14. Anniversary

817 72 10
                                        

15 Oktober...

"Sudah satu tahun ya?,"

Pria manis itu menggenggam kalender yang semua terletak di nakas meja kamarnya. Terlihat jelas bahwa tanggal yang menunjukkan hari ini ada tanda berupa hati, hari ini adalah hari yang spesial bagi tokoh kedua pria di cerita ini.

Chenle meletakan kembali kalender itu, lalu matanya tertuju pada jam yang menempel di dinding kamar bernuansa abu abu itu, sekarang menunjukkan pukul 9 pagi, sekelebat rasa resah muncul dalam hati chenle sejak tadi pagi.

Jisung- suaminya itu tidak mengucapkan sepatah katapun untuk Chenle tentang anniversary, dan entah mengapa pikiran chenle melarang untuk mengucapkan nya lebih dahulu. Seperti hari sebelumnya, hari hari jisung masih padat dengan pekerjaan, dan tadi pagi suaminya itu langsung pergi kekantor seperti biasanya.

Chenle bisa menerima jika tidak ada acara keluar rumah untuk anniversary pertamanya, Justru pria manis itu berniat untuk membuat kejutan untuk jisung, yup kejutan sederhana untuk merayakan satu tahun hubungannya.

Chenle berniat untuk memasak masakan spesial, seperti kue yang akan ia buat sendiri, tentu ia harus berkutat di dapur seorang diri. Jisung bilang bahwa ia akan pulang jam delapan malam, saat itu Chenle ingin menyambut jisung dengan kue buatannya.

"Jisung tidak mungkin lupa," pria manis itu bergumam pada dirinya sendiri, berusaha meyakinkan bahwa pikiran buruk nya itu salah.

"Aku akan mulai membuat kuenya sekarang, nanti tinggal aku taruh di lemari pendingin- iya!, semoga saja bahan bahan yang ku beli sudah lengkap"

Chenle melangkah kan kakinya menuju dapur, memeriksa bahan bahan pembuatan kue yang terdia.

"Astaga chenle-ya, kau melupakan coklat," Chenle menepuk jidatnya sendiri, masih ada waktu untuk membeli coklat di supermarket, karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Chenle memutuskan untuk pergi ke supermarket setelah memakai gardigan miliknya.

••••

Coklat sudah, susu sudah, semua yang ada dalam list sudah masuk semua ke keranjang, Chenle tidak memperlukan waktu lama untuk mendapatkan semua bahan itu. Dan tentu semua bahan yang chenle dapat adalah bahan terbaik.

"Tuan, ada lagi yang ingin di pesan?," Tanya pelayanan kasir supermarket.

Pria yang di tanyakan itu memikirkan satu alat, sampai akhirnya ia memutuskan untuk membeli nya, tidak ada salahnya untuk mencoba.

"Noona, tolong berikan saya tiga buah testpack dengan jenis yang berbeda-beda."

Jujur saja akhir-akhir ini Chenle merasakan ada berbeda dari dirinya, entahlah sepertinya apa rasanya namun rasa ini sama persis ketika ia mengandung anaknya yang tak sempat lahir kedunia.

Pelayanan itu mengangguk lantas mengambil pesanan yang chenle pinta. "Sudah, ada lagi?,"

"Tidak ada."

"Baik total nya lima puluh tiga ribu won,"

Chenle mengangguk lantas memberikan uang cash kepada pelayan kasir tersebut. Setelah menerima struk, Chenle melangkah kan kakinya keluar dari supermarket, pria manis itu memilih berjalan kaki karena letak supermarket berada tidak jauh dari perumahan yang ia singgahi, toh ini juga masih terbilang pagi.

Cuaca hari ini sangat cerah, chenle menikmati jalannya sambil sesekali mengemut ice cream yang ia bawa di tangan kanannya, sementara tangan kiri membawa paper bag belanjaannya.

Sesampainya di rumah, istri dari Park Ji-Sung itu segera memulai acara memasak nya, tidak ada yang menemani selain lagu yang ia putar dari speaker kecil yang terletak di dapur.

VIOLET [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang