MHB 2

650 49 0
                                    

MHB-2

💕💕💕💕💕

-Maria POV-

Hari ini Bang Tirta mengajakku ke rumah besar alias rumah mertuaku.

Sesampainya kami disana, Mama Aryani berdiri menyambut kedatangan kami bersama Elmira dan juga baby Yusuf.

Aku melepaskan genggaman tanganku pada tangan Bang Tirta dan berlari menghampiri Mama dan Elmira lalu menggendong Yusuf. Sebelumnya aku memeluk Mama Aryani terlebih dahulu.

"Ya ampun Sha! Sekel amat anak lo! Berasa banget di gendongnya!" Seruku yang baru beberapa detik menggendong Yusuf sudah terasa beratnya.

Elmira, sahabat yang juga adik iparku itu terkekeh sambil mengajakku dan bayinya ke dalam, dengan Mama Aryani yang memeluk lengan kanan Bang Tirta.

"Iyalah sekel, makannya lahap banget nih anak bayi." Jawab Elmira seraya meraih Yusuf kembali dalam gendongannya.

"Anak nakal! Kenapa tidak pernah pulang dan mengunjungi Papa!?" Omel pria tua yang berdiri menjulang di depan kami.

Aku berjalan sedikit berlari dan memeluk pria tua kesayanganku. Papa mertua ku, Papa Kusuma.

"Papa...!" Seruku sambil memeluknya erat. Papa mengecup kepalaku dengan sayang, seperti yang biasa ia lakukan dulu saat aku masih jadi sekretaris kesayangannya.

"Bagaimana kabarmu, apa Tirta memperlakukanmu dengan baik? Bilang sama Papa kalau dia bersikap kasar padamu, mengerti!" Ujar Papa dengan tegas namun penuh kasih sayang saat mengucapkan itu.

Aku kembali memeluknya erat dan merasakan kasih sayang seorang Ayah yang selama ini ku rindukan. Sejak awal aku memang sudah menganggap Papa Kusuma seperti Papaku sendiri. Itulah sebabnya mengapa banyak yang salah tanggap akan kedekatan kami dulu.

"Bang Tirta memperlakukan Ria dengan sangat baik, Papa tenang aja ya. Ria bahagia dengannya, Pa." Jawabku menenangkan pria tua yang sangat ku sayangi ini.

Aku tau dia sangat mencemaskan ku, mengingat sikap Tirta yang jauh dari kata manis dan romantis. Tapi itu hanya berlaku untuk oranglain yang tak mengenalnya.

Beda sikapnya jika suamiku itu sedang bersamaku atau keluarganya yang lain. Dirinya akan berubah menjadi pribadi yang hangat dan manja padaku dan Mama. Kecuali dengan Papa dan Banyu. Mereka seolah menjadi musuh bebuyutan yang memperebutkan perhatian dan kasih sayang Mama.

Jika sudah begitu, aku dan Elmira memilih bermain dengan si penerus keluarga Wardhana Hadibawono. Siapa lagi jika bukan si anak bayi yang gembil.




💕💕💕💕💕




Setelah makan siang bersama, kami bersantai di ruang keluarga, sembari bermain dengan anak bayi. Tak lama Banyu tiba di rumah.

Papa Kusuma memutuskan untuk pensiun dan perusahaan di teruskan oleh Banyu, sedangkan Tirta meneruskan kembali usaha yang di rintisnya sejak lama itu. Salah satunya di bidang properti.

Usaha Tirta selain properti juga ada di bidang advertising, swalayan, dan juga mall. Ia memiliki tiga buah mall besar yang tersebar di tiga kota, salah satunya di Jakarta.

Tirta Mall, itulah nama dari mall yang di milikinya. Menggunakan namanya, simple dan mudah di ingat.

Saat ini aku dan Bang Tirta memutuskan untuk berbelanja di salah satu swalayan miliknya. Katanya sih sekalian inspeksi mendadak alias sidak. Meski begitu kami tidak pernah menggunakan privillage yang kami miliki sebagai pemilik tempat usaha untuk mengambil keuntungan, misalnya meminta harga diskon apalagi sampai tidak membayar.

Tirta-Maria (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang