Hai semua apakabar kalian?
Masih ada yang baca cerita ini kah??* * * * *
Ku kira rencana menemaninya makan malam bersama klien tidak jadi setelah pergumulan kami barusan.
Tapi ternyata setelah saling berbagi keringat dan juga desahan, sikapnya yang cenderung dingin itu kembali lagi.
Bahkan tanpa malu ia bangkit dan berjalan menuju pintu kamar dalam keadaan telanjang dengan santainya, jangan lupakan handuk yang tadi menutupi tubuh bagian bawahnya ia sampirkan di bahu.
"Bersihkan diri dan bersiap. Jangan dandan terlalu heboh." Ujarnya seraya meletakkan sebuah kotak di atas kursi dekat meja rias ku dan berjalan keluar kamar.
Tak ada kecupan di kening apalagi bibir, seperti yang selalu ku baca di novel dewasa lainnya. Mungkin dia lelah dan ingin segera mandi di kamar mandi luar jadi aku bisa mandi di kamar. Perlahan aku bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.
Sumpah!
Dia habis minum obat kuat jenis apa sih!? Badanku rasanya pegal semua dan bagian intimku juga sakit akibat gempurannya. Terasa olehku cairan milik kami meleleh di paha dalam.
Jujur, aku menyukai saat bercinta dengannya, karena dia seperti bukan dirinya sehari-hari. Dia seolah memujaku setiap kali kami bercinta, namun sikapnya akan kembali dingin selepas kami bercinta. Seolah ia mempunyai kepribadian ganda.
Kini kami dalam perjalanan menuju lokasi atau lebih tepatnya menuju restauran tempat Mas Tirta makan malam bersama kliennya.
Sepanjang perjalanan kami hanya diam, bahkan aku mengantuk dan juga menahan nyeri di bagian intimku.
Duduk pun aku gelisah, rasanya seperti ada yang mengganjal di bawah namun tak ada apapun.
Hingga akhirnya Mas Tirta melirik dan bertanya padaku."Kenapa gelisah begitu?" Tanyanya seraya membelokkan mobil memasuki area restauran.
"Gak tau, tapi perut Saya sakit." Jawabku yang masih belum terbiasa berbicara biasa dengannya, masih formal.
"Kita kerumah sakit, muka kamu pucat!" Putusnya yang berhenti sejenak untuk memutar saat kami tiba di parkiran restauran.
"Eh jangan! Kita udah sampai masa putar balik. Kasian klien Bapak nungguin." Seruku yang tiba-tiba menahan gerakan tangannya saat akan memutar kemudi.
"Sekarang ini Saya suami kamu, bukan atasan kamu! Panggil Mas!" Omelnya saat mendengarku masih memanggilnya dengan sebutan Bapak.
Tiba-tiba saja nyeri di perut dan ku merasakan sesuatu mengalir di kaki. Aku menjerit seketika saat melihat lelehan cairan darah di kedua kakiku.
"Mas, berdarah!" Seruku sambil menunjukkan cairan merah kental. Segera saja Mas Tirta melajukan mobilnya mencari RS terdekat.
* * * * *
Ternyata darah yang mengalir tadi menandakan bahwa aku keguguran. Wajahku pias mendengar ucapan dokter yang berbicara dengan Mas Tirta.
Setelah mengatakan kondisiku padanya, mas Tirta berbalik dan mendapati ku menatapnya dalam diam. Dia mengusap wajahnya kasar dan berjalan ke arahku.
"Kamu keguguran. Dokter bilang kandungan kamu lemah dan harus bedrest beberapa minggu." Ucapnya tanpa berusaha menghiburku dengan pelukan atau ciuman menenangkan.
Bahkan dengan santainya ia mengatakan akan mengurus cuti ku selama sebulan.
Hey!
Apa tidak kesedihan di matamu?
Ini anakmu loh yang gugur, bukan bayi kucing!!
![](https://img.wattpad.com/cover/287703316-288-k852936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tirta-Maria (End)
General FictionSequel dari Cinta Lama Bersemi Kembali (Elmira & Banyu). Meski sequel tapi cerita mereka jauh dari kisah pertama (ElBa), jadi jangan berpatokan pada kisah pertama ya gaes, meski nama pemeran sebelumnya muncul disini. WARNING! ! 21+ MATURE CONTACT DE...