawah lalu menggandeng tangan jisung dengan sedikit manja, "ayo lanjut jalan lagi," Ajak chenle.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk duduk di salah satu bangku. Jemari jisung menggenggam erat jemari milik chenle seakan memberi tahu kesemua orang yang ada di taman itu bahwa chenle adalah miliknya, hanya miliknya. Terlebih sekarang chenle tengah mengandung benihnya.
Matahari menyinari wajah cantik milik chenle, membuat Jisung semakin terpana dengan kekasihnya itu, bahkan ada beberapa laki laki lain di taman itu yang juga terpana dengan kecantikan chenle. Jangan tanya Jisung apakah ia cemburu atau tidak, jawabannya sudah pasti iya, ia tidak tahan miliknya di tatap seperti itu oleh orang lain, namun tidak mungkin juga jisung menghajar satu satu laki-laki yang melihat Chenle.
Yang jisung bisa lakukan hanyalah membuat dirinya menempel sedekat mungkin dengan Chenle, agar mereka semua tau bahwa laki laki cantik yang mereka tatap sudah berpunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET [Jichen]
Fanfiction"𝐕𝐢𝐨𝐥𝐞𝐭, 𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧, 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐮,"- 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 Kisah kehidupan pernikahan Jisung Dan Chenle yang berawal dari sebuah perjodohan...