[17] Hari Bahagia

51 10 0
                                    

Aku harap ... kebahagiaan ini akan bertahan selamanya.

🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️🌤️
Jangan lupa vote yaa🤍

Happy Reading
🌻🌻🌻

Jam sudah menunjukkan pukul 08:34 WIB.

Irene sudah duduk seorang diri di dalam kelas, membaca satu sisi bagian buku mata kuliah, sedangkan dua kursi di kanan kirinya masih kosong.

Teman kelasnya sudah banyak yang datang, tetapi herannya batang hidung Giandra dan Yeri belum juga terlihat.

Irene tidak terlalu menunggu kehadiran mereka. Dia hanya fokus pada buku bacaannya hingga pada akhirnya terlihat kehadiran Giandra yang sedang berjalan dengan wajah sumringah.

Aura pada dirinya terlihat berbeda.
Giandra terlihat sangat bahagia, bahkan pakaian yang dia kenakan hari ini berwarna cerah.

"Haii Irene," Giandra menyapa dengan senyuman yang sangat lebar, hingga sederet giginya terlihat.

Dia langsung duduk di samping Irene.

"Hai," sahut Irene dengan suara datar, karena dia bingung dengan sikap Giandra hari ini.

Belum lama itu, terlihat juga kehadiran Yeri dari arah pintu.

Ini anak terlihat sangat berbeda.
Dia terlihat seperti tebar pesona dengan senyuman yang dia gambarkan sembari berjalan.

Bukankah biasanya, dia selalu menekuk senyumannya ketika berjalan seorang diri?

Ketika netra Yeri bertemu pada Irene dan juga Giandra. Dia langsung melambaikan tangan.

"Assalamualaikum ukhti ..." ucapnya dengan suara riang, kepada Irene dan Giandra.

"Waalaikumsalam," sahut keduanya sambil bersalaman kepada Yeri, yang memulai semuanya.

Giandra yang hatinya sama-sama bahagia tetap tersenyum sangat lebar. Hanya Irene lah yang merasa aneh dengan kedua sahabatnya.

"Kalian berdua lagi kenapa sih?" Irene bertanya kepada Giandra dan Yeri dengan ekspresi bingung namun dia tetap tersenyum.

Karena mendapat pertanyaan yang sama dari Irene. Giandra dan Yeri saling memandang lalu tertawa.

"Hahahha, kamu yang kenapa?" Giandra malah membalikan pertanyaan itu kepada Irene.

"Iya, aneeh."
"Yang kenapa itu kamu Ren?"
"Kita berdua mah, gak ada masalah."
"Iya kan Gi?" Yeri bertanya kepada Giandra untuk menggoda Irene.

Irene yang merasa dipojokkan oleh kedua sahabatnya, langsung tersenyum heran, "Loh, kok jadi aku yang aneh?"

Irene menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kalian yang aneh ... Pagi-pagi udah senyum-senyum tanpa sebab!"

Giandra tak bisa menahan tawanya. Dia tertawa dengan suara besar, hingga tak sadar jika Satria, Fahmi dan Yoga memperhatikannya sambil berjalan menuju ke kursi yang akan mereka duduki.

Tawa Giandra sungguh menular.
Ketiganya yang tidak tahu apa topik pembahasan mereka, jadi ikut tersenyum.

Yeri menjawab, "Gini ya Irene Syabela ... Senyum itu ibadah. Gak ada salahnya dong, kalau aku sama Gia senyum di pagi hari?"

"Lumayan kan, kita dapat pahala."

Giandra mengangguk, "Hooh, betul kata Yeri ... Hari ini gak ada alasan untuk aku badmood. Jadi gak ada salahnya dong, kalau aku senyum?"

Kisah Giandra [IU] On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang