7. Sungchan dan kasihnya

770 90 14
                                    


.

.

.

VIOLET

Masa lalu, biarlah hal yang sudah lalu menjadi lalu. Namun bagaimana jika sebuah masa lalu menjadi angan-angan untuk masa depan?

Chenle-ya, aku mencintaimu, seumur hidup yang Tuhan berikan untuk ku, selamanya akan terlalu lama. Karena nyatanya hatimu telah memilih dia— jadi biarkan aku mencintaimu selama hidup yang Tuhan berikan.

—Jung Sungchan.

Jisung meletakan kembali handphone nya, menghembuskan nafasnya kasar, baru saja ia mendapat telpon dari Chenle, ya istrinya itu meminta izin kepada Jisung untuk jalan bersama Sungchan yang sudah di rencanakan oleh Jisung.

Mata jisung menatap lurus kearah jalanan, malam ini sangat ramai, lalu Jisung menatap ke langit malam, sangat indah, tunggu— langit malam ini sangat persis dengan langit dimalam pernikahan Jisung dengan Chenle.

Bibir jisung mengulum senyuman, tangannya memegang stir mobil dengan erat, berusaha untuk tidak meluapkan rasa sedihnya. Jisung sudah merencanakan untuk menceraikan chenle besok. Sangat cepat?

Rasanya baru kemarin Jisung mengucap janji suci dengan Chenle.

Dengan kecepatan stabil akhirnya mobil jisung sampai di rumahnya, Jisung langsung masuk kedalam ruangan rumah dan merendam tubuhnya dengan air hangat.

Lantas pikirannya mengarah kepada Chenle, apakah malam ini Chenle bahagia? Bersama Sungchan? Jisung sangat bersyukur jika Chenle benar benar bahagia.

Setelah membersihkan tubuh dan memakai pakaian tidurnya, jisung lantas pergi ke kamar Chenle, jisung rindu dengan Chenle. Jisung mengambil laptop dan menghubungi panggilan video di laptop nya.

Terhubung....

"Annyeong, Jisung!,"

Terdengar suara yang sedikit melengking dari sebrang sana, jisung terkekeh pelan, sepertinya Haechan Hyung akan menjaga Suaranya saat dirumah sakit saja.

"Hai Haechan Seo,"

"Astaga, sudah ku bilang jangan panggil aku seperti itu jika aku sedang tidak bertugas jie,"

"Baiklah Hyung."

"Ada apa jie? Eoh sebentar jie...YAK MARKIE JANGAN LETAKAN HANDUKMU DI KASUR...uh ada ada saja suamiku ini—

"— maaf jie, Maaf ya? Hehe."

Sementara Jisung hanya terkekeh ringan mendengar itu, haechan pasti tengah menegur Mark, Kadang jisung iri dengan keluarga Haechan dan Mark yang terlihat harmonis dan lucu, ya meski jisung tau pasti setiap hubungan punya kekurangan masing-masing.

"Jadwal Transplantasi Jantung apakah sudah di tentukan harinya, Hyung?,"

"Ya, Empat hari lagi, Jie."

Jisung mengangguk. "Baiklah,"

"Jie..."

"Ya?,"

VIOLET [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang