"Putri, jangan lari-lari," ujar seorang pelayan yang tengah berlari mengejar wanita muda.
"Jangan kejar aku!" teriak wanita muda itu.
"Kau bisa terluka, Putri."
Wanita muda itu tidak peduli. Ia terus berlari menjauhi kediamannya menuju kediaman sang ayah yang berada cukup jauh darinya.
"Aku yakin Ayah sudah kembali," katanya sambil mempercepat langkah kakinya.
Pelayan tidak menyerah. Ia terus berlari mengejar sang Putri menuju kediaman Raja. Ia bisa ditegur oleh Ratu kalau sampai Putri membuat ulah di kediaman Raja.
"Ayah!"
Kaki langkah Putri seketika terhenti kala hampir mendekati kediaman sang ayah. Ia menoleh pada rombongan yang mendekat ke arahnya. Senyumnya melebar begitu saja.
"Ibu, maafkan aku. Aku hanya ingin bertemu Ayah," katanya dengan wajah tanpa bersalah.
"Aku tahu. Tapi Ayah baru saja tiba, Putriku. Bisakah kita berkumpul nanti malam saja? Biarkan Ayah beristirahat sebentar saja."
Raut wajahnya sontak tertekuk. Ia sedih karena tidak bisa bertemu sang ayah saat ini juga. Kalau ibunya sudah bicara, ia tidak bisa lagi membantah.
"Yang Mulai Ratu, maafkan aku. Aku--"
"Bawa Putri kembali ke kamarnya," titah sang Ratu.
"Baik, Yang Mulia."
"Ibu, aku akan mandi dan berdandan dengan cantik untuk bertemu Ayah."
"Harus, Anakku. Ibu akan menjemputmu nanti."
"Baik!" seru sangat Putri dengan semangat.
"Yang Mulia, Putri Sally sudah dewasa. Apa perjodohan itu akan segera dilaksanakan?" tanya pelayan kepercayaan Ratu.
"Entahlah. Aku akan bicara dengan Yang Mulia Raja. Semoga saja dia tidak gegabah menjodohkan Putri Sally secepat mungkin."
Pelayan itu mengangguk saja. Putri Sally dan pelayannya sudah kembali ke kediamannya. Sedangkan Ratu kembali melangkah untuk menemui Raja. Suaminya itu baru saja tiba setelah melalui perjalanan panjang.
"Yang Mulia... Yang Mulia Ratu telah tiba..."
Pemberitahuan itu sontak membuat semua pelayan yang berjaga di kediaman Raja menunduk hormat. Sang Ratu datang berkunjung dan hal itu membuat sang Raja bahagia.
Pintu kamar Raja terbuka dan Ratu segera masuk. Pintu ditutup rapat dan penjagaan ketat berlaku di depan pintu.
"Aku dengar Putri Sally ingin ke sini, mana dia?" tanya sang Raja.
"Suamiku, tidak baik memanjakan Putri Sally berlebihan. Aku selalu cemburu melihat dia lebih bermanja kepadamu ketimbang padaku."
Raja tertawa geli, "Sayang, wajar jika dia manja padaku. Bukankah anak perempuan lebih dominan manjanya ke Ayah?"
Ya, benar. Ratu mengakui hal itu karena ia juga begitu. "Tapi tetap saja. Dan ada hal penting yang ingin aku bicarakan," katanya.
"Nanti. Sekarang waktunya memanjakan aku. Kau tahu rinduku hampir meledak, kan, Peri Aubrey ku? Jadi..."
Tawa bahagia dari dalam kamar Raja membuat semua pelayan dan pengawal Raja yang berjaga di depan pintu menunduk dengan senyuman geli.
Semenjak mereka memiliki Ratu baru, kehidupan istana jauh lebih tenang dan tentram. Tidak ada pertikaian antar penghuni istana. Oh, tidak. Tentu saja ada. Pertikaian antara putri-putri Raja dan Ratu.
***
"Jadi, aku akan dijodohkan dengan Pangeran tampan berkuda putih?"
Putri Sally bertanya dengan raut wajah serius. Tapi semua orang malah tersenyum dan terkekeh geli mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...