[6] Kebohongan

82 14 1
                                    

Apa kamu pernah berbohong?
-Satria Yuda-

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Vote sebelum membaca yaa!

Happy Reading
☀☀☀

Pukul 05:15.
Azan subuh telah berkumandang beberapa menit yang lalu.

Si gadis mungil yang kemarin sore menangis di tengah hujan, masih tertidur lelap dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya terkecuali wajah.

Hangat selimut itu berhasil menghalangi udara dingin yang membuat tubuhnya membeku.

Gia menyukai hujan, tetapi Gia tidak menyukai udara yang terlalu dingin ketika dia tertidur. Semenjak Gia duduk di bangku SMA, dia tidak akan pernah tidur menggunakan kipas atau AC terkecuali suhu rungan benar-benar panas.

Jika keadaan sangat darurat, yang mengharuskannya tertidur dalam keadaan AC atau kipas menyala, maka dia akan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, tanpa membiarkan satu bagian tubuhnya terkena hempasan angin. Meski itu wajahnya.

Satu lagi...
Gia tidak suka tidur dalam kegelapan. Lampu kamarnya tidak akan pernah dimatikan, terkecuali siang hari.

Tidur lelapnya berhasil dikacaukan oleh suara ketukan pintu yang berasal dari ibunya.

Tok tok tok
"Gia, bangun sayang!"
"Giaaa ..."
"Sholat subuh Nak."

Gia membuka matanya dengan sangat malas, menyingkirkan selimut itu dengan kasar, lalu meregangkan tubuhnya di kasur.

Gia menguap sembari tengkurap, memeluk boneka beruang, "Ya Allah, aku masih ngantuk," Gia merengek seperti ingin menangis.

"Giaaa..."
"Sudah bangun belum?" panggil Widia sekali lagi.

Tak mau dimarahi oleh Widi, Gia segera berteriak, agar Widi berhenti mengetuk pintu kamarnya, "Iya Mah, aku sudah bangun."

"Cepetan keluar! Jangan tidur lagi yaa. Langsung sholat Nak."

"Iyaa Maaaah," sahut Gia sembari duduk dengan netra yang masih tertutup. Rambutnya berantakan seperti singa.

Gia merapihkan rambutnya, mengikatnya asal, "Kenapa waktu cepat sekali sih?"

"Perasaan ... aku baru saja tidur? Kenapa, tau-tau sudah pagi?" Gia mengoceh sendirian, tak sadar jika malam ini dia tertidur lebih awal, pukul 9 malam.

Gia berjalan keluar kamar untuk segera mengambil air wudhu. Dia berjalan seperti mumi, membiarkan selimutnya berantakan, bahkan ada bantal yang terjatuh ke lantai, tersenggol tubuhnya ketika dia turun dari kasur.

Rumahnya masih terlihat sepi, lampu di semua ruangan belum dihidupkan. Gia terus saja berjalan, fokus pada tujuan awal. Pergi ke toilet.

Ketika Gia sudah kembali dari toilet, netranya diperlihatkan dengan suatu hal yang menarik perhatiannya.

"Tumben sekali, kamar Zia terbuka?" Gia berjalan ke depan pintu kamar Zia, berniat mengintip sejenak, karena Gia belum juga sholat subuh.

Ternyataa, di dalam kamar itu ada Widi. Widi sedang duduk di samping kasur, memangku baskom kecil. Sedangkan Lukman, dia sedang duduk di kursi belajar.

Yaa...
Gia paham, apa yang sedang terjadi kepada Zia. Zia sedang sakit. Itu sering terjadi kepada Zia.

Gia segera masuk ke dalam kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh, menghentikan kekepoan yang ada di kamar Zia.
--
"Suhu tubuhnya masih panas ya Mah?" tanya Lukman.

Kisah Giandra [IU] On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang