22

117 14 2
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh boul semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Senyuman Ozzy tak pernah luntur barang sedikitpun sejak ia mendudukan bokongnya di salah satu bangku kantin rumah sakit. Setelah hampir 1 bulan bekerja di sini, jujur saja Ozzy menunggu momen ini. Momen dimana Dias menepati janjinya saat terakhir kali berbicara akan menemaninya makan soto di kantin rumah sakit ini.

Dan setelah penantian tak lama itu, akhirnya kini Ozzy mampu melihat lagi bagaiman serunya mendengarkan celotehan gadis cantik di hadapannya ini. Mulutnya yang penuh namun terus berceloteh jelas menjadi ciri khas Dias, tak jarang Ozzy reflek ingin mengusap sudut bibirnya karena makan Dias yang seperti anak 5 tahun, sayangnya sebisa mungkin ia menahan pergerakan tangannya.

"Jadi Nadia itu udah beberapa bulan di sini?"

"Hooh, dia hebat sih. Bisa bayangin ga sih dia kan atlet terus tiba-tiba di kasih ujian kaya gini, kalo gue mah nangis," Celoteh Dias dengan mulut yang masih berisi makanan.

"Ibarat dokter bedah kaya kita, terus tangannya kenapa-napa," Komentar Ozzy santai.

Tak sadar saja bahwa Dias kini memelankan kunyahannya karena ingatannya melayang kembali pada waktu-waktu dimana tangannya hampir terluka. Ah atau tidak, lebih tepatnya saat sang ayah selalu ingin melukai dirinya. Benar, meski selalu di siksa, Dias termasuk beruntung bukan karena masih bisa melindungi harta berharganya? Meski ia tahu alasan sangat Ayah menahan diri untuk tak melukai tangannya adalah karena uang dan berujung Dias harus rela membayar dengan perih di punggung dan sekujur tubuhnya, tapi setidaknya tangannya yang berharga tak terluka bukan? Ya, setidaknya itu yang harus Dias syukuri sekarang.

"Iya, bener banget." Dias mengangguk, buru-buru mengubah mimiknya agar kembali ceria.

"Gimana Mas hampir sebulan kerja di sini? Aman ga?"

Ozzy mengangguk kalem saat itu. "Aman sih, cuma gue perhatiin lo emang sejarang itu ada di ruangan?"

"Hehe, biasa orang sibuk gue," Tutur Dias bergurau. Dengan tangan yang terus bergerak untuk menyendokan makanan ke mulutnya Dias melanjutkan.

"Gue suka ke ruangan ko, cuma tiap gue ke sana lo lagi pergi juga. Jadwal kita slek Mas haha."

"Ga apa-apa jadwal slek, asal bukan kita," Balas Ozzy yang di angguki Dias.

"Bener sih, tapi betewe inimah betewe lo ga ada jadwal apa? Tadi pas ketemu gue di IGD mau kemana?" Tanya Dias yang baru teringat belum menanyakan hal itu.

"Kosong ko, tadinya gue mau pulang cuma tiba-tiba penasaran sama soto yang kata lo itu gara-gara tadi ketemu. " Jawaban Ozzy yang jujur itu jadi mengundang kekehan renyah dari Dias.

"Haha anjirlah bisa-bisanya, eh gimana sotonya? Enak kan enak kan?" Tanya Dias bersemangat.

"Bener kata lo, satu doang inimah kurangnya. Kurang banyak," Jawab Ozzy yang memang sudah menghabiskan setengah porsi di mangkoknya.

"Pesen lagi dong, udah mau abis tuh." Kepala Dias menunjuk pada mangkok di hadapan Ozzy.

"Mau, ntar habis ini pengen lagi." Cengiran Ozzy juga mau tak mau jadi terbit.

Hal itu amat kontras dengan Dias yang hanya menggeleng, tak menyangka ternyata perut Ozzy sama-sama mampu menampung banyak seperti dirinya.

Namun getaran pada benda pipih yang di simpan Dias di atas meja kala itu berhasil membuat sendoknya kembali ia letakan ke mangkoknya. Gadis itu menghela nafasnya sebentar sebelum melihat siapa yang menghubunginya.

Begitu netranya membaca siapa yang mengubunginya, tubuh Dias seketika menegang. Ia juga jadi reflek melirik jam di pergelangan tangannya.

Mampus, ko udah satu jam aja, ga kerasa banget sialan.

Dengan enggan, Dias mengangkat panggilan tersebut. Sembari terus merafalkan doa yang di hafalnya, Dias berharap agar kali ini ada keajaiban untuknya agar tak kembali mendapat masalah kelak di rumahnya.

"Iya, Mah," Panggiln Dias diam-diam meneguk ludahnya.

"Lagi dimana, cantik?"

Matilah Dias, jika sang Mamah sudah memanggilnya dengan nada seperti tadi itu pertanda bahwa masalah menantinya kelak.

"Di RS Maa, bentar lagi Dias pulang, ya?" Ijinnya berharap banyak.

"Pulang Dias, saya tau jadwal kamu udah selesai dari 1 jam yang lalu. Enak banget kamu main tapi rumah berantakan ya. "

"Yaudah, Dias pulang sekarang. Mama mau di bawain sesuatu?"

"Maaah, tadi Mba udah beres-beres. Itu berantakan gara-gara tadi temen Keno ke rumah Maa astaga. Biarin sih Mba Dias ada keperluan kali."

Dapat Dias dengar dari sebrang sana Keno sedang berusaha membelanya, namun Dias malah tersenyum kecut. Mau bagaimana pun, Dias tetap harus berada di rumahnya jika kedua orang tuanya ada di rumah, bagaimanapun Dias tetaplah salah di mata mereka.

"Aku pulang sekarang, tungguin," Ucap Dias sebelum menutup panggilan itu.

Ia tak ingin terus mendengar pertengkaran antara Keno dan Mamahnya, ia tak ingin kian merasa bersalah karena membuat adiknya harus terus membelanya.

Maka dengan ringisan kecil, Dias menatap Ozzy yang juga tengah memperhatikannya.

"Mas, maafin kayanya gue harus langsung pulang deh. Mamah nyariin gue," Ucapnya tak enak hati.

"Gue anter ya?" Kata Ozzy menawarkan. Lelaki itu berharap kali ini Dias mau kembali di antar olehnya seperti kemarin-kemarin, karena sejujurnya Ozzy cukup khawatir melihat bagaimana gurat khawatir itu kembali tertangkap olehnya. Meski tak kentara seperti saat pertama mereka bertemu, namun tetap saja itu membuatnya memikirkan Dias.

"Ga apa-apa Mas, kali ini gue sendiri aja. Maaf yaa ga bisa nemenin lebih lama, next time gue temenin deh ya sampai lo kenyang hehe." Dias bangkit, setelah membereskan barangnya gadis itu menepuk pundak Ozzy sekilas.

"Mas duluan, maaf yaa. Cepet balik juga loo istirahat ntarnya. Daaah," Tutur Dias masih dengan nada cerianya.

"Hati-hati, kalau udah sampe kabarin gue," Teriak Ozzy yang hanya di balas oleh acungan jempol dari gadis yang tengah berlari kecil itu.

Di tempatnya Ozzy jadi menghela nafas, mengusap wajahnya pelan. Teringat kembali saat ia tak sengaja menguping pembicaraan Gema dan Dias tempo hari, membuatnya di liputi kekhawatiran. Jujur saja, gadis bermata jernih itu selalu memenuhi pikirannya belakangan ini, dan apakah kali ini Dias akan terluka lagi? Apakah Dias tengah berada dalam sebuah masalah lagi di rumahnya?

Yang Ozzy harap saat ini hanyalah semoga Dias baik-baik saja.




🐝🐝🐝

Iya ya, yuk mana doanya buat Dias awkwkwkw😃💜🐝💜🐝💜🐝

Abyss of PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang