Chapter 5 | Rencana Perang

94 21 6
                                    

Pasca kekacauan pada Pesta Ulang Tahun Putri Anantya, sulit untuk membuat segalanya kembali normal. Istana Utama yang hancur di bagian aula memang telah kembali seperti semula. Para ksatria yang pingsan sudah kembali bugar. Bahkan efek sihir Zenith pada Claude pun tidak sampai setengah hari. Pemulihan fisik sangat mudah dilakukan.

Tetapi kejadian hari itu menjadi buah bibir bangsawan selama satu bulan ke depan. Para bangsawan tahu persis siapa yang menyerang Obelia. Mahkota Melviano serta Putri Raja Terdahulu.

Tidak, bukan penculikan Putri Anantya saja masalah terbesarnya. Tetapi kenyataan bahwa Putri Mahkota Athanasia tidak sadar bahkan setelah sebulan menjadi masalah yang lebih besar.

Di sudut istana, di sudut kota, di manapun, para bangsawan mulai berbisik. Para dayang melakulan hal yang sama. Para ksatria tidak ada bedanya.

"Putri Raja Terdahulu kembali dan menyerang Putri Mahkota,"

"Tidak sekali. Dia menyamarkan rambut dan matanya. Sejak kelahiran Putri Anantya dia selalu ada. Bahkan kita dan Putri Mahkota tidak menyadarinya,"

"Apa Duke Alphaeus dibalik semua ini? Bukankah Raja Terdahulu telah dieksekusi mati?"

"Tidak mungkin Duke Alphaeus. Sepertinya Alphaeus tidak tahu apapun tentang anak itu,"

"Benar-benar seperti iblis karena ambisinya. Mau dia mengambil alih tahta pun tidak akan ada yang mendukungnya kan? Kalau rakyat bersatu menolak dia bisa apa?"

"Berani-beraninya dia menyerang Putri Mahkota kita,"

"Apa dia menggunakan sihir hitam seperti ayahnya?"

"Tentu saja. Bahkan Tuan Penyihir yang hebat saja tidak bisa menyembuhkan Putri Mahkota,"

"Padahal wajahnya polos begitu,"

"Kau seperti tidak tahu rumormya saja. Dia kan lahir bukan karena cinta, dia lahir dari sihir hitam,"

Bahkan dalam rapat kerajaan, para bangsawan mendesak Claude untuk mendeklarasikan perang dengan Melviano.

"Sudah pasti mereka, Yang Mulia!"

"Benar, mereka yang melindungi putri raja terdahulu!"

"Kita harus menyerang Melviano!"

"Kita tidak memulai perang. Obelia bukan kekaisaran brutal seperti dulu," bantah Claude.

"Tetapi kekuatan Obelia tetap sama! Melviano hanya kerajaan kecil!"

"Benar! Mereka yang memulainya! Tidak ada alasan bagi kita menjaga hubungan baik dengan Melviano!"

"Seharusnya anda juga membunuh putri raja terdahulu, Yang Mulia. Lihatlah, dia juga menggunakan sihir hitam!"

"Bahkan karena sihir hitamnya menodai sihir kekaisaran Obelia yang murni, Putri Mahkota masih tidak sadar hingga saat ini,"

"Sudah sebulan Putri Mahkota tidak sadar. Semuanya karena wanita itu dan orang-orang Melviano!"

"Bahkan Putri Anantya yang masih kecil mereka culik,"

"Kalau kita tidak menaklukan mereka lebih dulu, mereka yang akan menaklukan kita,"

"CUKUP!!!" Suara Claude menggema di ruang rapat. Semua pendapat para bangsawan membuatnya pusing. Sedari tadi hanya sedikit bangsawan yang tetap tenang, Alphaeus salah satunya.

"Jangan membuat keributan. Berikan pendapat kalian satu persatu," kata Claude.

"Duke Alphaeus, sedari tadi anda tidak berpendapat. Meski masih muda anda boleh berpendapat," ujar salah satu bangsawan.

JUSTICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang