Menjadi seorang pangeran mungkin akan menyenangkan bagi Sebagian orang. Begitupun dengan Pangeran Zayed. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Raja dan Ratu Istana Kembang.
Pangeran Zayed masih melajang di usia yang menginjak 25 tahun. Meski ia tidak dituntut oleh ayahnya untuk segera menggantikan tahta kerajaan, tapi Pangeran Zayed juga ingin menikah seperti kedua adik perempuannya.
Sayangnya, wanita yang Pangeran Zayed idamkan belum direstui menikah oleh orangtuanya. Padahal Pangeran Zayed siap untuk membahagiakannya lahir dan batin.
"Zayed, hentikan, atau kita bisa melampaui batas kali ini," ucap seorang wanita yang sudah 2 kali putus nyambung dengan Pangeran Zayed.
"Zia, aku belum puas. Jangan hentikan aku. Aku janji tidak akan melewati batas," mohon Pangeran Zayed.
"Tapi ini sudah lebih dari biasanya. Kau bahkan hampir menelanjangiku," ujar wanita itu lagi.
"Aku merindukanmu. Biarkan aku melepaskan rinduku dulu," sela Pangeran Zayed saat tangan ditepis halus oleh wanita yang bersamanya.
"Kau bahkan tidak mengajakku untuk memperbaiki hubungan kita, tapi kau terus saja membuatku mendesah," keluh wanita bernama Letizia itu dengan kembali menepis tangan nakal Pangeran Zayed.
"Zia, aku tidak mau kita putus lagi. Jadi bantu aku untuk memilikimu secara sah. Aku ingin—"
"Sebentar lagi, Zayed. Tolonglah sabar sebentar lagi," mohon Letizia.
"Sampai kapan? Aku sudah menunggumu hampir enam tahun. Kesabaran yang bagaimana lagi yang kau inginkan?"
Pangeran Zayed tiba-tiba saja beranjak dari duduknya. Ia meraih pakaiannya yang tadi ia sampirkan di kursi, lalu mengenakannya dengan wajah kesal.
Letizia hendak meraih lengan Pangeran Zayed, tapi pria itu lebih dulu melangkah maju, lalu pergi begitu saja meninggalkan Letizia yang termangu.
Menghela napas, Letizia hanya bisa menatap punggung Pangeran Zayed yang semakin menjauh. Bukannya ia tidak ingin menikah dengan pria yang ia cintai itu. Hanya saja ibunya belum memberikan restu.
Jika dulu alasannya adalah melanjutkan studi ke luar negeri, Pangeran Zayed berhasil menunggunya. Tapi sekarang sudah berbeda.
Ibu Letizia memberikan gambaran menjadi istri seorang pangeran. Apalagi Pangeran Zayed akan menggantikan tahta raja nantinya. Ibunya bilang hal itu tidaklah mudah. Hidup di istana juga tidak seperti yang selalu dibayangkan enak.
Apalagi jika nanti mereka menikah, lalu Letizia belum memberikan keturunan untuk suaminya, bisa-bisa Pangeran Zayed akan memiliki selir pilihan istana.
Letizia tidak mau hal itu terjadi. Ia tidak mau dimadu dan cintanya tidak ingin dibagi. Hal itulah yang menjadi pertimbangan sampai saat ini oleh Letizia. Sedangkan ibunya sudah menyerahkan segala keputusannya kepada Letizia.
Jika ia menerima lamaran Pangeran Zayed, maka kehidupannya akan berubah drastis. Dari anak pejabat kerajaan menjadi seorang Putri bahkan Ratu nantinya.
"Apa aku harus hamil dulu biar Zayed tidak membutuhkan selir?" gumam Letizia dengan bingung.
Setelah seminggu berlalu dari malam itu, di mana Pangeran Zayed meninggalkannya begitu saja, Letizia tidak lagi mendengar kabar dari pria tersebut.
"Zia, Ayah memanggilmu," ujar ibunya.
"Kenapa, Bu?"
"Entahlah. Ayahmu di ruang kerja," kata ibunya lagi.
Letizia berjalan menuju ruang kerja ayahnya, lalu mengetuk pintu dan masuk saat sudah disuruh masuk. Letizia menatap sang ayah yang ternyata sedang ada tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...