💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Tiga hari kemudian...
Hari ini Maria sudah bisa keluar dari RS. Bersama dengan Mama Aryani dan juga Tirta yang datang menjemputnya. Namun seperti bumil lainnya, pagi ini ia lewati dengan mual muntah dan membuat agenda kepulangannya mundur hingga satu jam ke depan.
"Sehat terus di dalam sana ya, Nak. Tapi jangan buat Mama muntah terus. Kasian Mama, udah mau pulang tapi mundur." Bisik Tirta di depan perut sang istri sambil mengusapnya lembut.
Sejak dirinya hamil, Maria gampang sekali menangis. Bahkan untuk hal kecil sekalipun.
"Mau pulang, hiks." Ucapnya lirih sambil menangis. Tirta mencoba membujuk istrinya.
"Sabar ya Mama, sebentar lagi kita pulang. Kamu istirahat dulu." Bujuk Tirta mengecup kening Maria.
Aryani yang melihat perlakuan Tirta kepada Maria teringat saat dirinya tengah hamil dulu.
Aryani yang dulu terkenal tegas dan sedikit galak, berubah menjadi cengeng dan manja selama mengandung Tirta.
Begitupun saat ia hamil anak kedua dan ketiga. Namun sayang, di saat kehamilan ketiga kandungannya bermasalah dan terpaksa di gugurkan karena janin yang tak berkembang.
Aryani yang mengharapkan anak perempuan harus rela menelan kesedihan karena rahimnya di angkat. Namun kini kesedihan dan pengorbanannya seolah terbayarkan.
Ia memiliki bukan hanya satu, namun dua anak perempuan. Yaitu para menantunya yang begitu menyayanginya.
Satu jam kemudian akhirnya mereka bisa kembali pulang ke rumah. Maria yang sudah merindukan suasana rumahpun sampai rela menahan rasa mual dan muntahnya selama dalam perjalanan.
'Welcome home Mami Maria'
Itulah tulisan yang menyambutnya sesampainya dirumah. Maria menutup mulutnya dengan kedua tangan dan mata yang berkaca-kaca.
Terlihat disana berdiri Elmira-Banyu-Yusuf, Papa Kusuma, Anggita dan calon suaminya, bi Asih, mang Jupri dan juga kedua orangtua Anggita yang semalam tiba dari KL.
Papa membuka lebar tangannya dan dengan cepat Maria menghambur masuk ke dalam pelukan pria tua kesayangannya.
"Selamat ya Nak, sudah mau jadi ibu untuk cucu Papa." Ucap Kusuma mengecup kepala menantu tertuanya itu.
"Terimakasih banyak Pa." Jawabnya dengan suara bergetar menahan tangisnya.
Papa Kusuma terkekeh melihat mantan sekretarisnya itu menangis hanya karena ucapan selamat darinya.
"Eh kok malah nangis? Papa salah ngomong ya?" Godanya pada menantu yang sebelumnya ingin ia angkat jadi anak itu.
"Ria terharu dan bahagia. Ternyata banyak yang sayang sama dedek bayinya. Hiks."
"Pastilah kami semua sayang. Gak cuma sama dedek bayinya tapi dengan ibunya pun kami sayang." Jawab lagi Kusuma memeluknya sayang.
Maria benar-benar terharu dan bahagia. Ia yang tak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orangtuanya kini mendapatkan limpahan kasih sayang dari kedua mertuanya.
Setelah acara peluk dan tangis kini mereka makan bersama di halaman belakang. Maria duduk di salah satu kursi santai sambil memangku Yusuf.
Sementara Elmira dan Anggita sibuk menata makanan yang sudah siap di santap, di bantu bi Asih.
Banyu, Tirta dan Arif calon suami Anggita, juga mang Jupri sibuk membakar daging. Mereka mengadakan barbeque party di halaman belakang rumah Kusuma. Sementara para orangtua sibuk bercengkrama sambil mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tirta-Maria (End)
General FictionSequel dari Cinta Lama Bersemi Kembali (Elmira & Banyu). Meski sequel tapi cerita mereka jauh dari kisah pertama (ElBa), jadi jangan berpatokan pada kisah pertama ya gaes, meski nama pemeran sebelumnya muncul disini. WARNING! ! 21+ MATURE CONTACT DE...