4.

196 60 14
                                    

Hai aku comeback kembali dengan cerita aku. Semoga kalian suka dan jangan sampai ketawa sendiri nanti dibilang gak sehat.

Selamat membaca semoga kalian suka di chapter aku yang ini.








Sohyun memasuki ruang fotokopi dan logistik lain yang sudah disediakan oleh perusahaan. Ia bisa saja menyuruh pegawai lain untuk melakukan fotokopi surat-surat yang sudah lama tanpa harus ia sendiri melakukan nya, tapi ia memilih melakukan hal tersebut. Ia merasa bosan saat atasannya itu hanya menjawab seadanya saat ia menjelaskan tugas apa saja yang akan dilakukan oleh atasannya tersebut, ia juga sudah lelah harus mengerjakan tugas yang menumpuk. Padahal ia sudah berusaha datang pagi, pulang akhir agar tugasnya cepat selesai. Tapi tetap saja usahanya tidak membuahkan asil, ia selalu mendapatkan tugas yang menumpuk banyak hingga ia harus lembur setiap hari. Bahkan ia melewatkan istirahat nya, bahkan ia sering tertidur disaat jam kantor mulai. Mungkin karna jam tidurnya berkurang, bayangkan saja berangkat pagi buta sedangkan pulang kerja sudah menunjukkan tengah malam. Setiap hari seperti itu, berangkat pagi pulang pagi membuatnya lelah.

Rasanya ingin Sohyun berhenti bekerja sebagai Sekretaris. Tapi ucapan Tuan Minho, membuatnya berubah pikiran. Ia masih tidak mengerti kenapa Tuan Kim menginginkan ia tidak meninggalkan pekerjaannya sekarang, apa Tuan Kim takut tidak ada yang mau bekerja dengan putranya yang dingin itu.

Tapi. Sohyun juga manusia, ia juga sama seperti yang lain mempunyai rasa lelah. Apalagi melihat atasannya seperti itu dingin, seperti kulkas beku tidak ada menarik-menariknya.

"Arghh." Teriak Sohyun dengan refleks menyobek sebuah surat penting. Dengan wajah terkejut ia menatap surat tersebut, "Tamatlah riwayat ku."

Tubuh Sohyun meluruh ke lantai. Tangannya mengacak-acak rambut dengan frustasi, hingga beberapa bagiannya menutup wajahnya. Bagaimana ia mengatasi atasannya yang dingin itu? Ia belum pernah melihat Kim Taehyung sebagai atasannya marah padanya. Ia sering membuat kesalahan tapi hanya diberi tatapan dingin, tapi kali ini apa ia mendapatkan tatapan dingin lagi atau mungkin ia akan dipecat dari pekerjaannya.

"ASTAGA."

Teriak seseorang. Membuat terlonjak kaget dengan teriaknya, ia menatap Yuqi yang berdiri diambang pintu.

"Kau membuatku terkejut."ucap Sohyun.

" Harusnya aku yang bilang begitu. Kau membuatku terkejut."balas Yuqi tak mau kalah. Ia mulai menghampiri Sohyun yang masih duduk di lantai.

"Kau kenapa?"tanya Yuqi hati-hati ia tau sahabatnya sedang tidak baik.

"Aku lelah."jawab Sohyun dengan nada sedu.

" Lelah?"tanya Yuqi menaikkan sebelah alisnya bingung. "Apa kau terlambat lagi?hingga membuat Tuan Muda Kim marah?" Lanjutnya.

Sohyun menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tidak terlambat seperti dulu. "

"Lalu? "

Sohyun menegakkan tubuhnya lalu menatap sahabatnya Yuqi. "Aku lelah. Rasanya aku ingin berhenti kerja saja." Keluh nya.

"Kenapa? Kau tidak seperti biasanya, mana Sohyun yang selalu semangat kerja meski suka terlambat." Ucap Yuqi yang terdengar menyindir.

"Aku lebih baik terlambat. Dari pada aku harus bangun pagi lalu pulang pagi, bayangkan waktuku untuk istirahat tidak ada, setiap hari aku hanya mendapatkan lembur terus. Aku ingin jadi staf biasa saja dari pada menjadi Sekretaris. " Keluh nya dengan mengebu-ngebu.

Yuqi menganggukkan kepalanya mengerti dengan posisi Sohyun sekarang. Memang sangat sulit bekerja di perusahaan besar seperti Kim's Corp.

"Sedari awal aku sudah mengusulkan agar kau naik mobil bersama ayahmu. Aku jamin kau tidak akan terlambat, dan juga kau tidak perlu pergi kerja pagi-pagi buta jika sampai dikantor kau kan ketiduran juga." Ucap Yuqi.

Sekretaris KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang