TiMar.11

626 57 0
                                    

Anda - Tentang Seseorang (Lirik)

* * * * *


Selama dalam perjalanan pulang keduanya masih diam, membuat suasana sekitar kembali mencekam.

Vina dan Dani sungguh berharap bisa mengantarkan keduanya ke pulau tak berpenghuni yang terpencil agar mereka bisa saling berinteraksi satu sama lain. Bukan saling diam dan mengibarkan bendera perang.

Mereka yang saling diam tapi Vina dan Dani yang lelah.

"Mas Dani, ini bukan jalan rumah ku." Ujar Maria padanya yang hanya di balas dengan lirikan oleh Dani.

"Tolong antar ke rumahku bukan ke apartemen bos kamu!" Ucapnya lagi namun lagi-lagi Dani diam, menanti perintah Tirta.

Sadar ia tak bisa memberi perintah pada Dani, Maria meminta Tirta agar membawanya pulang kerumah lamanya. Dan mengancam akan melompat bila tak di indahkan.
Tirta memijat keningnya saat mendengar permintaan istrinya.

Sesuai keinginan Maria, akhirnya Tirta membawanya pulang kerumah minimalisnya. Tirta hanya tak ingin mendebat istrinya yang berakhir dengan Maria mendiamkannya seperti beberapa hari terakhir.

Raut senang terlihat jelas dari wajah Maria saat ia memasuki rumah yang sudah ia tempati sejak ia setahun bekerja menjadi sekretaris Kusuma.

Rumah ini mulanya ia kontrak namun di beli oleh Kusuma dan menjadikannya rumah itu miliknya. Perhatian Kusuma pada Maria kala itu memang membuat siapapun akan berpikir negatif pada keduanya.

Bagaimana tidak, jika setiap akhir pekan Kusuma akan menjemput gadis kesayangannya dan mengajaknya berlibur bersama sang Nyonya, Aryani. Dan tak ada seorangpun yang tahu dengan hal itu termasuk kedua anak mereka, Tirta dan Banyu.

Aryani yang memang menginginkan anak perempuan mencurahkan semua kasih sayangnya pada Maria. Meski tak jarang Aryani memintanya memanggilnya Mama seperti anak-anaknya, namun Maria selalu memanggilnya dengan sebutan Ibu atau Nyonya Bos. Dengan dalih ia sudah terbiasa.

Itulah mengapa Kusuma begitu marah pada anak sulungnya dan tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Aryani saat nanti Nyonya Kusumawardhana itu tahu jika putra kesayangan mereka menjebak Maria.

* * * * *

Tirta sedang duduk di ruang tamu dalam rumah kecil itu. Yang menurutnya luasnya hampir sama dengan ruangan kantor miliknya. Mendengar itu Maria hanya mendengus kesal.

"Pak..." Tirta melirik tajam istrinya yang lagi-lagi memanggilnya 'Pak'.

"Maaf, kebiasaan panggilnya Pak." Ujarnya membela diri dan berdehem.

"M-mas, mau minum apa?" Tanya lagi Maria padanya. Tirta mengulurkan tangannya. Dengan ragu Maria menyambutnya dan memekik saat Tirta menariknya hingga ia jatuh terduduk di pangkuan pria itu.

"Jangan bergerak kalau kamu gak mau kita berakhir di kamar." Bisik Tirta di telinganya membuat bulu kuduknya meremang.

"Papa mau ketemu kamu. Papa juga sudah tahu tentang kita, tentang pernikahan kita." Ucap pria itu, sambil hidungnya menghirup aroma tubuh sang istri.

Maria menggeliat kecil saat Tirta mengecup kecil lehernya. Ia menahan napasnya, mencoba bertahan kala sang suami berusaha menggodanya.

"Mass, ja-jangan begini...! Dok-dokter belum ijinin...," Erang Maria saat merasakan tangan Tirta yang mulai menggodanya.

Menghela napas menahan kesal, Tirta menjauhkan wajahnya dan memejamkan mata. Berusaha meredam hasratnya. Setelah di rasa tenang, ia menatap tajam sang istri dan mengatakan kembali jika bos besar alias mertuanya ingin bertemu.
Maria termenung mendengar berita itu.

Tirta-Maria (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang