13. The special things

924 84 9
                                    


•••Salam author•••

ANNYEONG-!
Aku cuma mau bilang Terimakasih! Terimakasih yang udah mau baca, Terimakasih yang sudah memvote atau bahkan mengkomen cerita ini, aku seneng banget. Pokoknya Terimakasih banyak ya?

Cerita ini memang masih banyak banget kekurangan nya, entah watak tokoh yang kurang jelas, atau bahkan alurnya meskipun ini belum sampai di masalah utama tapi aku minta maaf untuk segala kekurangan nya, aku masih belajar, aku juga Nerima kritik dari kalian agar bisa lebih baik kedepannya.

Salam sayang dari author violet a.k.a pelakor rumah tangga chenji 🤍

••••••

Sore itu mobil  Ferrari berwarna hitam sudah memarkirkan dirinya di garasi rumah, tidak seperti biasanya karena mobil itu datang sangat awal. Sang pemilik turun dari mobil tersebut dengan sebuket bunga di pelukannya, buket yang cukup besar sehingga menutupi dadanya.

Pria tampan itu lantas masuk kedalam rumahnya, ia berniat untuk menyerahkan bunga berwarna ungu itu untuk istrinya. Langkahnya terus membawa ia menelisir ruangan, namun ia belum menemukan sosok istri yang ia cari.

Sampai akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kamarnya, dan benar saja, ia menemukan istrinya tengah ter duduk di depan meja rias, tampak bahwa istrinya masih sibuk di sana meskipun pria itu tidak tau apa yang sedang di lakukan istrinya .

Dengan langkah yang perlahan pria itu langsung memeluk sang istri sambil meletakan sebuket bunga berwarna ungu itu di meja rias.

"J-jisung?,"

"Hm," Pria itu hanya bergumam dan menelusupkan wajahnya di ceruk sang istri.

"Uhm J-jie, lepaskan, aku belum mandi," Cicit chenle.

"Tidak mau, aku suka wangimu."

Chenle menghela nafasnya, posisi mereka kini berada di depan cermin, dengan tidak melepaskan pelukannya dari Chenle, jisung melihat bayangan chenle dari cermin.

"Kau berdandan?," Tanya Jisung, Chenle terdiam hanya memberikan senyuman tipis, chenle memilih berdandan sebelum mandi karena ingin sekalian menghapus make up-nya, toh ia hanya belajar, bukan dandan sungguhan.

"Kenapa?," Tanya Jisung kembali.

"Kenapa apanya?,"

"Kenapa kau berdandan? Kau sudah cantik,"

Lagi lagi Chenle di buat terdiam, ayolah jisung, chenle hanya ingin mempercantik dirinya.

"Ah tidak apa, hanya ingin— oh bunga ini sangat cantik, untukku?," Chenle mengalihkan pembicaraan nya langsung memangku buket bunga yang jisung taruh di meja rias.

"Bukan, ini untuk istriku,"

"hum, istrimu ada berapa Park Ji-Sung?," Jisung terkekeh mendengar pertanyaan chenle, jisung terlihat memikir lalu mendekatkan wajahnya di telinga chenle.

"Satu, Namanya Park Chenle, Cantik orangnya, hati otak dan tubuhnya sangat indah, Cantik."

Pria manis itu tersenyum mendengar penuturan suaminya, chenle membalik tubuhnya dan menatap jisung dengan lekat, jemarinya mengusap pelan pipi jisung, ternyata benar, panasnya sudah turun.

Mengapa suaminya sangat tampan? Pertanyaan itu terlintas dalam benak chenle saat melihat wajah Jisung secara dekat, benar benar sangat tampan.

"Jisung...bunga ini, bunga violet?," Jamari chenle yang mengusap pipi jisung kini kembali memegang bunga yang ada di pangkuannya.

VIOLET [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang