••••
Hari terus berganti, kini usia kandungan chenle sudah memasuki bulan ke empat, Jisung sebagai calon ayah dari bayi yang chenle kandung sangat sangat memperhatikan sang istri. Bahkan calon papa muda itu menambahkan beberapa CCTV di rumahnya.
Jisung tidak pernah absen untuk mengantar chenle check up , selalu ia menemani chenle padahal sang istri bisa sangat mengerti jika sewaktu-waktu pekerjaan jisung tidak dapat ditinggal.
Kini jam sudah menunjukan pukul empat sore, sebentar lagi Jisung akan pulang dan chenle masih berkutat di dapurnya, memasukan beberapa bahan masakan, terlihat dari wajahnya kalau chenle sangat bahagia melakukan itu semua.
Dan ya, tak berselang lama akhirnya Jisung datang, tentu Indra penyiumannya langsung mengarahkan pria tampan itu untuk ke dapur. Jisung meletakan jasnya di kursi makan, melonggarkan dasi serta menggulung baju bagian kedua lengannya.
Ia menghampiri chenle dan memeluk pria manis itu dari belakang, ini sudah biasa terjadi.
"Jisung?"
"Hm?"
Karena masakannya sudah matang, chenle segera mematikan kompor dan beralih menatap jisung.
"Kamu abis pelukan sama orang lain ya?!"
Jisung yang baru saja datang itu melongo dengan ucapan chenle, ah apa ini penuduhan?
"Tentu saja tidak, chenle—"
"Parfum kamu..." Chenle memfokuskan Indra penyiumannya lagi, hatinya sedikit sakit. "...Ini parfum perempuan Jisung. Ada wangi parfum perempuan di tubuh kamu."
"Parfum perempuan? Ini parfum yang biasa aku pakai, kamu sendiri yang memilihkannya,"
"Tidak, ini bukan parfum yang kamu biasanya pakai, ini manis banget baunya. Kamu coba bohong sama aku ya?!"
Demi tuhan Jisung harus berbuat apa, ia tidak tahu ada yang salah dengan istrinya? Karena pada kebenarannya, Jisung memang memakai parfum yang biasa ia pakai. Jisung harus tetap sabar dan mengontrol emosinya.
"Astaga Chenle-ya...Aku akan mandi dulu setelah itu kita makan bersama hm, kau boleh mengintrogasiku setelahnya." Entah mengapa ucapan itu terasa begitu dingin bagi Chenle.
Chenle sendiri benar bener mencium wangi parfum yang jisung gunakan bukanlah parfum yang biasa jisung gunakan. Bukankah penciumannya lebih sensitif?
Pria manis itu sedikit meremas jarinya, air matanya sedikit keluar, entalah Chenle juga tidak mengerti mengapa perasaannya sangat sangat sensitif, ia bisa mudah menangis saat jisung bersikap jutek kepadanya padahal itu hanya perasaannya saja.
Dilain sisi, jisung yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung memakai piama yang chenle sudah siapkan, mata pria tampan itu menelusuri seluruh kamar, tidak ada Chenle. Pria itu langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.
Tut
Panggilan tersambung
"Hyung,"
"Ada apa, Jisung?"
Jisung menyisir rambutnya kebelakang, "Maaf menganggu Hyung, hanya saja Chenle tadi sempat menuduhku berpelukan dengan perempuan padahal aku tidak melakukan hal itu, katanya parfumku berbeda padahal sama. Aku harus gimnaa Hyung?"
"Oh astaga, jangan biarkan ia salah paham, kau harus menjaga kata katamu saat berbicara dengannya. Tapi jisung..."
"Ya Hyung?" Jisung menghimpit ponselnya diantara kepala dan pundak saat ia mengancingkan piamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET [Jichen]
Fanfiction"𝐕𝐢𝐨𝐥𝐞𝐭, 𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧, 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐮,"- 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 Kisah kehidupan pernikahan Jisung Dan Chenle yang berawal dari sebuah perjodohan...