Chapter 10 | Modifikasi Ingatan

86 19 0
                                    

Lee Jihye tidak pernah mengingat siapa orangtuanya. Ingatan pertamanya dia sudah sendirian berada di sebuah rumah sederhana ketika berusia sekitar 15 tahun. Iya, dia tidak ingat apapun tentang lima belas tahun belakangan.

Ketika seseorang menagih bayaran rumah, Lee Jihye menyadari bahwa ia harus mulai menghasilkan uang. Ia tidak ingat pernah bersekolah, namun dia memiliki ilmu pengetahuan standar. Ia bisa membaca, menulis, dan berhitung. Hanya itu.

Korea, negara tempatnya tinggal terasa begitu asing. Namun disaat bersamaan juga terasa familiar. Terkadang ia mendapat ingatan acak saat dirinya masih kecil di alam mimpi, namun segera setelah ia terbangun ia nyaris tidak bisa mengingat semua mimpi tersebut.

Lee Jihye, berbekal ilmu dasar yang dimilikinya mulai mencari pekerjaan dan diterima untuk menjadi karyawan sebuah toko. Perlahan, Lee Jihye mulai terbiasa menjadi gadis Korea biasa, mengikuti perkembangan zaman dan budaya.

Gadis yang baru mendapatkan ingatan di usia 15 tahun tersebut juga mendapatkan keberuntungan karena pemilik toko tempatnya bekerja bersedia membiayai sekolahnya hingga tamat SMA, dengan syarat dirinya harus lebih mendalami ilmu ekonomi.

Sepanjang kehidupan sekolah disertai kerja paruh waktu menjadi karyawan, Lee Jihye tidak pernah lagi mempertanyakan apapun tentang masa lalu yang tidak pernah diingatnya.

Kecuali satu hal.

Hanya satu bayangan masa lalu yang masih selalu mengikutinya.

Setiap kali melihat hubungan teman-temannya dengan orangtua mereka, Lee Jihye selalu merasa sakit dan sedih. Ia tidak ingat apapun tentang masa kecilnya ataupun orangtuanya. Namun dirinya, entah kenapa begitu membenci sosok orangtuanya.

Tidak bisa dipungkiri, ia iri terhadap teman-temannya yang berhubungan baik dengan orangtuanya. Padahal sejak berusia 15 tahun, pemilik toko tempatnya bekerja sudah seperti orangtua baginya dan mereka sangat menyayanginya.

Selain itu, ketika melihat hubungan persaudaraan yang begitu kuat, Lee Jihye merasa marah pada dirinya sendiri tanpa sebab. Melihat seorang kakak melindungi adiknya, ataupun melihat seorang adik yang selalu menghibur kakaknya. Lee Jihye tidak pernah memiliki adik ataupun kakak, namun ia merasa bahwa ia pernah gagal melindungi seorang saudara yang begitu berharga baginya.

Dikarenakan emosinya yang tidak dapat diartikan serta ingatannya selama lima belas tahun menghilang, Lee Jihye pernah mencoba pergi ke psikolog dan menceritakan segalnya. Ia melalui serangkaian tes yang pada akhirnya tidak mengubah apapun.

Namun berhari-hari setelahnya, Lee Jihye semakin tidak fokus saat bekerja. Ia sering merasa pusing. Selain itu ia juga mengalami insomnia, kesulitan tidur di malam hari. Karena ia memiliki beban pikiran. Ia menyadari bahwa ada sesuatu yang dilupakannya.

Hingga suatu hari, seorang pelanggan meninggalkan sesuatu di toko. Lee Jihye menjadi yang terakhir pulang hari itu. Ia menemukan sebuah novel berjudul Lovely Princess. Lee Jihye mengambil dan membaca buku tersebut, meski menurutnya judulnya sangat kekanak-kanakan.

Ketika ia mulai membuka lembaran pertama, Lee Jihye merasakan firasat buruk, ada yang mengawasinya. Wanita itu menatap sekeliling. Di balik salah satu jendela toko, ia dapat melihat siluet seorang pria. Lee Jihye sempat bertatapan dengan mata orang tersebut. Merah menyala. Lee Jihye merasa pusing dan pingsan. Sayangnya, ketika terbangun dari pingsan, ia tidak ingat apapun.

Malam itu, Lee Jihye hanya mengingat bahwa ia ketiduran saat bekerja. Ia berpikir bahwa pemilik toko yang baik hati membiarkannya tertidur, karena mereka tahu bahwa dirinya mengalami insomnia.

Ia seolah kembali menemukan novel Lovely Princess yang ditinggalkan seorang pelanggan. Lee Jihye tidak berniat mengecek novel tersebut karena sudah malam. Wanita itu buru-buru pulang ke rumah sederhana miliknya.

JUSTICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang