[Telah Rilis] P.O.U 2 : Closed Down

403 40 4
                                    

Sneak peak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sneak peak

---

Tidak mudah.

Apa saja yang harus Minho hadapi pasca kepergian Chan tidak lah mudah.

Lima bulan setelah keluar dari rumah sakit dan keadaannya kian pulih, Minho sempat membuka sebuah cafe kecil. Ia sendiri yang membuat semua menu makanan dan minumannya, dan ia sendiri pula yang memegang peran sebagai pelayan. Kasir, tukang cuci piring, tukang pel lantai dan lap meja, semua sanggup ia lakukan sendiri karena cafenya memang sesepi itu.

Dan setelah dua bulan mencoba bertahan, Minho akhirnya menyerah. Entah karena ia merasa sudah terlalu banyak menyusahkan Juyeon dengan ambisinya atau karena ia sudah muak saja melihat dirinya sendiri setiap berkaca, karena Minho seakan bisa membaca dengan jelas tulisan 'orang gagal' di jidatnya.

"Kalau lo coba buka cafe lo lagi di sana, mungkin bakal lebih rame."

Itu yang kakaknya, Juyeon, katakan padanya malam itu. Malam di mana sang kakak mengatakan padanya bahwa ia memutuskan akan menikah dan berencana pindah dan tinggal ke kota lain bersama calon istrinya.

Juyeon tentu sudah mencoba untuk mengajak Minho ikut serta dengannya, dengan dalih dan iming-iming Minho bisa mencoba membuka kembali cafenya di sana.

"Emangnya ... apa yang salah sama kota ini?"

Sebenarnya Minho hanya asal berucap, namun tatapannya pada Juyeon seakan menuntut sebuah jawaban, walau nyatanya ia sendiri sudah tahu apa jawabannya. Sedangkan yang ditanya hanya diam lalu menunduk menatap makan malamnya.

"Kita di-blacklist?" lanjut Minho setengah bergurau, lalu ia terkekeh sendiri oleh ucapannya.

"Jujur aja ... gue pribadi ngerasa udah gak punya harapan apa-apa lagi buat tetap tinggal di sini."

Tidak setuju.

Entah mengapa itu lah yang terlintas pertama kali di benak Minho. Apa karena kota ini —mau bagaimana pun— adalah tempat ia lahir dan dibesarkan?

Atau karena jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia sebenarnya masih menaruh setitik harapan bahwa Chan akan kembali?

Apapun itu, yang pasti Minho memutuskan tidak akan pernah lari, ia akan tetap tinggal di sini, berbekal setitik harapan dan sisa-sisa ambisi yang ia punya, berharap jika suatu saat ia akan mendapatkan akhir kisah yang lebih baik.

---

Chan sekali lagi mengecek arlojinya begitu ia hendak keluar dari ruangannya. Begitu pintu terbuka ia disambut Jillian yang nampak baru saja tiba di depan ruangannya.

"Saya baru saja mau mengetuk pintu," ujar Jillian seraya membungkuk sekilas.

Chan hanya mengangguk, mengira jika maksud kedatangan Jillian adalah hendak mengingatkannya untuk segera bersiap berangkat ke pabrik, melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi sesuai jadwal.

"Semua jajaran kepala divisi sudah siap?"

"Sebagian besar sudah berkumpul di lobby, Tuan, siap untuk berangkat, tapi ...."

Chan yang semula hendak melangkahkan kakinya tiba-tiba berhenti kala Jillian menggantung kalimatnya. Tanpa sadar ia mengernyitkan keningnya bingung melihat Jillian yang nampak gelisah.

"Seseorang datang kemari dan mencari anda, saya ... sudah mengantarkannya ke waiting room. Tuan Lee bilang—"

"Minho!?"

.

.

.

.

.

Langsung cek profilku untuk selengkapnya
P.O.U 2 : Closed Down

Koordinat sudah ada di sana

...

Ah ... nambah-nambahin utang aja (ಥ⌣ಥ)

P.O.U (playlist of us) | Banginho✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang