Hari eksekusi Tuan Putri Athanasia karena tuduhan meracuni Tuan Putri Zenith. Aku hanya bisa menyaksikannya tanpa mampu berbuat apapun. Sehari sebelumnya, jiwaku bertemu dengan jiwa Zenith. Kami bertukar peran sejenak, dan aku menemukan sesuatu.
Sebuah buku harian milik Zenith serta batu rekaman.
Isinya cukup mengejutkan. Hingga aku berpikir, mungkinkah di duniaku juga sama seperti ini?
Kenyataan yang kutemukan adalah, Zenith mengetahui apa yang kuketahui. Mengerti maksudku? Zenith tahu bahwa ayahnya bukanlah Claude melainkan Anastasius. Zenith juga tahu persis bahwa ibunya, Penelope Judith adalah mantan tunangan ayahku yang berkhianat. Yang paling penting, Zenith tahu bahwa dirinya tidak lahir dengan cinta, melainkan hasil percobaan sihir hitam.
Zenith tahu segalanya.
Dan motivasi utamanya masuk istana adalah untuk membalas dendam.
Zenith ingin membunuh Claude karena kaisar itu mendapatkan tahta dengan membunuh Anastasius.
Tetapi, kenapa?
Itu suatu keadilan bagi Claude bukan? Dia telah menghabiskan sebagian besar waktu terisolasi, menjadi anak haram yang tidak diinginkan siapapun.
Bodoh! Zenith, kenapa seperti itu? Apa semua yang kudengar sebelumnya ketulusan atau justru kebohongan dalam rencana mu untuk membunuh Claude? Apa kau sungguh menyayangi Athanasia di sini atau hanya ingin menyingkirkannya hingga kau leluasa membunuh Claude? Pikirku.
Padahal sebenarnya aku yang bodoh berpikir seperti itu.
"Jika ada yang paling paham perasaan Paman Claude, maka akulah orangnya. Menjadi anak haram yang tidak diinginkan siapapun. Tetapi aku salah, Paman Claude juga salah. Bukannya tidak diinginkan, tetapi gagal memperhatikan bahwa ada yang mencintai kita,"
Salah satu isi buku harian Zenith. Utu membuatku berpikir.
"Ikatan darah itu lebih kental dari air meski hanya sedikit. Aku tahu, meski ibuku mengkhianati Paman Claude, aku percaya ... Ibu pasti punya alasan untuk itu. Batu rekaman itu menunjukkan betapa ibu dan nenek menyayangiku. Juga, ayah. Meski ayah adalah Kaisar Tirani sekalipun, bagiku ayah tetaplah ayah. Aku tidak bisa membenci mereka meski semua orang mengatakan mereka penjahat,"
Catatan lainnya dari buku harian Zenith.
"Aku bertemu dengan Athanasia di istana. Aku pernah berpikir dengan perbedaan nasib, aku akan membencinya. Tetapi, nyatanya aku tidak bisa membenci Athanasia, karena meski dia punya ayah dan dengan statusnya sebagai Tuan Putri, tampaknya dia tidak bahagia. Aku tidak bisa memungkiri bahwa Athanasia memiliki hubungan darah denganku. Meski hanya sedikit ... Ternyata memang, ikatan darah itu lebih kental dari darah. Apa sihir hitam benar-benar menutup hatimu, Paman Claude? Hingga kau mengabaikan darah daging mu? Kenyataan itu membuatku semakin membencimu, Paman,"
Dia sungguh peduli pada Athanasia rupanya.
"Athanasia benar-benar menyayangi ayahny setelah semua. Meski pastilah terbesit rasa benci dalam dadanya. Aku bertemu dengan Hailyn dan Keith Melviano belum lama ini. Mereka memberi tahu bahwa ada masalah yang lebih besar akan datang. Sejenak, aku memutuskan melupakan balas dendam pada Paman Claude. Aku berniat membawa Athanasia menyingkir dari Obelia sebelum dia terlibat masalah ini. Karena Lucas Sang Penyihir Menara sedang mengincara mana besar yang tersegel dalam tubuh Athanasia,"
Pada akhirnya dia melupakan balas dendam. Lalu, catatan terakhirnya tentang permintaan terakhir Athanasia. Tampaknya Zenith bahkan tidak berniat kabur dari eksekusi. Padahal, jika dia memutuskan meninggalkan Athanasia yang keracunan, dia bisa kabur begitu saja. Tetapi dia malah memutuskan untuk menyalurkan mananya pada Athanasia agar Athanasia tidak mati.
![](https://img.wattpad.com/cover/303793558-288-k596368.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTICE
FanfictionKehidupan ketiga menjadi akhir yang adil bagi Athanasia De Alger Obelia. Namun, kebahagiaan membuat Athanasia lengah. Gadis itu tidak pernah menyadari, bahwa bahkan meski ada seseorang yang masih setia melindunginya, juga ada orang-orang yang akan m...