[15] Apakah Ini Salah?

54 9 3
                                    

Aku ingin bahagia seperti orang lain! Apakah sesulit ini untuk mendapatkan cinta yang tulus?

-Kisah Giandra-

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Jangan lupa vote ya :)

Happy Reading
🌤️🌤️🌤️

Waktu sungguh berputar sangat cepat, hingga tak terasa hari sudah berganti, dan kini Giandra sudah berada di dalam kelas, mengikuti mata kuliah Hukum Tata Negara.

Dia berpenampilan seperti biasa. Mengenakan kemeja favoritnya dengan rok jeans di bawah lutut.

Hari ini Gia terlihat tidak kosen. Entah apa yang sedang diterangkan  oleh Dosen di depan kelas, Gia tak mendengarnya.

Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri?
Tidak, tidak seperti itu ....
Gia sama sekali tidak mendengarkan suara dosen tersebut karena dirinya sedang melamun sambil menatap punggung Satria.

Gia sudah seperti itu sejak pertengahan matakuliah, bahkan hingga sekarang dosen itu sudah pergi menutup matakuliah hari ini.

Dia seperti itu dengan cukup lama tanpa ada yang menyadarkannya, karena saat ini Gia duduk di kursi ujung paling belakang di samping teman kelasnya yang lain. Dia tidak berdekatan dengan Yeri dan Irene  karena dirinya telat datang 3 menit ketika kelas sudah dimulai.

Kreekkk ...
Ketika tak sengaja kursi yang Giandra duduki tersenggol oleh teman di sampingnya, barulah dia sadar menatap temannya yang sedang meminta maaf.

"Sorry ya ..."

"Iya gak papa kok," sahut Gia sambil tersenyum tipis.

Tiba-tiba netra Gia menjadi fokus kepada beberapa teman kelasnya yang sedang bucin. Mereka bergandengan hingga saling merangkul sembari berjalan keluar kelas.

Hal itu membuat Gia berdecak sebal seraya membereskan barang-barangnya yang ada di atas meja.

"Kenapa sih, orang-orang bisa bahagia?"
"Kenapa gue gak bisa kaya gituu?" celoteh Gia dengan suara pelan.

Setelah selesai merapihkan barang-barang di atas mejanya, Gia mengedarkan pandangan ke sisi kelas. Dia tidak menemukan keberadaan Satria and gengs di dalam kelas. Yang terlihat adalah dua kurcaci cantik yang sedang berjalan sambil tersenyum ke arahnya.

"Ish, gue bete banget sama dia." Lagi-lagi Gia mengoceh tentang Satria yang tiba-tiba hilang. Seolah-olah Satria melakukan kesalahan.

"Assalamualaikum Giaa," ucap Irene sembari memegang pundak Gia.

Mau tak mau, Gia langsung saja tersenyum kepada Irene dan Yeri, "Waalaikumsalam ughti."

Seperti inilah Giandra.
Sekacau apapun mood dia. Dia tidak akan menunjukkan hal itu kepada sahabatnya. Terkhusus kepada Yeri dan Irene. Apalagi hal yang membuatnya bete bukanlah mereka.

"Tumben banget kamu telat? Tadi malam begadang yaa?" tanya Yeri.

"Iya nih .... Aku kesiangan."
"Ditambah lagi, parkiran di gedung ini full banget. Aku sampai muter ke parkiran Dekanat."

"Yaampun, kasian banget sih anaknya Tante Widi," sahut Yeri dengan ekspresi prihatin.

"Oh iya ... Gimana kalau kita ke kosan aku aja? Matakuliah selanjutnya masih 3 jam lagi kan?"

Yeri dan Gia mengangguk setuju."Yuk ke sana ajaa. Aku juga ngantuk banget nih. Mau tidur dulu sebentar," Gia berbicara dengan suara manja, bahkan dirinya sudah menggandeng tangan Irene dan bersandar di tubuhnya.

Kisah Giandra [IU] On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang