Yas! Seperti yang udah aku kasih tau di chapter sebelumnya kalau aku upload hari Jumat dan Sabtu!
And this! Selamat hari Jumat?
Iya selama membaca!Happy reading guy, sorry for typo!
Kasih tau aja ya kalau ad typo, nanti aku benerin. Thanks^^••••••••
"Jangan sampai kelelahan, Chenle-ya."
"Sudah biar bi Jeena saja yang membersihkan,"
"Kau sudah minum vitamin? Jangan sampai terlambat."
"Apakah perutmu terasa sakit? Aku akan memanggilkan dokter,"
Sudah satu Minggu ini Jisung sama sekali tidak mengizinkan chenle untuk membersihkan rumah sedikit pun, ya meski hanya menyapu lantai, namun tetap saja terkadang chenle melakukan semua itu tanpa sepengetahuan jisung.
Chenle bahkan heran kepada suaminya sendiri, menyapu bukanlah hal yang berat, chenle juga tidak betah jika harus berdiam diri saja. Namun jisung benar benar menjadi suami yang siaga, ia selalu memastikan bahwa keadaan Chenle baik baik saja.
"Biarkan aku yang memasak,"
"Tidak, biar aku saja, kau duduk di meja makan."
Lagi lagi Chenle mendesah berat, Bu jeena memang hanya dipekerjakan untuk membersihkan rumah, dan ia hanya akan bekerja dari pagi hingga sore aka tidak menginap.
"Jisung!!,"
"Apa hm?,"
"Aku mau masak ish, aku baik baik saja, kau yang keterlaluan."
Jisung berbalik menatap sang istri yang kini tengah jengah duduk di meja makan, jemari jisung mecubit pelan pipi gembil chenle. "Gausah pegang-pegang," Chenle menepis tangan itu, ah ia merajuk, Chenle benar benar badmood.
"Yasudah...sini," Jisung menarik pelan lengan sang istri, dengan mata yang berbinar chenle menghampiri jisung yang sedang memasak itu.
"Kau merasa tidak nyaman? Maaf, aku hanya tidak ingin kau kelelahan,"
"Tentu tidak jisung, aku senang memasak masakan untuk suamiku, jadi jangan larang aku seperti tadi. Untuk bersih bersih rumah juga aku bisa menyapu—,"
"Tapi rumah ini lumayan luas?," Potong Jisung.
"uum ya— ya aku hanya akan menyapu lantai atas, aku tidak bisa diam seperti ini Jisung,"
Jisung mengangguk, "Baiklah, tapi ingat, jangan sampai kelelahan, kau harus ingat apa kata dokter."
"Iya aku ingat."
Chenle mulai memasak bersama jisung, memotong, mengaduk dan menggoreng sampai semua makanan tersedia. "Jisung udah kamu mandi aja, ini biar aku yang siapin."
Ya hari ini adalah hari kerja jisung, bahkan sang istri sudah menyiapkan bekal untuk sang suami karena jisung tidak mengizinkan chenle keluar rumah, alasan adalah udara sedang dingin. Pertengahan Oktober musim gugur sudah tiba dari bulan September, hawa udara yang terasa adalah dingin dan panas. Porsi hawa panas dan dingin lebih banyak hawa dingin.
"Hm yasudah aku mandi,"
Chup!
Jisung mengecup dahi sang istri saat chenle sedang menyiapkan makanannya. Chenle hanya tersenyum melihat punggung sang suami yang hilang di balik tembok dapur itu.
Netra pria manis itu kini teralihkan pada jendela yang terletak di dapur, menunjukkan perkarangan belakang, daun-daun sudah menguning dan gugur ke tanah, pemandangan yang cukup indah.
![](https://img.wattpad.com/cover/311230712-288-k438532.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET [Jichen]
أدب الهواة"𝐕𝐢𝐨𝐥𝐞𝐭, 𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧, 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐮,"- 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 Kisah kehidupan pernikahan Jisung Dan Chenle yang berawal dari sebuah perjodohan...