Menempuh Hidup Baru

618 57 2
                                    

(MHB-1. Tirta-Maria Season 2)

- Blurb -


                 💕💕💕💕💕




- Tirta POV -

Cahaya matahari masuk melalui celah ventilasi kamar yang kami tempati. Suara burung berkicau semakin nyaring pertanda matahari sudah mulai beranjak naik. Ku lirik jam di nakas, ternyata sudah jam 6 pagi, pantas saja nyanyian burung itu semakin nyaring.

Aku menarik pelan lenganku yang menjadi bantalan kepala istriku, Maria. Ku hirup aroma wangi tubuhnya lalu ku kecup kening dan bibirnya. Ia terusik namun aku mengusap kepalanya pelan agar ia kembali terlelap.

Aku tau dirinya pasti lelah setelah bertempur semalaman denganku bahkan kami berhenti saat waktu menunjukkan pukul 3 dini hari.

Jujur, aku mencintainya.

Wanita ini selalu bisa membuatku jatuh cinta setiap harinya. Akhirnya ku paksakan diri bangkit dari ranjang dan membersihkan tubuh dari sisa-sisa percintaan semalam. Jika tidak, mungkin aku akan kembali menerjangnya lagi, dan berakhir dengan amukan Maria setelahnya.

Setelah membersihkan diri, aku segera memasak sarapan untuk kami. Aku memang tidak bisa memasak, tapi kalau hanya sekedar memasak nasi goreng dengan telur dadar saja sih, okelah.

Jangan lupakan daun seledri mentah di pinggir piring.
Maria sangat suka lalapan apalagi lalapan daun seledri yang di makan bersama nasi goreng.

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi saat istriku keluar dari kamar. Tubuhnya sudah segar dan wangi.

Pemandangan yang benar-benar menggoda iman!

Ia mengenakan kaus hitam milikku yang lumayan kebesaran di tubuhnya dengan celana pendek sebatas paha dan rambut basahnya yang hampir kering.

Maria dengan rambut basahnya begitu seksi di mataku!

Ggrrrr!!

"Abang masak apa? Kok gak bangunin aku?" Tanyanya saat melihatku menata dua piring di meja makan.

Panggilannya untuk ku berubah. Dari Bapak (yang selalu ku protes), lalu Mas dan akhirnya ia memutuskan memanggilku Abang setelah aku resmi menikahinya, alias setelah kami mengumumkan pernikahan kami dan mengadakan pesta resepsi dua bulan lalu.

Alasannya adalah, seluruh lelaki di keluarga ku di panggil Mas, untuk yang lebih tua pastinya, jadi dia ingin beda sendiri dan punya panggilan khusus untukku.

Yaitu Abang tapi bukan abang bakso.

"Kamu lelap banget tidurnya, Sayang. Abang gak tega banguninnya. Ini cuma masak nasi goreng sama telur dadar aja dan lalapan daun seledri." Ucapku menjawab semua pertanyaannya dan menggiringnya menuju meja makan.

"Cih, gak tega! Padahal dia yang bikin tepar semalam." Cibirnya yang masih bisa ku dengar.

Aku tertawa mendengarnya dan mencium bibirnya yang selalu saja menggodaku untuk 'melahap' dan memainkannya.

Maria menepuk bahuku saat pasokan oksigennya ku lahap habis. Ku usap bibirnya yang membengkak dan basah karena ulahku dan mengecup keningnya lalu menarik kursi untuknya dan memulai sarapan kami.

"Hari ini kita kerumah ya. Mama udah rewel banget dari semalam minta kita kumpul di rumah weekend ini." Ujarku di sela-sela sarapan kami. Maria hanya menganggukkan kepalanya karena ia sedang sibuk mengunyah. Ku raih tangannya dan ku kecup dengan lembut.

Katakan aku bucin. Dan aku akui itu. Tak pernah sedetik pun aku berhenti memikirkannya.

Entahlah, tapi semenjak aku mengumumkan pernikahan kami, aku semakin dan semakin jatuh cinta dengannya. Bahkan adikku Banyu, yang Mama bilang bucin-nya Elmira saja mungkin kalah bucin dariku.

Setelah kami resmi menikah, aku meminta Papa agar memberikan Maria untuk menjadi sekretarisku. Tapi Papa menolak dengan alasan malas mencari dan mengajari orang baru lagi.

Malah adik iparku yang juga sahabat istriku, Elmira juga mendukung Papa dengan alasan nanti Maria bukannya kerja tapi malah dikerjain olehku.

Hahaha!

Tau aja dia maksud terselubungku.

                 💕💕💕💕💕

Mama menyambut kami di depan pintu. Rupanya beliau sudah menanti sejak pagi. Di temani Elmira bersama jagoan kecilnya di gendongan.

Maria segera saja melepaskan genggaman tanganku begitu melihat bayi gempal itu dan menggendongnya.

"Ya ampun Sha! Sekel amat sih anak lo, berasa nih gendongnya." Seru Maria saat ia menggendong bayi mungil itu.

Aku meraih Mama dalam pelukanku dan mengecup kening dan pipinya juga Elmira yang memelukku.

Tenang saja, pelukan kami ini pelukan antar saudara bukan yang lain. Bisa di gorok kami oleh pasangan masing-masing jika ada niat terselubung di belakang mereka.

Apalagi Maria yang sempat meminta cerai setelah ia keguguran dulu. Dengan alasan tak ada lagi yang mengikat kami dalam pernikahan, karena awal pernikahan ini terjadi adalah akibat rasa tanggung jawabku sebagai lelaki yang sudah merenggut miliknya.

Dan aku bersyukur itu tidak terjadi setelah aku menyadari perasaanku padanya selama ini adalah cinta, bukan sekedar rasa tanggung jawab.













               💕💕💕💕💕


Hai...👋😄

Gimana kabar kalian, semoga kalian sehat selalu ya!!😉

Tirta-Maria season 1 sudah selesai, tamat, finish, end, fin ya kemarin.

Yup!

Season 1 kemarin menceritakan awal mula pertemuan antara dua anak manusia, Tuan dan Nyonya Muda Tirtayasa Kusumawardhana Hadibawono dan sekarang season 2 tentang kehidupan pernikahan mereka dengan segala seluk beluknya.

Aku sengaja bikin lanjutannya disini biar cerita ini tetap ada di library wp kalian.

Muehehehehe...😈😈😈

Yaudah segini aja dulu awalannya, masalah lanjut apa tidaknya tergantung respon kalian ya...

Untuk kali ini boleh gak aku tagih vote dan komennya😢😢

Biar aku makin semangat tulis dan update untuk kalian.

Boleh yayayayayaya....😉😉

Vote & komen 'lanjut' 30 sabi kali ya, kalo belum segitu aku ngambek nih..😆😆😆

With love

ziga1810
💕💕💕

























Tirta-Maria (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang